Peluang Terbentuknya Koalisi Keumatan Dinilai Terbuka Lebar
A
A
A
JAKARTA - Imam Besar Front Pembela Islam (FPI), Habib Rizieq Shihab menyampaikan keinginannya agar dibentuk koalisi keumatan yakni Partai Gerindra, PKS, PAN dan PBB. Hal itu disampaikan pria yang akrab disapa Habib Rizieq saat ditemui Ketua Umum Gerindra, Prabowo Subianto dan Ketua Dewan Kehormatan PAN, Amien Rais di Mekkah, Arab Saudi.
Ketua Presidium Perhimpunan Masyarakat Madani (Prima), Sya'roni menilai, peluang terbentuknya koalisi keumatan yang diusulkan Habib Rizieq tetap terbuka lebar.
"Pertemuan Makkah dapat dijadikan awal komitmen untuk membangun komunikasi yang lebih intens antar empat parpol tersebut," ujar Sya'roni saat dihubungi SINDOnews, Senin (4/6/2018).
Roni sapaan akrabnya mengatakan, kendala terberat adalah menentukan sosok calon wakil presiden yang akan mendampingi calon presiden (capres) katakanlah Prabowo Subianto nantinya, karena ketiga parpol merasa memiliki sosok yang sama-sama layak menjadi cawapres.
Menurut dia, PKS tentu tidak mau lagi melepaskan peluang cawapres setelah Pilpres 2014 menyerahkannya kepada PAN. Demikian juga PAN juga pasti ngotot ingin menjadi cawapres, melihat manuver Ketua Umum PAN yang intens menggelar silaturahmi politik. Bahkan PBB pun ada minat juga menjadi cawapres.
"Maka sebagai solusinya, poros keumatan ini sebaiknya menggandeng tokoh di luar dari tiga parpol tersebut," paparnya.
Roni menilai, dari kalkukasi politik hanya poros keumatan saja yang mampu mengalahkan petahana Presiden Joko Widodo (Jokowi). Jika sampai terbentuk poros ketiga, bisa dipastikan Jokowi akan mudah melenggang ke periode kedua.
"Momentum saat ini dimana Jokowi sudah dianggap musuh bersama, maka peluang untuk mengalahkan Jokowi sangat terbuka jika keempat parpol ini tetap bersatu dalam koalisi keumatan," pungkasnya.
Ketua Presidium Perhimpunan Masyarakat Madani (Prima), Sya'roni menilai, peluang terbentuknya koalisi keumatan yang diusulkan Habib Rizieq tetap terbuka lebar.
"Pertemuan Makkah dapat dijadikan awal komitmen untuk membangun komunikasi yang lebih intens antar empat parpol tersebut," ujar Sya'roni saat dihubungi SINDOnews, Senin (4/6/2018).
Roni sapaan akrabnya mengatakan, kendala terberat adalah menentukan sosok calon wakil presiden yang akan mendampingi calon presiden (capres) katakanlah Prabowo Subianto nantinya, karena ketiga parpol merasa memiliki sosok yang sama-sama layak menjadi cawapres.
Menurut dia, PKS tentu tidak mau lagi melepaskan peluang cawapres setelah Pilpres 2014 menyerahkannya kepada PAN. Demikian juga PAN juga pasti ngotot ingin menjadi cawapres, melihat manuver Ketua Umum PAN yang intens menggelar silaturahmi politik. Bahkan PBB pun ada minat juga menjadi cawapres.
"Maka sebagai solusinya, poros keumatan ini sebaiknya menggandeng tokoh di luar dari tiga parpol tersebut," paparnya.
Roni menilai, dari kalkukasi politik hanya poros keumatan saja yang mampu mengalahkan petahana Presiden Joko Widodo (Jokowi). Jika sampai terbentuk poros ketiga, bisa dipastikan Jokowi akan mudah melenggang ke periode kedua.
"Momentum saat ini dimana Jokowi sudah dianggap musuh bersama, maka peluang untuk mengalahkan Jokowi sangat terbuka jika keempat parpol ini tetap bersatu dalam koalisi keumatan," pungkasnya.
(kri)