Kata Pengamat Soal PDIP Kembali Usung Tagline Indonesia Hebat
A
A
A
JAKARTA - Menjelang Pemilihan Umum (Pemilu) yang digelar serentak pada 2019, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) kembali mengusung tagline Indonesia Hebat.
Menurut pengamat politik dari Universitas Al-Azhar Indonesia (UAI) Jakarta, Ujang Komaruddin, penggunaan tagline yang sama dengan Pemilu 2014 menunjukkan PDIP konsisten ingin mengimplementasikan cita-cita Bung Karno dalam Trisaktinya, yaitu, berdaulat secara politik, berdikari secara ekonomi, dan berkepribadian secara sosial budaya.
Tidak hanya itu, sambung dia, PDIP sepertinya ingin meneruskan perjuangan Sang Proklamator dalam menjadikan Indonesia hebat di masa depan.
“Kita tunggu saja karena rakyat menunggu janji itu, tapi juga harus hebat dalam pelaksanaan,” tuturnya, Kamis (25/10/2018).
Ujang mengatakan, saat ini merupakan momentum tepat untuk menjadikan Indonesia hebat. Agenda Pileg dan Pilpres serentak 2019 sejatinya harus melahirkan dan menghasilkan presiden dan wakil presiden, anggota legislatif, dan partai politik (parpol) pemenang pemilu yang dapat membawa Indonesia menuju kejayaan dan kehebatan.
“Kita rindu akan kehebatan tumpah darah Indonesia tercinta ini. Pemilu merupakan momentum terbaik untuk menjadikan Indonesia hebat dan bermartabat,” tandasnya.
Dia menuturkan, membangun Indonesia hebat pasti melalui proses jatuh bangun dan membutuhkan energi bangsa yang tidak sedikit. Selain itu juga memerlukan strategi dan kemauan dari seluruh komponen anak bangsa.
“Sesuatu yang hebat akan terlihat dan terpatri jika dilakukan secara bersama-sama. Kebersamaan merupakan modal dasar dalam menciptakan Indonesia hebat yang kuat dan berdaulat,” tandasnya.
Untuk menjadi Indonesia hebat, Ujang mengatakan paling tidak ada beberapa hal yang perlu dilakukan.
Pertama, membangun karakter bangsa. Caranya dengan mendorong institusi pendidikan menjadi garda terdepan dalam menciptakan generasi bangsa yang berkarakter.
Kedua, penguasaan terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi dengan cara mendukung kreativitas dan inovasi anak bangsa.
Ketiga, menciptakan ekonomi yang berbasis pada keadilan dan kerakyatan. Keempat, membangun TNI-Polri yang profesional.“Kelima, membangun birokrasi yang melayani. Terakhir, membangun persatuan dan kesatuan. Karena dengan bersatu kita bisa maju dan hebat,” tandasnya.
Dia berpesan bahwa gagasan hebat adalah gagasan yang bisa diimplementasikan dan menjadikan gagasan tersebut bukan semata-mata tugas partai politik, capres, capwapres, dan para caleg.
“Tetapi kewajiban kita semua sebagai anak bangsa untuk menjadikan Indonesia benar-benar hebat. Semua bergantung pada kita. Indonesia membutuhkan pengorbanan dan perjuangan kita,” katanya.
Ujang juga meminta parpol menjadi garda terdepan dalam membangun Indonesia hebat. Parpol sebagai wadah pencetak para pemimpin Indonesia masa depan, harus berfikir untuk menjadikan Indonesia yang betul-betul hebat.
“Hebat yang betul-betul dapat dirasakan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara,” tuturnya.
Ujang berharap parpol jangan hanya memikirkan kekuasaan dan jabatan semata. Namun melupakan cita-cita untuk membangun bangsa dan peduli atas nasib bangsa.
Jangan sampai, kata dia, parpol tersesat dalam pragmatisme politik dan melanggengkan kemunafikan, menorerir kolusi, korupsi, dan nepotisme (KKN), memperalat rakyat, melambaikan dan menumbuhkan nyinyiran sehingga menambah subur pertentangan.
“Partai politik harus yang terdepan dalam menjadikan Indonesia hebat,” tuturnya.
Menurut pengamat politik dari Universitas Al-Azhar Indonesia (UAI) Jakarta, Ujang Komaruddin, penggunaan tagline yang sama dengan Pemilu 2014 menunjukkan PDIP konsisten ingin mengimplementasikan cita-cita Bung Karno dalam Trisaktinya, yaitu, berdaulat secara politik, berdikari secara ekonomi, dan berkepribadian secara sosial budaya.
Tidak hanya itu, sambung dia, PDIP sepertinya ingin meneruskan perjuangan Sang Proklamator dalam menjadikan Indonesia hebat di masa depan.
“Kita tunggu saja karena rakyat menunggu janji itu, tapi juga harus hebat dalam pelaksanaan,” tuturnya, Kamis (25/10/2018).
Ujang mengatakan, saat ini merupakan momentum tepat untuk menjadikan Indonesia hebat. Agenda Pileg dan Pilpres serentak 2019 sejatinya harus melahirkan dan menghasilkan presiden dan wakil presiden, anggota legislatif, dan partai politik (parpol) pemenang pemilu yang dapat membawa Indonesia menuju kejayaan dan kehebatan.
“Kita rindu akan kehebatan tumpah darah Indonesia tercinta ini. Pemilu merupakan momentum terbaik untuk menjadikan Indonesia hebat dan bermartabat,” tandasnya.
Dia menuturkan, membangun Indonesia hebat pasti melalui proses jatuh bangun dan membutuhkan energi bangsa yang tidak sedikit. Selain itu juga memerlukan strategi dan kemauan dari seluruh komponen anak bangsa.
“Sesuatu yang hebat akan terlihat dan terpatri jika dilakukan secara bersama-sama. Kebersamaan merupakan modal dasar dalam menciptakan Indonesia hebat yang kuat dan berdaulat,” tandasnya.
Untuk menjadi Indonesia hebat, Ujang mengatakan paling tidak ada beberapa hal yang perlu dilakukan.
Pertama, membangun karakter bangsa. Caranya dengan mendorong institusi pendidikan menjadi garda terdepan dalam menciptakan generasi bangsa yang berkarakter.
Kedua, penguasaan terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi dengan cara mendukung kreativitas dan inovasi anak bangsa.
Ketiga, menciptakan ekonomi yang berbasis pada keadilan dan kerakyatan. Keempat, membangun TNI-Polri yang profesional.“Kelima, membangun birokrasi yang melayani. Terakhir, membangun persatuan dan kesatuan. Karena dengan bersatu kita bisa maju dan hebat,” tandasnya.
Dia berpesan bahwa gagasan hebat adalah gagasan yang bisa diimplementasikan dan menjadikan gagasan tersebut bukan semata-mata tugas partai politik, capres, capwapres, dan para caleg.
“Tetapi kewajiban kita semua sebagai anak bangsa untuk menjadikan Indonesia benar-benar hebat. Semua bergantung pada kita. Indonesia membutuhkan pengorbanan dan perjuangan kita,” katanya.
Ujang juga meminta parpol menjadi garda terdepan dalam membangun Indonesia hebat. Parpol sebagai wadah pencetak para pemimpin Indonesia masa depan, harus berfikir untuk menjadikan Indonesia yang betul-betul hebat.
“Hebat yang betul-betul dapat dirasakan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara,” tuturnya.
Ujang berharap parpol jangan hanya memikirkan kekuasaan dan jabatan semata. Namun melupakan cita-cita untuk membangun bangsa dan peduli atas nasib bangsa.
Jangan sampai, kata dia, parpol tersesat dalam pragmatisme politik dan melanggengkan kemunafikan, menorerir kolusi, korupsi, dan nepotisme (KKN), memperalat rakyat, melambaikan dan menumbuhkan nyinyiran sehingga menambah subur pertentangan.
“Partai politik harus yang terdepan dalam menjadikan Indonesia hebat,” tuturnya.
(dam)