Kata Pengamat Soal Perang Tempe Sandi vs Jokowi
A
A
A
JAKARTA - Peneliti politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Siti Zuhro menyambut baik perang blusukan antara calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo dengan calon wakil presiden nomor urut 02 Sandiaga Uno.
Blusukan ke pasar tradisional yang dilakukan kedua kontestan Pilpres 2019 itu dilakukan dalam rangka mengkonfirmasi harga bahan pokok di tingkat masyarakat.
"Menurut saya bagus untuk mengkonfirmasi seberapa mahal harga bahan makanan pokok di pasar. Oh, di sini mahal, di sana tidak," kata Siti di Hotel Mercure, Jakarta Barat, Kamis (1/11/2018).
Siti menilai, langkah para kontestan Pilpres 2019 blusukan ke masyarakat penting dilakukan. Hal itu untuk mendengar langsung aspirasi di tingkat akar rumput.
Namun demikian, Siti mengingatkan agar kontestasi dan hasil blusukan disampaikan dengan gamblang dan menghindari sarkastis. Siti mengatakan, sarkastis berpotensi memancing kemarahan para pendukung dari tiap kubu kontestan Pilpres.
"Dalam kondisi kita seperti saat ini, sebaiknya tutur kata para kompetitor ini dijaga. Kita dalam kondisi dahan kering, mudah terbakar, jadi jangan coba-coba. (Blusukan-red) ini adalah cara yang rasional dan konstitusional dalam kontestasi," ucap Siti.
Sebelumnya, calon wakil presiden nomor urut 02 Sandiaga Uno menyinggung mahalnya harga bahan pokok di pasar-pasar tradisional. Sandi bahkan menyindir kini tempe di pasar-pasar setipis kartu ATM.
(Baca juga: Sindir Kondisi Ekonomi, Sandiaga Sebut Tempe Kini Setipis ATM )
Seolah menjawab sindiran Sandi, Presiden Joko Widodo juga melakukan blusukan ke pasar tradisional di wilayah Bogor, beberapa waktu lalu.
(Baca juga: Hasil Blusukan Jokowi ke Pasar Tradisional: Tempe Masih Tebal )
Dalam blusukan itu, Jokowi tak menemukan kenaikan harga bahan pokok di pasar tradisional. Jokowi juga memastikan harga bahan pokok stabil.
Blusukan ke pasar tradisional yang dilakukan kedua kontestan Pilpres 2019 itu dilakukan dalam rangka mengkonfirmasi harga bahan pokok di tingkat masyarakat.
"Menurut saya bagus untuk mengkonfirmasi seberapa mahal harga bahan makanan pokok di pasar. Oh, di sini mahal, di sana tidak," kata Siti di Hotel Mercure, Jakarta Barat, Kamis (1/11/2018).
Siti menilai, langkah para kontestan Pilpres 2019 blusukan ke masyarakat penting dilakukan. Hal itu untuk mendengar langsung aspirasi di tingkat akar rumput.
Namun demikian, Siti mengingatkan agar kontestasi dan hasil blusukan disampaikan dengan gamblang dan menghindari sarkastis. Siti mengatakan, sarkastis berpotensi memancing kemarahan para pendukung dari tiap kubu kontestan Pilpres.
"Dalam kondisi kita seperti saat ini, sebaiknya tutur kata para kompetitor ini dijaga. Kita dalam kondisi dahan kering, mudah terbakar, jadi jangan coba-coba. (Blusukan-red) ini adalah cara yang rasional dan konstitusional dalam kontestasi," ucap Siti.
Sebelumnya, calon wakil presiden nomor urut 02 Sandiaga Uno menyinggung mahalnya harga bahan pokok di pasar-pasar tradisional. Sandi bahkan menyindir kini tempe di pasar-pasar setipis kartu ATM.
(Baca juga: Sindir Kondisi Ekonomi, Sandiaga Sebut Tempe Kini Setipis ATM )
Seolah menjawab sindiran Sandi, Presiden Joko Widodo juga melakukan blusukan ke pasar tradisional di wilayah Bogor, beberapa waktu lalu.
(Baca juga: Hasil Blusukan Jokowi ke Pasar Tradisional: Tempe Masih Tebal )
Dalam blusukan itu, Jokowi tak menemukan kenaikan harga bahan pokok di pasar tradisional. Jokowi juga memastikan harga bahan pokok stabil.
(dam)