Gatot Nurmantyo Ungkap Ada Hegemoni Politik dan Pembunuhan Parpol
A
A
A
JAKARTA - Mantan Panglima TNI, Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo mengakui saat ini dirinya bertindak sebagai penonton politik. Keadaan dirinya sama persis ketika menyaksikan pertandingan Piala Dunia yang telah berakhir beberapa waktu lalu. Kendati sebagai penonton politik, namun menurutnya ada sesuatu yang perlu dicermati.
"Ini ada hegemoni politik dan bahkan pembunuhan partai politik," ujar Gatot saat menjadi narasumber diskusi serial untuk edukasi pemilih di Jakarta Convention Center, Jakarta, Selasa (24/7/2018).
Gatot menilai, hegemoni dan pembunuhan parpol bisa dilihat dari penerapan presidential treshold yang dipatok menjadi 20% dimana perolehan suara partai tetap mengacu pada Pemilu 2014. Sementara Pemilu 2019 diputuskan secara serentak.
"Ada pemenang pileg yang memperoleh 19,9 persen sehingga dia tinggal menambah partai manapun juga, satu saja dan mendapat lebih dari 20 persen. Inilah yang saya katakan hegemoni," ungkapnya.
Kemudian kata Gatot, pembunuhan parpol dimaksudkan dia adalah mengenai Pasal 414 Undang-Undang Pemilu yang menetapkan ambang batas parlemen sebesar 4%. Menurut dia, partai yang tak lolos meski memiliki suara satu kursi akan diberikan kepada partai lain.
"Kelebihannya diberikan ke mana? partai lain. Apakah tau enggak saya. Kira-kira rela enggak, wong saya (misalnya maju dari) PKS kok kursinya ke sana (partai lain)," tandasnya.
"Ini ada hegemoni politik dan bahkan pembunuhan partai politik," ujar Gatot saat menjadi narasumber diskusi serial untuk edukasi pemilih di Jakarta Convention Center, Jakarta, Selasa (24/7/2018).
Gatot menilai, hegemoni dan pembunuhan parpol bisa dilihat dari penerapan presidential treshold yang dipatok menjadi 20% dimana perolehan suara partai tetap mengacu pada Pemilu 2014. Sementara Pemilu 2019 diputuskan secara serentak.
"Ada pemenang pileg yang memperoleh 19,9 persen sehingga dia tinggal menambah partai manapun juga, satu saja dan mendapat lebih dari 20 persen. Inilah yang saya katakan hegemoni," ungkapnya.
Kemudian kata Gatot, pembunuhan parpol dimaksudkan dia adalah mengenai Pasal 414 Undang-Undang Pemilu yang menetapkan ambang batas parlemen sebesar 4%. Menurut dia, partai yang tak lolos meski memiliki suara satu kursi akan diberikan kepada partai lain.
"Kelebihannya diberikan ke mana? partai lain. Apakah tau enggak saya. Kira-kira rela enggak, wong saya (misalnya maju dari) PKS kok kursinya ke sana (partai lain)," tandasnya.
(kri)