Strategi Pencitraan Jokowi Dinilai Tak Lagi Efektif

Rabu, 14 November 2018 - 14:53 WIB
Strategi Pencitraan...
Strategi Pencitraan Jokowi Dinilai Tak Lagi Efektif
A A A
JAKARTA - Diksi politik genderuwo serta sontoloyo diyakini ditujukan kepada pihak Koalisi Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Pengamat Politik dari Universitas Jayabaya, Igor Dirgantara pun menduga, ada sosok konsultan politik di belakang Calon Presiden nomor urut 01 Jokowi yang saat ini dengan sengaja menjadikan sang petahana lebih garang menggunakan diksi-diksi agresif tersebut.

"Karena strategi pencitraan yang menjadi kekuatan utama Jokowi sudah tidak efektif lagi, seperti blusukan ke sawah atau masuk gorong-gorong," ujar Igor Dirgantara kepada SINDOnews, Rabu (14/11/2018).

Igor melihat pencitraan yang berlebihan sekarang cenderung kontraproduktif bagi petahana. "Misalnya, buat apa blusukan ke sawah kalau berasnya impor?" katanya.

"Tentu ini bisa diasumsikan bahwa kubu Jokowi melihat polemik ini bisa mempengaruhi pilihan masyarakat dalam memilih capres-cawapres," sambung Igor.

Dengan begitu, lanjut Igor, Jokowi bisa tetap menjadi pusat perhatian. Demi menjaga eksistensi, menurutnya petahana jelas membutuhkan narasi dan berharap publik lupa ada masalah yang seharusnya menjadi perhatian bersama.

"Sebaliknya, di kubu oposisi Prabowo-Sandi tidak percaya polemik ini dapat mempengaruhi pemilih. Karena dianggap gimmick politik Jokowi semata," tandasnya.

Dia melanjutkan, faktanya memang ada persoalan ekonomi yang dirasakan masyarakat saat ini, seperti daya beli, kesempatan kerja, dan harga kebutuhan pokok. Belum lagi, tambah dia dengan kasus penyiraman air keras terhadap Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi Novel Baswedan atau janji kepada guru honorer.

"Ini sunyi pemberitaan, akibat kegaduhan dari diksi-diksi yang muncul tersebut. Ruang bicara program dan visi-misi capres dan cawapres pun jadi terabaikan," pungkasnya.
(kri)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.1432 seconds (0.1#10.140)