Sikapi Geopolitik Dunia, Lemhanas Bahas Keamanan Global

Rabu, 24 Oktober 2018 - 18:23 WIB
Sikapi Geopolitik Dunia,...
Sikapi Geopolitik Dunia, Lemhanas Bahas Keamanan Global
A A A
JAKARTA - Pemerintah Indonesia mengajak negara-negara Indo Pasifik mewujudkan stabilitas keamanan kawasan. Dengan stabilitas, upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat dinilai dapat direalisasikan.

Hal itu disampaikan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi saat membuka Jakarta Geopolitical Forum ll (JGF) 2018 bertajuk Mapping The Future of Geopolitics yang diselenggarakan Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhanas) di Hotel Ritz Carlton, Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (24/10/2018).

"Kesejahteraan itu pasti akan terkait dengan masalah perdamaian. Jadi sekarang yang dilakukan Indonesia adalah berbicara dengan sebanyak mungkin mitra kita mengenai pengembangan konsep," ujarnya.

Menurut Retno, konsep yang dibangun mengenai Indo-Pasifik adalah menjanjikan situasi geopolitik yang saling menguntungkan dengan mengutamakan kolaborasi untuk kepentingan bersama, termasuk penciptaan pusat pertumbuhan baru.

"Dengan menghubungkan Pasifik dengan Indian Ocean yang kita harapkan adalah akan terjadi pusat pertumbuhan baru di Indian Ocean. Kalau terjadi penyebaran pusat pertumbuhan ekonomi baru berarti akan terjadi meningkatkan kesejahteraan," tuturnya.

Selain dengan negara-negara Asean, kata Retno, pihaknya juga sudah berbicara dengan negara-negara partner seperti Tiongkok, Rusia, Amerika Serikat, Jepang, Australia, India, Korea.

"Kita sudah bicara dengan keluarga kita ASEAN, karena konsep Indonesia akan menjadi konsep Asean yang akan meletakan ASEAN di tengah dalam sentrality dari pengembangan konsep tersebut. Intinya cuma satu, ini adalah DNA Indonesia dan DNA Asia, yaitu mengembangkan kemitraan, kerja sama," katanya.

Apalagi, sejarah memberi pelajaran bahwa kerja sama akan selalu lebih baik dari pada hanya bersaing. Untuk itu, Retno berharap, ke depan tatanan dunia jauh lebih baik mengingat kompleksnya tantangan yang dihadapi.

"Tidak ada pilihan lain selain kerja sama di antara negara-negara di dunia," katanya.

Retno juga menyebut perdamaian Palestina sangat berdampak global. Isu ini menjadi tolak ukur perdamaian dan stabilitas global di masa depan.Penyelesaian konflik Palestina dinilainya akan berdampak sangat signifikan terhadap upaya komunitas internasional membangun situasi global yang lebih damai dan stabil secara politik bahkan ekonomi.
"Isu Palestina selalu menjadi salah satu barometer untuk mengukur masa depan perdamaian dan stabilitas dunia," ucap Retno

Dia menegaskan, isu Palestina selalu menjadi perhatian Indonesia. Oleh karena itu, Indonesia akan terus berkomitmen mendukung kemerdekaan Palestina.

"Proses damai masih mandek, status quo tidak dihormati. Masa depan lima juta pengungsi Palestina juga terancam jika konflik Israel-Palestina tidak diselesaikan berdasarkan hukum internasional," ucapnya.

Gubernur Lemhanas Agus Widjojo mengatakan, forum ini merupakan even dua tahunan yang diselenggarakan Lemhanas untuk berbagi informasi dalam menyikapi perkembangan geopolitik dunia."Kita tahu dinamika geopolitik sangat mobat mabit sehingga perlu dicermati, bagaimana implikasinya ke Indonesia bagaimana Indonesia mengambil kebijakan strategis ke depannya," tuturnya.
Penyelenggaraan forum ini, kata Agus, tidak lepas dari inisiasi Tiongkok yang menghidupkan kembali Belt and Road Initiaties, perang dagang Amerika Serika dengan Tiongkok dan pelemahan Uni Eropa yang ditandai keluarnya Inggris atau Brexit."Forum ini memberikan kesempatan bagi para praktisi, profesional dan akademisi untuk bertukar pandangan tentang masa depan geopolitik. Semoga hasil ini dapat berdampak pada ketahanan nasional," katanya.
Dia menilai, saat ini batas-batas kedaulatan semakin memudar. Terutama, batas-batas kedaulatan informasi dan kebijakan.Dia mengakui saat ini masih ada pihak-pihak yang mencoba membawa pemikiran dan ideologi bangsa lain masuk ke Indonesia.Pemikiran tersebut dinilai baik meski kenyataannya membawa pendekatan konflik dan peperangan. "Meski dianggap membawa tatanan yang lebih baik, tapi jika menggunakan konflik dan menimbulkan peperangan, maka tidak akan pernah baik," ucapnya.
Menurut dia, Pancasila dan UUD 1945 tidak membuka peluang sedikitpun kepada pemikiran yang menjurus kepada konflik dan perang."Kita perkuat konsesus kebangsaan untuk tidak memberikan peluang sedikitpun, apalagi yang bisa menjurus konflik dan peperangan bagi bangsa kita," ucap Agus.
(dam)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0811 seconds (0.1#10.140)