Mendagri: Revolusi Mental Landasan Persatuan Bangsa
A
A
A
MANADO - Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo menghadiri dan menyampaikan pesan dari makna revolusi mental pada Kegiatan Rembuk Nasional Gerakan Indonesia Bersatu, Sabtu (27/10/2018) di Hotel Peninsula Manado, Sulawesi Utara. Acara Rembuk Nasional merupakan salah satu rangkaian dari Pekan Kerja Nyata (PKN) Revolusi Mental yang berlangsung mulai 26-28 Oktober 2018.
Tjahjo pada kesempatan tersebut menyampaikan pesan kritisnya, “Revolusi mental bukanlah berorientasi pada proyek atau sekedar instruksi pemerintah, tetapi harus menjadi gerakan sosial masyarakat Indonesia”. Tjahjo menuturkan berbagai hal perbaikan yang menjadi bagaian output dari setiap program revolusi mental, khususnya prilaku para aparatur pemerintahan dan masyarakat pada umumnya pada 4 (empat) tahun pelaksanaan Revolusi Mental telah banyak perubahan.
"Perbaikan itu antara lain semakin baiknya pelayanan publik, tingkat disiplin ASN dan masyarakat, kemandirian bangsa, kebersihan lingkungan, serta semakin kokohnya NKRI di tengah terpaan berbagai ideologi dunia," tutur Mendagri.
Menteri Tjahjo menaruh harapan besar dari setiap gerakan revolusi mental untuk dapat melembaga, bukan hanya bersifat seremonial. Makna dari revolusi mental harus mencerminkan mental bangsa Indonesia yang berlandaskan Pancasila.
“Inti dalam perubahan pola pikir, pola sikap dan pola prilaku yang dimaksudkan dalam revolusi mental,” tegasnya.
Tjahjo memaparkan kondisi faktual bangsa Indonesia yang multikultur sebagai modal dasar pembangunan, bukan sebagai potensi ancaman disintegrasi bangsa. Mendagri menegaskan, untuk menangkal dan mengatasi berbagai persoalan yang dapat memecah belah bangsa diperlukan sebuah upaya penanaman nilai-nilai kebangsaan yang merupakan jati diri bangsa bersumber dari Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika.
Tidak bosan-bosannya, Tjahjo mengingatkan, perlu adanya gerakan bersama dengan kesadaran yang sama menuju Indonesia yang bersatu dengan cara hindari ujaran kebencian, penyebaran berita bohong, dan isu SARA karena hal tersebut dapat memecah bangsa.
"Khusus untuk para Aparatur Sipil Negara dalam menghadapi tahun politik Pemilu serentak tahun 2019 jaga netralitas ASN, tingkatkan profesionalisme, jadilah agen perubahan serta penerang Revolusi Mental di masyarakat," tandasnya.
Tjahjo pada kesempatan tersebut menyampaikan pesan kritisnya, “Revolusi mental bukanlah berorientasi pada proyek atau sekedar instruksi pemerintah, tetapi harus menjadi gerakan sosial masyarakat Indonesia”. Tjahjo menuturkan berbagai hal perbaikan yang menjadi bagaian output dari setiap program revolusi mental, khususnya prilaku para aparatur pemerintahan dan masyarakat pada umumnya pada 4 (empat) tahun pelaksanaan Revolusi Mental telah banyak perubahan.
"Perbaikan itu antara lain semakin baiknya pelayanan publik, tingkat disiplin ASN dan masyarakat, kemandirian bangsa, kebersihan lingkungan, serta semakin kokohnya NKRI di tengah terpaan berbagai ideologi dunia," tutur Mendagri.
Menteri Tjahjo menaruh harapan besar dari setiap gerakan revolusi mental untuk dapat melembaga, bukan hanya bersifat seremonial. Makna dari revolusi mental harus mencerminkan mental bangsa Indonesia yang berlandaskan Pancasila.
“Inti dalam perubahan pola pikir, pola sikap dan pola prilaku yang dimaksudkan dalam revolusi mental,” tegasnya.
Tjahjo memaparkan kondisi faktual bangsa Indonesia yang multikultur sebagai modal dasar pembangunan, bukan sebagai potensi ancaman disintegrasi bangsa. Mendagri menegaskan, untuk menangkal dan mengatasi berbagai persoalan yang dapat memecah belah bangsa diperlukan sebuah upaya penanaman nilai-nilai kebangsaan yang merupakan jati diri bangsa bersumber dari Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika.
Tidak bosan-bosannya, Tjahjo mengingatkan, perlu adanya gerakan bersama dengan kesadaran yang sama menuju Indonesia yang bersatu dengan cara hindari ujaran kebencian, penyebaran berita bohong, dan isu SARA karena hal tersebut dapat memecah bangsa.
"Khusus untuk para Aparatur Sipil Negara dalam menghadapi tahun politik Pemilu serentak tahun 2019 jaga netralitas ASN, tingkatkan profesionalisme, jadilah agen perubahan serta penerang Revolusi Mental di masyarakat," tandasnya.
(wib)