Relawan Rumah Zakat Tetap di Lokasi Bencana hingga Masa Pemulihan

Rabu, 10 Oktober 2018 - 16:24 WIB
Relawan Rumah Zakat Tetap di Lokasi Bencana hingga Masa Pemulihan
Relawan Rumah Zakat Tetap di Lokasi Bencana hingga Masa Pemulihan
A A A
JAKARTA - Pemerintah melalui Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) akan mengakhiri masa pencarian dan evakuasi bencana gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah pada Kamis 11 Oktober 2018.

Menanggapi hal ini, CEO Rumah Zakat Nur Efendi menyampaikan bahwa timnya masih akan berada di lokasi dan melanjutkan ke tahap pemulihan.“Kami telah menyusun rencana keberlanjutan penanggulangan bencana pada fase transisi sampai fase rehabilitasi rekonstruksi, di antaranya berupa pelayanan sekolah darurat, penyediaan huntara, penyediaan sarana sanitasi, pembangunan mesjid, serta pemberdayaan ekonomi yang diharapkan mampu mendukung pemulihan lebih cepat,” tutur Nur Effendi kepada SINDOnews, Rabu (10/10/2018).
Sejak hari pertama bencana gempa dan tsunami yang menimpa Donggala, Palu, Sigi dan sekitarnya, tim Rumah Zakat telah diberangkatkan untuk melakukan tugas-tugas evakuasi, asesmen cepat, pelayanan medis, pelayanan psikososial, bantuan logistik dan superkurban (daging dalam kalender siap makan), serta pelayanan dapur umum bagi para pengungsi.

“Saat ini kami telah menerjunkan 45 tim evakuasi, 11 tim medis, tiga unit mobil ambulans dan satu unit mobil klinik,” tambah Irvan Nugraha, Chief Marketing Officer Rumah Zakat.

Seperti diperkirakan, jumlah korban meninggal dan hilang di Sulawesi Tengah terus bertambah.

Dari sumber Kepala Penerangan Kogasgabpad Sulawesi Tengah Kol Inf Muhammad Thohir, per Senin 8 Oktober 2018 korban meninggal dunia 1.944 jiwa dan dimakamkan di lima titik penguburan yang tersebar, hilang 683, tertimbun 152 serta luka-luka 2.549 orang.

Adapun penduduk yang mengungsi berjumlah 74.444 jiwa yang tersebar di 141 titik dengan jumlah rumah rusak sebanyak 65.773 unit.Pada hari ini, BNPB dan masyarakat akan memutuskan apakah setelah tanggal 11 Oktober 2018 akan terus dilanjutkan pencarian dan evakuasi.Hal tersebut dilakukan mengingat banyaknya korban yang masih terkubur atau hilang dan ada desakan dari masyarakat untuk meneruskan pencarian. Meski teorinya, setelah 14 hari jenazah akan sulit dikenali dan jika pencarian dilanjutkan akan membahayakan tim evakuasi mengingat penyakit yang akan timbul.
(dam)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4822 seconds (0.1#10.140)