Sejumlah Indikator Capres-Cawapres Dekati Milenial
A
A
A
JAKARTA - Alvara research center merilis hasil survei terbarunya, survei tersebut digelar pada 8-22 Oktober. Dalam survei ini Alvara turut mengukur bagaimana publik menilai masing-masing kandidat dalam mendekati pemilih milenial melalui beberapa indikator.
"Ada 5 indikator yaitu Praticality, Authenticity, Novelty, Interactivy, dan Creativity yang di singkat PANIC," ujar CEO Alvara research center, Hasanuddin Ali, di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (6/11/2018).
Untuk Praticality, Hasan menjelaskan, dalam indikator ini menilai kandidat yang menggunakan bahasa yang konkrit, membumi dan terukur. Dalam hal ini Joko Widodo 62,4 persen lebih unggul dibandingkan Prabowo Subianti dengan 45 persen.
Sementara Sandiaga Uno mendapat 44,7 persen dan KH Ma'ruf Amin 33,7 persen. Untuk Authenticity menilai kandidat yang tampil ada adanya dan pencitraan tidak berlebihan. Dalam hal ini Jokowi unggul dengan 87 persen disusul Ma'ruf dengan 67,9 persen, lalu Sandiaga Uno 57,5 persen dan terakhir Prabowo 52,9 persen.
Lalu Novelty, yakni kandidat yang memiliki ide gagasan baru, Jokowi dan Sandi bersaing ketat sama-sama mendapatkan 60,8 persen, disusul Prabowo 54,5 persen dan Ma'ruf dengan 40,6 persen.
Untuk indikator Interactivity yang menilai kandidat lebih interaktif dan tidak sekedar satu arah, Jokowi unggul dengan 60,3 persen diikuti Sandiaga 58,9 persen, lalu Prabowo 50 persen dan Ma'ruf 38,6 persen.
Dan terakhir untuk Creativity yang menilai cara-caea kreatif dalam berkomunikasi dengan pemilih, Sandi unggul dengan 62 persen, disusul Jokowi 59,8 persen, lalu Prabowo 50,2 persen dan Ma'ruf dengan 34,3 persen.
"Dengan demikian Jokowi unggul dalam Authenticity dan practicality. Sementara Sandiaga unghul di Creativity, dan keduanya bersaing ketat dalam indikator novelty dan Interactivity," jelas Hasan.
"Ada 5 indikator yaitu Praticality, Authenticity, Novelty, Interactivy, dan Creativity yang di singkat PANIC," ujar CEO Alvara research center, Hasanuddin Ali, di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (6/11/2018).
Untuk Praticality, Hasan menjelaskan, dalam indikator ini menilai kandidat yang menggunakan bahasa yang konkrit, membumi dan terukur. Dalam hal ini Joko Widodo 62,4 persen lebih unggul dibandingkan Prabowo Subianti dengan 45 persen.
Sementara Sandiaga Uno mendapat 44,7 persen dan KH Ma'ruf Amin 33,7 persen. Untuk Authenticity menilai kandidat yang tampil ada adanya dan pencitraan tidak berlebihan. Dalam hal ini Jokowi unggul dengan 87 persen disusul Ma'ruf dengan 67,9 persen, lalu Sandiaga Uno 57,5 persen dan terakhir Prabowo 52,9 persen.
Lalu Novelty, yakni kandidat yang memiliki ide gagasan baru, Jokowi dan Sandi bersaing ketat sama-sama mendapatkan 60,8 persen, disusul Prabowo 54,5 persen dan Ma'ruf dengan 40,6 persen.
Untuk indikator Interactivity yang menilai kandidat lebih interaktif dan tidak sekedar satu arah, Jokowi unggul dengan 60,3 persen diikuti Sandiaga 58,9 persen, lalu Prabowo 50 persen dan Ma'ruf 38,6 persen.
Dan terakhir untuk Creativity yang menilai cara-caea kreatif dalam berkomunikasi dengan pemilih, Sandi unggul dengan 62 persen, disusul Jokowi 59,8 persen, lalu Prabowo 50,2 persen dan Ma'ruf dengan 34,3 persen.
"Dengan demikian Jokowi unggul dalam Authenticity dan practicality. Sementara Sandiaga unghul di Creativity, dan keduanya bersaing ketat dalam indikator novelty dan Interactivity," jelas Hasan.
(maf)