Kesultanan Ternate Titip Bendera Merah Putih untuk Jokowi
A
A
A
JAKARTA - Satu dari 17 bendera Merah Putih yang dibawa dari Merauke sempat diinapkan di Kedaton atas permintaan Kesultanan selama rombongan Kirab Satu Negeri (KSN) GP Ansor keliling Ternate. Pagi ini, Tim Pataka KSN akan ke Kedaton Kesultanan untuk mengambil satu dari 17 bendera itu untuk di bawa ke Semarang, Jawa Tengah.
"Salah satu bendera diminta Kesultanan untuk diinapkan selama kirab ada di sini," ujar Ketua PW GP Ansot Maluku Utara, Salim Taib, Kamis (4/10/2018).
Diinapkannya satu bendera itu di Kedaton diharapkan menjadi simbol keikhlasan serta dukungan bahwa Kesultanan sangat mendukung pemerintahan, khususnya upaya memperkuat NKRI dan menyebarkan rasa kasih sayang untuk sesama.
Selain itu, Kesultanan menitipkan bendera itu agar disampaikan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat acara puncak Kirab Satu Negeri di Yogyakarta pada 26 Oktober nanti. "Semoga ini menjadi awal yang baik, melalui GP Ansor kita bisa memperkuat kebhinekaan dengan terjalinnya silaturahim dan kerja sama dengan kesultanan. Insya Allah Indonesia akan lebih baik," kata Salim Taib.
Selain itu, pihak Kesultanan juga berharap KSN sukses dan memberikan manfaat. Menurut Wakil Sekretaris Jenderal PP GP Ansor Muhammad A Idris, hal tersebut merupakan kabar yang mengembirakan semua pihak.
"Berkenannya pihak kesultanan untuk diberikannya bendera Merah Putih yang tersimpan di kedaton kepada Bapak Jokowi pada acara puncak kirab adalah simbol semakin kuatnya NKRI," ujar Muhammad A Idris.
Sementara itu, rombongan KSN GP Ansor bersama Kesultanan Ternate mengadakan ritual Alam Makolano atau doa bersama pada Rabu 3 Oktober 2018 malam. Acara itu dilakukan setelah ziarah kepara Aulia dan Kesultanan Ternate pagi harinya.
Doa bersama itu menjadi penutup secara spiritual setelah seharian melakukan napak tilas para makam leluhur Maluku Utara. Mulai dari Sultan Babullah yang letaknya di atas bukit terjal, sampai ke aulia tanpa nama yang juga diyakini sebagai tetua agama yang ikut membangun Kesultanan Ternate.
Rombongan mengelilingi pulau melalui jalur darat, berharap masyarakat juga merasa memiliki kegiatan ini. Sedangkan sore kemarin digelar juga acara dialog kebangsaan bertajuk Tantangan Nasionalisme Bagi Generasi Millenial di Cafe Djarot bersama aktivis kepemudaan dan mahasiswa Ternate.
Para aktivis kepemudaan diminta kreatif dalam mengemas gagasan keorganisasian serta wawasan Islam dan kebangsaan agar market kaderisasi milenial jadi tertarik.
"Salah satu bendera diminta Kesultanan untuk diinapkan selama kirab ada di sini," ujar Ketua PW GP Ansot Maluku Utara, Salim Taib, Kamis (4/10/2018).
Diinapkannya satu bendera itu di Kedaton diharapkan menjadi simbol keikhlasan serta dukungan bahwa Kesultanan sangat mendukung pemerintahan, khususnya upaya memperkuat NKRI dan menyebarkan rasa kasih sayang untuk sesama.
Selain itu, Kesultanan menitipkan bendera itu agar disampaikan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat acara puncak Kirab Satu Negeri di Yogyakarta pada 26 Oktober nanti. "Semoga ini menjadi awal yang baik, melalui GP Ansor kita bisa memperkuat kebhinekaan dengan terjalinnya silaturahim dan kerja sama dengan kesultanan. Insya Allah Indonesia akan lebih baik," kata Salim Taib.
Selain itu, pihak Kesultanan juga berharap KSN sukses dan memberikan manfaat. Menurut Wakil Sekretaris Jenderal PP GP Ansor Muhammad A Idris, hal tersebut merupakan kabar yang mengembirakan semua pihak.
"Berkenannya pihak kesultanan untuk diberikannya bendera Merah Putih yang tersimpan di kedaton kepada Bapak Jokowi pada acara puncak kirab adalah simbol semakin kuatnya NKRI," ujar Muhammad A Idris.
Sementara itu, rombongan KSN GP Ansor bersama Kesultanan Ternate mengadakan ritual Alam Makolano atau doa bersama pada Rabu 3 Oktober 2018 malam. Acara itu dilakukan setelah ziarah kepara Aulia dan Kesultanan Ternate pagi harinya.
Doa bersama itu menjadi penutup secara spiritual setelah seharian melakukan napak tilas para makam leluhur Maluku Utara. Mulai dari Sultan Babullah yang letaknya di atas bukit terjal, sampai ke aulia tanpa nama yang juga diyakini sebagai tetua agama yang ikut membangun Kesultanan Ternate.
Rombongan mengelilingi pulau melalui jalur darat, berharap masyarakat juga merasa memiliki kegiatan ini. Sedangkan sore kemarin digelar juga acara dialog kebangsaan bertajuk Tantangan Nasionalisme Bagi Generasi Millenial di Cafe Djarot bersama aktivis kepemudaan dan mahasiswa Ternate.
Para aktivis kepemudaan diminta kreatif dalam mengemas gagasan keorganisasian serta wawasan Islam dan kebangsaan agar market kaderisasi milenial jadi tertarik.
(kri)