Multiplier Effect Asian Games
A
A
A
PEMBUKAAN Asian Games ke-18 di Jakarta dan Palembang tersisa dua pekan. Berbagai persiapan menyambut pesta olahraga bangsa-bangsa se-Asia ini juga terus dimatangkan. Hingga kemarin, kesiapan arena ataupun infrastruktur penunjang dinyatakan siap.
Kesiapan Indonesia menyelenggarakan ajang empat tahunan ini disampaikan Menko Polhukam Wiranto di Jakarta kemarin. Hasil rapat dengan panitia pelaksana Asian Games 2018 (Inasgoc), Kemenpora, TNI, dan Polri disimpulkan bahwa persiapan penyelenggaraan sudah mendekati 100%. Penyediaan mulai fasilitas, kepanitiaan, hingga pengamanan dinilai baik. Di sisi lain, Jakarta juga terus dipercantik. Pembenahan jalan dan trotoar terus berjalan.
Tidak hanya itu. Persoalan kelancaran arus lalu lintas saat perhelatan berlangsung, juga jadi perhatian serius pemerintah. Pada Rabu (1/8) telah dilakukan simulasi rekayasa buka-tutup sejumlah pintu tol dan pemberlakuan ganjil-genap kendaraan. Hasilnya cukup memuaskan. Dari simulasi tersebut, jarak tempuh sekali perjalanan dari Wisma Atlet di Kemayoran-Gelora Bung Karno Senayan dan Wisma Atlet Taman Mini Indonesia Indah masing-masing 20 menit dan 27 menit. Seluruh rangkaian persiapan ini adalah bagian dari ikhtiar bangsa Indonesia untuk menjadi tuan rumah yang baik dan sukses.
Persiapan maksimal memang sangat penting dilakukan, sebab berhasil tidaknya penyelenggaraan Asian Games ini menjadi pertaruhan nama baik bangsa Indonesia. Namun, tentu tidak perlu terlalu khawatir berlebihan. Sepanjang persiapan dilakukan secara matang, dan disertai kolaborasi semua pihak, kegiatan ini akan berjalan sesuai harapan.
Indonesia layak belajar dari suksesnya Rusia menjadi penyelenggara Piala Dunia baru lalu. Negeri di Eropa ini menangguk banyak keuntungan setelah berhasil menjadi tuan rumah bagi 31 negara peserta. Keuntungan yang diraih bukan hanya dalam bentuk finansial, melainkan juga perbaikan citra Rusia di mata bangsa lain.
Sebelum putaran final digelar, Rusia di mata sebagian orang, tidak terkecuali sesama bangsa Eropa, merupakan negara yang tidak cukup aman. Namun, Rusia berhasil membalik semua persepsi negatif tentang mereka. Negara ini sukses menjadi tuan rumah dengan penyelenggaraan yang lancar dan memuaskan, termasuk dalam hal keamanan.
Ukuran kesuksesan Indonesia tidak lagi cukup hanya prestasi dan kelancaran penyelenggaraan. Asian Games ini membawa dampak multiplier effect untuk berbagai hal yang bersifat strategis. Salah satu bidang yang berpeluang terdampak adalah pariwisata. Asian Games harus dimanfaatkan untuk promosi sport tourism atau pariwisata olahraga.
Tren sport tourism dalam beberapa tahun terakhir terus tumbuh di banyak negara. Bahkan, sport tourism ini menjadi salah satu produk pariwisata unggulan yang potensial dalam menggaet turis. Selain perlombaan di Piala Dunia dan Olimpiade yang masuk kategori hard sport tourism, ada pariwisata olahraga yang mengedepankan unsur gaya hidup, antara lain lari, golf, dan balap sepeda. Ini termasuk soft sport tourism.
Indonesia sudah beberapa kali menyelenggarakan ajang lari seperti Jakarta Marathon, Bali Marathon, Yogya Marathon. Ajang balap sepeda bahkan lebih dulu ada, di antaranya Tour de Singkarak. Seluruh sport tourism di Tanah Air ini akan semakin menggema melalui promosi di ajang Asian Games ini.
Untuk mencapai tiga sukses di Asian Games yakni sukses prestasi, sukses penyelenggaraan, dan sukses promosi pariwisata olahraga, perlu kerja sama banyak pihak, antara lain Kementerian Pemuda dan Olahraga, Kementerian Pariwisata bekerja sama dengan swasta.
Ada beberapa kunci agar Asian Games ini bisa memberi efek signifikan bagi bangsa. Salah satunya kesiapan infrastruktur. Namun untuk urusan ini, Indonesia sudah bisa disebut siap karena semua arena kini sudah siap digunakan. Tinggal nanti bagaimana menyediakan fasilitas penunjang yang kelihatannya sepele tapi sangat penting, antara lain sarana ibadah yang mudah dijangkau, tempat sampah, toilet bersih.
Kunci lainnya adalah keterlibatan masyarakat. Publik Tanah Air harus bisa memberi citra yang baik, terutama saat perhelatan berlangsung. Pada saat bersamaan memang ada proses pencalonan presiden dan wakil presiden, tapi seyogianya itu tidak menimbulkan kegaduhan berlebihan. Semua demi nama baik Indonesia. Bahkan kalau perlu, masyarakat terjun langsung mengenalkan kekayaan budayanya melalui ajang ini.
Kesiapan Indonesia menyelenggarakan ajang empat tahunan ini disampaikan Menko Polhukam Wiranto di Jakarta kemarin. Hasil rapat dengan panitia pelaksana Asian Games 2018 (Inasgoc), Kemenpora, TNI, dan Polri disimpulkan bahwa persiapan penyelenggaraan sudah mendekati 100%. Penyediaan mulai fasilitas, kepanitiaan, hingga pengamanan dinilai baik. Di sisi lain, Jakarta juga terus dipercantik. Pembenahan jalan dan trotoar terus berjalan.
Tidak hanya itu. Persoalan kelancaran arus lalu lintas saat perhelatan berlangsung, juga jadi perhatian serius pemerintah. Pada Rabu (1/8) telah dilakukan simulasi rekayasa buka-tutup sejumlah pintu tol dan pemberlakuan ganjil-genap kendaraan. Hasilnya cukup memuaskan. Dari simulasi tersebut, jarak tempuh sekali perjalanan dari Wisma Atlet di Kemayoran-Gelora Bung Karno Senayan dan Wisma Atlet Taman Mini Indonesia Indah masing-masing 20 menit dan 27 menit. Seluruh rangkaian persiapan ini adalah bagian dari ikhtiar bangsa Indonesia untuk menjadi tuan rumah yang baik dan sukses.
Persiapan maksimal memang sangat penting dilakukan, sebab berhasil tidaknya penyelenggaraan Asian Games ini menjadi pertaruhan nama baik bangsa Indonesia. Namun, tentu tidak perlu terlalu khawatir berlebihan. Sepanjang persiapan dilakukan secara matang, dan disertai kolaborasi semua pihak, kegiatan ini akan berjalan sesuai harapan.
Indonesia layak belajar dari suksesnya Rusia menjadi penyelenggara Piala Dunia baru lalu. Negeri di Eropa ini menangguk banyak keuntungan setelah berhasil menjadi tuan rumah bagi 31 negara peserta. Keuntungan yang diraih bukan hanya dalam bentuk finansial, melainkan juga perbaikan citra Rusia di mata bangsa lain.
Sebelum putaran final digelar, Rusia di mata sebagian orang, tidak terkecuali sesama bangsa Eropa, merupakan negara yang tidak cukup aman. Namun, Rusia berhasil membalik semua persepsi negatif tentang mereka. Negara ini sukses menjadi tuan rumah dengan penyelenggaraan yang lancar dan memuaskan, termasuk dalam hal keamanan.
Ukuran kesuksesan Indonesia tidak lagi cukup hanya prestasi dan kelancaran penyelenggaraan. Asian Games ini membawa dampak multiplier effect untuk berbagai hal yang bersifat strategis. Salah satu bidang yang berpeluang terdampak adalah pariwisata. Asian Games harus dimanfaatkan untuk promosi sport tourism atau pariwisata olahraga.
Tren sport tourism dalam beberapa tahun terakhir terus tumbuh di banyak negara. Bahkan, sport tourism ini menjadi salah satu produk pariwisata unggulan yang potensial dalam menggaet turis. Selain perlombaan di Piala Dunia dan Olimpiade yang masuk kategori hard sport tourism, ada pariwisata olahraga yang mengedepankan unsur gaya hidup, antara lain lari, golf, dan balap sepeda. Ini termasuk soft sport tourism.
Indonesia sudah beberapa kali menyelenggarakan ajang lari seperti Jakarta Marathon, Bali Marathon, Yogya Marathon. Ajang balap sepeda bahkan lebih dulu ada, di antaranya Tour de Singkarak. Seluruh sport tourism di Tanah Air ini akan semakin menggema melalui promosi di ajang Asian Games ini.
Untuk mencapai tiga sukses di Asian Games yakni sukses prestasi, sukses penyelenggaraan, dan sukses promosi pariwisata olahraga, perlu kerja sama banyak pihak, antara lain Kementerian Pemuda dan Olahraga, Kementerian Pariwisata bekerja sama dengan swasta.
Ada beberapa kunci agar Asian Games ini bisa memberi efek signifikan bagi bangsa. Salah satunya kesiapan infrastruktur. Namun untuk urusan ini, Indonesia sudah bisa disebut siap karena semua arena kini sudah siap digunakan. Tinggal nanti bagaimana menyediakan fasilitas penunjang yang kelihatannya sepele tapi sangat penting, antara lain sarana ibadah yang mudah dijangkau, tempat sampah, toilet bersih.
Kunci lainnya adalah keterlibatan masyarakat. Publik Tanah Air harus bisa memberi citra yang baik, terutama saat perhelatan berlangsung. Pada saat bersamaan memang ada proses pencalonan presiden dan wakil presiden, tapi seyogianya itu tidak menimbulkan kegaduhan berlebihan. Semua demi nama baik Indonesia. Bahkan kalau perlu, masyarakat terjun langsung mengenalkan kekayaan budayanya melalui ajang ini.
(thm)