Mahasiswa Pemrotes KH Ma'ruf Amin Diimbau Minta Maaf
A
A
A
JAKARTA - Ratusan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Bela KH Maruf Amin (AMAN) menggelar aksi unjuk rasa di depan kampus Universitas Sultan Ageng Tirtaya (Untirta), Kota Serang, Jumat 21 September 2018.
Aksi ini merupakan reaksi atas aksi pengusiran kepada KH Maruf Amin saat memberikan tausiah di Masjid Untirta beberapa waktu lalu. Dalam aksinya para mahasiswa membentang spanduk yang bertuliskan membela KH Maruf dan tulisan hentikan pemecah belah bangsa.
Koordinator Aksi Arief Al-Bantani menilai, aksi pengusiran terhadap KH Maruf Amin yang dilakukan oleh sejumlah mahasiswa Untirta merupakan tindakan yang zalim karena telah melakukan kritik yang tidak pada tempatnya.
"Kita meminta kepada para mahasiswa yang telah menggelar aksi mengusir KH Maruf Amin untuk meminta maaf secepatnya," ungkap Arief dalam siaran pers, Senin (24/9/2018).
(Baca juga: Ma’ruf Amin Ajak Akademisi Berpikir Bersama Demi Kemajuan Bangsa)
Dalam aksi ini, para mahasiswa menyatakan sikap agar menghentikan tindakan zalim terhadap KH Maruf dan menghentikan tindakan yang bisa memicu konflik. Mereka juga menyuarakan stop propoganda yang dibangun di kalangan mahasiswa dan hentikan kegaduhan politik jelang pemilu 2019.
Sebelumnya, KH Ma'ruf mengajak para civitas akademika Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) mempersiapkan generasi muda Indonesia yang berkualitas, bermoral dan berintegritas sebagai calon pemimpin masa depan.
Hal ini disampaikan saat Ma’ruf Amin memberikan tausiyah dalam Peringatan Tahun Baru 1440 Hijriyah dan Dies Natalies ke-37 Untirta di Masjid Syekh Nawawi Al-Bantani, Untirta, Serang, Banten, Senin (17/9/2018).
"Bangsa ini harus menyiapkan SDM yang handal untuk menopang semangat arus baru ekonomi Indonesia. Ini tugas Perguruan Tinggi. Semoga kita bisa hijrah menuju keadaan yg lebih baik," kata Ma'ruf Amin.
Arus Baru Ekonomi Indonesia adalah ekonomi yang menghilangkan kesenjangan dengan mengkolaborasikan yang kuat dengan yang lemah. Bukan membenturkan, tapi saling menopang, sehingga dua kelompok ini sama-sama kuat dan saling menguatkan.
"Mari kita hijrah dari arus lama ke arus baru. Kita perlu human capital, sumber daya yang kompetitif. Ini adalah tugas perguruan tinggi, menyiapkan sumber daya manusia yang kompetitif, terpelajar, memiliki semangat juang yang tinggi. Fighting spirit yang kontinyu dan berkelanjutan," ujarnya.
Aksi ini merupakan reaksi atas aksi pengusiran kepada KH Maruf Amin saat memberikan tausiah di Masjid Untirta beberapa waktu lalu. Dalam aksinya para mahasiswa membentang spanduk yang bertuliskan membela KH Maruf dan tulisan hentikan pemecah belah bangsa.
Koordinator Aksi Arief Al-Bantani menilai, aksi pengusiran terhadap KH Maruf Amin yang dilakukan oleh sejumlah mahasiswa Untirta merupakan tindakan yang zalim karena telah melakukan kritik yang tidak pada tempatnya.
"Kita meminta kepada para mahasiswa yang telah menggelar aksi mengusir KH Maruf Amin untuk meminta maaf secepatnya," ungkap Arief dalam siaran pers, Senin (24/9/2018).
(Baca juga: Ma’ruf Amin Ajak Akademisi Berpikir Bersama Demi Kemajuan Bangsa)
Dalam aksi ini, para mahasiswa menyatakan sikap agar menghentikan tindakan zalim terhadap KH Maruf dan menghentikan tindakan yang bisa memicu konflik. Mereka juga menyuarakan stop propoganda yang dibangun di kalangan mahasiswa dan hentikan kegaduhan politik jelang pemilu 2019.
Sebelumnya, KH Ma'ruf mengajak para civitas akademika Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) mempersiapkan generasi muda Indonesia yang berkualitas, bermoral dan berintegritas sebagai calon pemimpin masa depan.
Hal ini disampaikan saat Ma’ruf Amin memberikan tausiyah dalam Peringatan Tahun Baru 1440 Hijriyah dan Dies Natalies ke-37 Untirta di Masjid Syekh Nawawi Al-Bantani, Untirta, Serang, Banten, Senin (17/9/2018).
"Bangsa ini harus menyiapkan SDM yang handal untuk menopang semangat arus baru ekonomi Indonesia. Ini tugas Perguruan Tinggi. Semoga kita bisa hijrah menuju keadaan yg lebih baik," kata Ma'ruf Amin.
Arus Baru Ekonomi Indonesia adalah ekonomi yang menghilangkan kesenjangan dengan mengkolaborasikan yang kuat dengan yang lemah. Bukan membenturkan, tapi saling menopang, sehingga dua kelompok ini sama-sama kuat dan saling menguatkan.
"Mari kita hijrah dari arus lama ke arus baru. Kita perlu human capital, sumber daya yang kompetitif. Ini adalah tugas perguruan tinggi, menyiapkan sumber daya manusia yang kompetitif, terpelajar, memiliki semangat juang yang tinggi. Fighting spirit yang kontinyu dan berkelanjutan," ujarnya.
(maf)