Pelukan Jokowi-Prabowo Harus Ditiru Timses dan Pendukungnya

Kamis, 30 Agustus 2018 - 12:33 WIB
Pelukan Jokowi-Prabowo Harus Ditiru Timses dan Pendukungnya
Pelukan Jokowi-Prabowo Harus Ditiru Timses dan Pendukungnya
A A A
JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, merayakan kemenangan atlet pencak silat Asian Games 2018, Hanifan Yudani Kusumah, dengan berpelukan.

Keduanya hadir menyaksikan pertandingan yang digelar di Padepokan Pencak Silat di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur, Rabu (29/8/2018).

Momen ini berawal saat Hanifan yang baru saja dikalungi medali emas naik ke tribun VIP tempat Jokowi dan Prabowo duduk menonton pertandingan. Setelah memastikan memenangi medali emas usai mengalahkan atlet Vietnam Nguyen Thai Linh pada kelas C putra 55-60 kg, Hanifan menyalami Jokowi lalu Prabowo. Setelah itu Hanifan menarik kedua tokoh nasional itu berpelukan erat.

Pengamat komunikasi politik Universitas Pelita Harapan (UPH) Emrus Sihombing menilai, momen berpelukan Jokowi dan Prabowo sangat menyejukan dan patut ditiru oleh para kader pengusung serta kelompok masyarakat.

Emrus menjelaskan, ketika selama ini di media massa hubungan keduanya seolah-olah memanas, hal itu sebenarnya bukan karena hubungan kedua tokoh tersebut, tapi akibat ulah kader-kader partai dan juga ujaran masyarakat yang tertentu disampaikan di media.

"Apa yang dipertunjukkan kedua tokoh ini seharusnya ditiru oleh para tim sukses (timses) maupun para kader parpol pengusung, serta kelompok mayarakat tertentu," kata Emrus saat dihubungi SINDOnews.com, Kamis (30/8/2018).

(Baca juga: Jokowi-Prabowo Berpelukan, Sandiaga Uno Merinding)

Emrus juga menyebut berpelukannya Jokowi dan Prabowo dengan Hanifan memperlihatkan tidak ada permasalahan yang terjadi di antara keduanya.

"Ini (momen berpelukan Jokowi-Prabowo) menunjukkan bahwa kedua tokoh ini secara psikologi komunikasi mereka sungguh-sungguh tidak memperlihatkan mereka ada masalah," ujarnya.

Secara detail, Emrus menilai bahasa tubuh keduanya pada saat diajak berangkulan oleh Hanifan pun tidak saling menolak. Bahkan, Emrus melihat keduanya terlihat saling merangkul satu sama lain.

"Mereka otomatis saling merangkul. Ini perilaku yang tidak dirancang, tapi spontanitas dan biasanya ini di-drive oleh isi hati. Ketika mereka dirangkul, tidak ada satupun lambang nonverbal menolak. Bahkan mereka terlihat begitu dekatnya," tuturnya.
(maf)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8007 seconds (0.1#10.140)