Jaga Mutu Layanan KB, BKKBN Gelar Pelatihan Kesehatan Reproduksi

Senin, 03 September 2018 - 12:21 WIB
Jaga Mutu Layanan KB,...
Jaga Mutu Layanan KB, BKKBN Gelar Pelatihan Kesehatan Reproduksi
A A A
YOGYAKARTA - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) bekerjasama dengan Pusat Kesehatan Reproduksi Fakultas Kedokteran Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada mengadakan pelatihan keluarga berencana bertajuk “International Comprehensive Right-Based Family Planning Training”.

Pelatihan diikuti peserta dari negara kerjasama Selatan Selatan ini berlangsung selama 18 hari hingga 22 September 2018 di Fakultas Kedokteran Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada (UGM) dan RSUP dr. Sardjito DI Yogyakarta.

Menurut Kepala Pusat Pelatihan dan Kerjasama Internasional BKKBN, Hermansyah, pelatihan ini menjadi ajang untuk terus bersinergi antarnegara yang tergabung dalam kerjasama Selatan Selatan, bertukar informasi terkait keberhasilan dan hambatan pada penyelenggarakan keluarga berencana dan kesehatan reproduksi di negara masing-masing.

"BKKBN berterimakasih pada UGM yang telah bekerjasama dengan BKKBN untuk membangun Center of Excelence, kolaborasi dengan UNFPA yang secara kuat terus terbangun dan tentu saja kerjasama dengan Kementerian Sekretariat Negara yang telah memberikan dukungan teknis pada pelatihan ini," kata Hermansyah, saat membuka pelatihan di Yogyakarta, Senin (3/9/2018).

Pelatihan dilakukan setiap hari efektif dengan durasi 8 jam/hari dan. Peserta 12 orang/angkatan dari Bangladesh, Ghana, Papua New Guinea dan Timor leste. Bentuk pelatihan mulai dari sesi belajar mengajar di kelas, kelas keterampilan dengan manekin, kelas keterampilan dengan pasien simulasi, dan sesi tatap muka dengan pasien sesungguhnya.

Staf Ahli Bidang Politik Pertahanan dan Keamanan, Kementerian Sekretariat Negara, Gogor Oko Nurhayoko menyampaikan, pihaknya memberikan apresiasi kepada BKKBN, UNFPA, UGM yang telah bekerja keras menyelenggarakan kegiatan ini.

"Kami terus berkomitmen memfasilitasi pelaksanaan pelatihan internasional ini sebagai upaya mendukung secara penuh kerjasama selatan-selatan dan triangular," jelas Gogor.

Pelatihan ini diharapkan menjadi penyedia dan pengelola pelayanan keluarga berencana yang berketerampilan, peningkatan ketersediaan, aksesibilitas, penerimaan, dan kualitas pelayanan keluarga berencana, peningkatan angka penerimaan dan berkelanjutan, peningkatan angka prevalensi kontrasepsi, dan penurunan angka fertilitas maternal dan mortalitas maternal.

Annette Sachs Robertson UNFPA representative mengatakan bahwa keluarga berencana merupakan hak bagi semua pasangan dan mereka masih memerlukan peningkatan akses dan informasi pada layanan dan konsultasi keluarga berencana dan kesehatan reproduksi.

"Pada pelatihan kali ini kita mendatangkan ahli dari Universitas Indonesia dan Universitas Udayana sebagai upaya menjaga kualitas lebih baik disamping juga tentunya dari UGM," tegas Annette.

Pelatihan ini diharapkan dapat menjadi terobosan terbaru dalam menjembatani bagaimana menjalankan program keluarga berencana dengan mempertimbangkan aspek hak reproduktif klien. Melalui pelatihan ini diharapkan peserta dapat mengetahui dan mampu melakukan layanan seluruh metode kontrasepsi

Pelatihan menitikberatkan pada keleluasaan klien keluarga berencana untuk ikut berpartisipasi aktif menentukan rencana reproduksinya.Tujuan utama pelatihan adalah memberikan pengetahuan dan keterampilan untuk dapat memberikan pelayanan keluarga berencana dan menjaga mutu pelayanan keluarga berencana.

Dekan Fakultas Kedokteran Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada Prof. Ova Emilia, menjelaskan, pelatihan ini berdasarkan kompetensi yang memerlukan waktu yang lama, dengan 26 topik bahasan terkait keluarga berencana dan kesehatan reproduksi.
(akn)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0827 seconds (0.1#10.140)