Ihwal Pandangan Keagamaan KH Said Aqil

Jum'at, 20 Juli 2018 - 06:31 WIB
Ihwal Pandangan Keagamaan...
Ihwal Pandangan Keagamaan KH Said Aqil
A A A
Faisal Ismail
Guru Besar Pascasarjana Fakultas Ilmu Agama Islam Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta

KETUA
Umum PBNU Prof Dr KH Said Aqil Siradj (se­lan­jut­nya disebut Kiai Said) belum lama ini me­nge­mukakan pandangan ke­aga­ma­an yang banyak ditanggapi oleh kiai Nahdliyin sendiri. Para kiai Nahdliyin menanggapi Kiai Said untuk menjernihkan poin-poin pandangan keagamaan be­liau yang dinilai tidak pas. Patut diapresiasi sorotan kritis para kiai Nahdliyin terhadap pandangan keagamaan Kiai Said.

Tulisan ini akan men­dis­ku­sikan dua poin pan­da­ngan ke­aga­maan Kiai Said, yai­tu ten­tang iblis yang diandaikan ikut salat berjamaah dan tentang Abdurrahman Wahid (Gus Dur) yang disebut belum di­ta­nyai Malaikat Munkar dan Nakir di alam kubur. Terus te­rang saya tidak ahli hukum Is­lam (sya­riah). Spesialisasi ke­ilm­uan saya adalah sejarah so­sial Islam. Saya hanya akan meng­gunakan lo­gi­ka sebagai pisau analisis.

Sebelum Kiai Said me­nge­mu­kakan pengandaiannya ten­­tang iblis ikut salat berjamaah, beliau menjelaskan perbedaan posisi kedua tangan dalam sal­at setelah seseorang me­la­ku­kan tak­biratul ihram. Misalnya me­nu­rut mazhab Syafi’ie, ke­dua ta­ngan diletakkan di pusar (di perut) seperti praktik yang la­zim dikerjakan oleh ke­ba­n­yak­an umat Islam di In­do­nesia.

Me­nurut mazhab Ha­n­bali yang biasanya diikuti kaum Wahabi, posisi kedua tangan mirip se­per­ti posisi kedua tangan ala maz­hab Syafi’ie, tetapi diangkat lebih ke atas sampai ke dada di­sertai dengan posisi kaki para ja­maah (dalam salat jamaah) yang rapat sehingga tidak ada celah di antara me­re­ka. Posisi kaki para jamaah salat yang rapat men­ce­gah iblis (setan) tidak bisa ma­suk ke da­lam shaf.

Seandainya Iblis Ikut Salat

Setelah mengemukakan ilus­trasi di atas, Kiai Said lantas me­ngatakan, “seandainya” ib­lis ma­suk ke dalam shaf dan ikut sa­lat berjamaah, saya kata be­liau serius dan man­tap ma­lah ber­syukur. “Pengandaian” Kiai Said mustahil terjadi. Mohon tidak berandai-andai dalam hal doktrin agama yang sangat mendasar, esensial, dan fun­da­mental. Maaf, cara pandang, premis, dan logika apa yang Pak Kiai pakai? Iblis sangat mus­ta­hil akan ikut salat (berjamaah).

Iblis dan setan turunannya ada­lah makhluk yang telah di­kutuk oleh Allah sampai akhir zaman dan menjadi musuh be­buyutan bagi manusia se­pan­jang masa dan sepanjang bua­na. Itulah sebabnya, setiap mus­lim dan muslimah ketika hendak melakukan pekerjaan di­ajarkan untuk membaca “au­dzubillahi minasy syai­tha­ni­r­rajim” (aku berlindung kepada Allah dari godaan setan yang terkutuk) karena setan men­ja­di musuh abadi manusia.

Kutukan dan laknat Allah terhadap iblis bermula ketika Allah memerintahkan semua ma­laikat bersujud kepada Adam. Para malaikat taat dan bersujud ke­pa­da Adam, kecuali iblis. Ke­tika Allah bertanya kepada iblis me­nga­pa dia tidak mau ber­su­jud ke­pada Adam, iblis dengan angkuh, sombong, dan congkak men­ja­wab bahwa dirinya yang di­cip­ta­kan dari api jauh lebih mulia dari­pada Adam yang di­ciptakan dari tanah. Karena in­g­kar, takabur, dan mem­bang­kang, iblis dan se­tan tu­run­an­nya dikutuk dan di­laknat Allah sampai akhir zaman.

Iblis inilah yang menggoda Adam dan Hawa di surga yang mengakibatkan keduanya di­tu­runkan Allah ke bumi. Sam­pai ke akhir zaman, pekerjaan iblis dan setan hanya meng­go­da ma­nu­sia dan men­je­ru­mus­kannya ke jalan kekafiran, ke­musyrikan, kesesatan, ke­mung­karan, ke­dur­hakaan, k­ef­a­si­kan, keja­hat­an, kemaksiatan, kem­unafikan, kekejian, dan perbuatan dosa. Bagaimana mungkin makhluk yang sangat di­kutuk dan dilaknat Allah sam­pai akhir zaman di­andaikan Kiai Said ikut salat ber­jamaah. Sungguh pe­ngan­daian Kiai Said tidak masuk akal dan su­dah di luar ajaran agama.

Malaikat Belum Menanyai Gus Dur

Gus Dur terkenal sebagai tokoh pen­ting NU dan di­kenal sebagai sosok pluralis, in­klusif, hu­­ma­nis, dan sangat kon­sen me­lin­dungi kelompok-ke­lom­pok mi­noritas di negeri ini. Gus Dur men­ja­bat sebagai Presiden RI ke-4 (1999-2001). Pada 30 Desem­ber 2009, Gus Dur wafat di Ja­karta dalam usia 69 tahun dan dimakamkan di kota ke­la­hir­an­nya, Jombang.

Sampai sekarang (2018), sudah 8,5 tahun Gus Dur wafat. Ku­run waktu 8,5 tahun sudah ter­hitung lama bagi wafatnya seseorang. Dalam pandangan keagamaan Kiai Said, sampai sekarang ini Malaikat Mung­kar dan Nakir masih antre dan be­lum menanyai Gus Dur di alam kubur, tentang misalnya, siapa Tuhanmu ( Man Ra­bbuka) dan pertanyaan-pertanyaan lain sesuai tugas malaikat.

Me­nga­pa? Kiai Said berdalil ka­re­na ma­kam Gus Dur di Jombang tidak pernah sepi dari peziarah, se­men­tara malaikat me­nung­gu se­pinya para peziarah untuk me­nanyai Gus Dur di alam ku­bur. Jadi malaikat, menurut ja­lan pikiran Kiai Said, masih an­tre dan belum punya peluang me­nanyai Gus Dur akibat arus peziarah yang terus menerus berdatangan ke makamnya. Lo­gi­ka, premis, dan persepsi apa yang Kiai Said pakai dalam men-judge bahwa Gus Dur di alam kubur belum ditanyai malaikat?

Saya tidak sependapat de­ngan Kiai Said dengan ar­gu­men be­rikut ini. Pertama, tugas Ma­lai­kat Mungkar dan Nakir yang di­berikan Allah untuk me­na­nyai seseorang di alam kubur ada­lah urusan gaib. Kiai Said kok bisa mengetahui secara pasti bah­wa malaikat sampai se­ka­rang belum menanyai Gus Dur di alam ku­bur?

Kedua, ti­dak ada exception apa pun al­a­sannya, ti­dak ada spe­cial treat­ment ke­pada siapa pun orang­nya, semua orang (ter­ma­suk Gus Dur) yang meninggal dan dikubur akan cepat ditanyai ma­laikat. Ketiga, setelah je­na­zah seseorang di­ma­kam­kan ter­ma­suk je­na­zah Gus Dur pasti ada masa sepi, yaitu ke­tika para pe­ngantar jenazah (pe­takziah) su­­dah mening­gal­kan makam.

Pa­da saat itu, ma­laikat me­lak­sa­na­kan tugasnya. Pernyataan Kiai Said bahwa sampai se­ka­rang (su­dah 8,5 tahun berlalu) malaikat masih antre dan belum me­na­nyai Gus Dur di alam ku­bur ada­lah fiksi bukan realitas.
(maf)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8163 seconds (0.1#10.140)