MARS Sinergi dengan BPIP Terkait Pelestarian Budaya Nusantara
A
A
A
JAKARTA - Audiensi dilakukan Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko dengan Majelis Agung Raja Sultan (MARS). Tema besar yang diusung yakni upaya menjaga NKRI melalui budaya. Hasilnya MARS diharapkan bersinergi dengan Badan Pembina Ideologi Pancasila (BPIP).
"MARS ini memiliki fungsi yang sangat strategis. Sebab, MARS memiiki fungsi sebagai pengembang, pelestari, sekaligus mengabadikan budaya nusantara. Hal ini tentu sangat terbuka bagi sinergi dengan pemerintah," ungkap Moeldoko.
Agenda audiensi di Ruang Rapat Utama, Bina Graha, Rabu 1 Agustus 2018 ini pun berjalan hangat. Moeldoko pun menyambut kedatangan para Raja, Sultan, Datuk, Panglesir, hingga Pemangku Adat.
Baginya MARS menjadi sistem penyeimbang terbaik di tengah percepatan teknologi dan merebaknya isu SARA. Sebab, Indonesia membutuhkan inovasi baru untuk mempertahankan budaya menjadi nilai kemasyarakatan.
"Atas nama pemerintah, kami ucapkan selamat atas terbentuknya MARS ini. Untuk meredam berbagai isu negatif, kami berharap MARS ini bisa bersinergi dengan BPIP. Tujuannya untuk mengisi kembali kekosongan sejarah, budaya, ideologi, dan wawasan adat kebangsaan," terangnya lagi.
Mengacu buku karya Ali Khamenei, Kepala Staf Kepresidenan ini pun mengingatkan maraknya perangkap perang budaya. Efek negatifnya menghantam beberapa sendi. Perang budaya melunturkan keyakinan agama.
Dampak lainnya kata Moeldoko, menghancurkan keyakinan ideologi hingga sikap skeptis masyarakat terhadap bangsa dan negaranya. "Indonesia membutuhkan pencerahan. Sebab, situasinya sekarang campur aduk," ungkapnya.
"Kami yakin, melalui eksistensi MARS, nilai budaya lokal dan nasional akan terus membaik. Harapannya ideologi sebagai bangsa dan negara Indonesia kembali solid. Sebab, tantangan ke depan akan lebih kuat dan kompleks," jelas Moeldoko lagi.
Upaya untuk mempertahankan kebudayaan nusantara direspon positif oleh MARS. Ketua Panembahan Agung Tedjowulan menjelaskan, MARS saat ini sudah mendapatkan surat tuga dari Kemendagri untuk mempertahankan kebudayaan nusantara. Namun, MARS juga akan membantu program pemerintah dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud).
"Kami bermaksud tetap mempertahankan kebudayaan di nusantara. Semoga kami semua bisa menjaga persatuan dan kesatuan bangsa. Apalagi, kami juga mengkoordinir dua kementerian untuk membangun poros peradaban. Ini juga sedang kami upayakan," pungkasnya.
"MARS ini memiliki fungsi yang sangat strategis. Sebab, MARS memiiki fungsi sebagai pengembang, pelestari, sekaligus mengabadikan budaya nusantara. Hal ini tentu sangat terbuka bagi sinergi dengan pemerintah," ungkap Moeldoko.
Agenda audiensi di Ruang Rapat Utama, Bina Graha, Rabu 1 Agustus 2018 ini pun berjalan hangat. Moeldoko pun menyambut kedatangan para Raja, Sultan, Datuk, Panglesir, hingga Pemangku Adat.
Baginya MARS menjadi sistem penyeimbang terbaik di tengah percepatan teknologi dan merebaknya isu SARA. Sebab, Indonesia membutuhkan inovasi baru untuk mempertahankan budaya menjadi nilai kemasyarakatan.
"Atas nama pemerintah, kami ucapkan selamat atas terbentuknya MARS ini. Untuk meredam berbagai isu negatif, kami berharap MARS ini bisa bersinergi dengan BPIP. Tujuannya untuk mengisi kembali kekosongan sejarah, budaya, ideologi, dan wawasan adat kebangsaan," terangnya lagi.
Mengacu buku karya Ali Khamenei, Kepala Staf Kepresidenan ini pun mengingatkan maraknya perangkap perang budaya. Efek negatifnya menghantam beberapa sendi. Perang budaya melunturkan keyakinan agama.
Dampak lainnya kata Moeldoko, menghancurkan keyakinan ideologi hingga sikap skeptis masyarakat terhadap bangsa dan negaranya. "Indonesia membutuhkan pencerahan. Sebab, situasinya sekarang campur aduk," ungkapnya.
"Kami yakin, melalui eksistensi MARS, nilai budaya lokal dan nasional akan terus membaik. Harapannya ideologi sebagai bangsa dan negara Indonesia kembali solid. Sebab, tantangan ke depan akan lebih kuat dan kompleks," jelas Moeldoko lagi.
Upaya untuk mempertahankan kebudayaan nusantara direspon positif oleh MARS. Ketua Panembahan Agung Tedjowulan menjelaskan, MARS saat ini sudah mendapatkan surat tuga dari Kemendagri untuk mempertahankan kebudayaan nusantara. Namun, MARS juga akan membantu program pemerintah dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud).
"Kami bermaksud tetap mempertahankan kebudayaan di nusantara. Semoga kami semua bisa menjaga persatuan dan kesatuan bangsa. Apalagi, kami juga mengkoordinir dua kementerian untuk membangun poros peradaban. Ini juga sedang kami upayakan," pungkasnya.
(maf)