Jaring Calon untuk Pilpres, Golkar Diharapkan Gelar Rapimnas
A
A
A
JAKARTA - Partai Golkar sebaiknya menggelar Rapat Pimpinan Nasional atau Rapimnas untuk menjaring sejumlah nama yang bakal diusulkan sebagai bakal calon wakil presiden (Cawapres).
Penentuan nama bakal calon cawapres memalui forum Rapimnas ini merupakan cara yang paling demokratis karena menyerap semua aspirasi daerah.
Hal itu dikatakan anggota Dewan Kehormatan DPP Partai Golkar, Prof Anwar Arifin, menanggapi bursa cawapres dari Golkar yang akan diusung dalam Pilplres 2019 mendatang.
"Saya kira forum yang paling baik adalah menggelar Rapimnas. Siapa pun nama –nama yang terpilih menjadi bakal calon, sudah sangat legitimate karena dipilih melalui Rapimnas,” ucap Anwar Arifin dalam siaran pers, Jumat (4/5/2018).
Usulan menggelar Rapimnas kata mantan anggota DPR dua periode ini, untuk membiasakan tradisi demokrasi di internal partai dan menghindari pengambilan keputusan yang sentralistik, apalagi untuk sebuah keputusan yang strategis.
"Jadi, aspirasi seluruh daerah harus diakomodasi, lalu dikerucutkan untuk diputuskan," katanya.
Anwar Arifin yang dikenal juga sebagai pakar komunikasi ini menegaskan, untuk menggelar Rapimnas tidak sulit, apalagi soal cawapres adalah masalah yang sangat strategis bagi Partai Golkar.
"Bisa secepatnya digelara Rapimnas, satu hari cukup, karena agendanya sudah jelas penentuan bakal calon wakil presiden," katanya.
Menurut Anwar, sebagai sebuah usulan yang moderat, idealnya bisa dipilih lima sampai tujuh nama bakal cawapres. Siapa saja mereka, rapimnas yang menjaring dan memutuskan.
"Sebab aspirasi setiap DPD atau daerah kan beda-beda. Maka forum Rapimnas inilah yang berwenang," tambahnya.
Seperti diketahui, model penjaringan bakal calon presiden atau bakal cawapres telah dilakukan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) melalui Musyawarah Majelis Syuro VI pada awal tahun ini. Dengan menghasilkan sembilan nama antara lain Ahmad Heryawan, Hidayat Nur Wahid, dan M Anis Matta.
(maf)
Penentuan nama bakal calon cawapres memalui forum Rapimnas ini merupakan cara yang paling demokratis karena menyerap semua aspirasi daerah.
Hal itu dikatakan anggota Dewan Kehormatan DPP Partai Golkar, Prof Anwar Arifin, menanggapi bursa cawapres dari Golkar yang akan diusung dalam Pilplres 2019 mendatang.
"Saya kira forum yang paling baik adalah menggelar Rapimnas. Siapa pun nama –nama yang terpilih menjadi bakal calon, sudah sangat legitimate karena dipilih melalui Rapimnas,” ucap Anwar Arifin dalam siaran pers, Jumat (4/5/2018).
Usulan menggelar Rapimnas kata mantan anggota DPR dua periode ini, untuk membiasakan tradisi demokrasi di internal partai dan menghindari pengambilan keputusan yang sentralistik, apalagi untuk sebuah keputusan yang strategis.
"Jadi, aspirasi seluruh daerah harus diakomodasi, lalu dikerucutkan untuk diputuskan," katanya.
Anwar Arifin yang dikenal juga sebagai pakar komunikasi ini menegaskan, untuk menggelar Rapimnas tidak sulit, apalagi soal cawapres adalah masalah yang sangat strategis bagi Partai Golkar.
"Bisa secepatnya digelara Rapimnas, satu hari cukup, karena agendanya sudah jelas penentuan bakal calon wakil presiden," katanya.
Menurut Anwar, sebagai sebuah usulan yang moderat, idealnya bisa dipilih lima sampai tujuh nama bakal cawapres. Siapa saja mereka, rapimnas yang menjaring dan memutuskan.
"Sebab aspirasi setiap DPD atau daerah kan beda-beda. Maka forum Rapimnas inilah yang berwenang," tambahnya.
Seperti diketahui, model penjaringan bakal calon presiden atau bakal cawapres telah dilakukan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) melalui Musyawarah Majelis Syuro VI pada awal tahun ini. Dengan menghasilkan sembilan nama antara lain Ahmad Heryawan, Hidayat Nur Wahid, dan M Anis Matta.
(maf)