Perkemahan Wirakarya Perguruan Tinggi Keagamaan Dorong Ecowisata
A
A
A
PEKANBARU - Kementerian Agama (Kemenag) kembali menggelar Perkemahan Wirakarya Perguruan Tinggi Keagamaan ke-XIV. Kegiatan yang diikuti 1.500 pramuka dari berbagai perguruan tinggi keagamaan se-Indonesia tersebut salah satunya bertujuan meningkatkan ecowisata di perdesaan.
"Kami berharap kegiatan perkemahan wirakarya ke-XIV ini mampu meningkatkan skill serta ukhuwah anggota pramuka dari perguruan tinggi keagamaan dari seluruh Indonesia," ujar Ketua Panitia Perkemahan Wirakarya Perguruan Tinggi Keagamaan ke-XIV Kamaruddin Amin, di Bumi Perkemahan UIN Sultan Syarif Kasim, Pekanbaru, Riau, Kamis (3/5/2018).
Dia menjelaskan peserta perkemahan wirkarya tahun ini lebih beragam. Jika sebelumnya hanya diikuti pramuka dari perguruaan keagamaan Islam saja, namun tahun ini juga diikuti pramuka perguruaan keagamaan nonmuslim juga perwakilan dari luar negeri.
"Total ada 56 perguruan tinggi keagamaan Islam juga ada delegasi dari perguruan tinggi nonmuslim serta delegasi pramuka mahasiswa dari Malaysia," jelasnya.
Pria yang juga menjabat Dirjen Pendidikan Islam Kemenag ini mengatakan kegiatan PW PTK XIV tahun ini akan digelar hingga 10 hari kedepan. Ribuan pramuka pandega akan mengikuti berbagai kegiatan seperti basecamp hingga bakti karya di empat wilayah di Riau.
Kegiatan basecamp dilaksanakan di Bumi Perkemahan Kampus UIN Suska Riau, sedangkan bakti karya dilakukan di Desa Alam Panjang Kecamatan Tambang Kabupaten Kampar; Desa Aur Sati, Kabupaten Kampar; Desa Okura, Kecamatan Rumbai Pesisir, Kota Pekanbaru; dan Desa Limau Manis, Kabupaten Kampar. "Saat basecamp para pandega bersama bertukar pengalaman dan mengikuti berbagai pelatihan seperti pengunaan media sosial yang produktif serta diskusi mengenai toleransi," ujarnya.
Terkait kegiatan bakti karya, lanjut Kamaruddin, pramuka akan dikirim ke lokasi karya bakti untuk melakukan kegiatan pengabdian masyarakat. Tahun ini kegiatan bakti karya diarahkan untuk mendorong kegiatan eco-wisata. Para peserta perkemahan wirakarya akan memfasilitasi pembangunan fasilitas wisata seperti anjungan, gazibu, sarana outbond, hingga spot selfie.
"Kami berharap pandega bisa memolopori pengelolaan objek wisata di desa-desa sehingga bisa memberi kontribusi ekonomi bagi warga," katanya.
Dia menegaskan, kepeloporan di bidang ecowisata yang dilakukan para pandega harus tetap memperharikan kearifan lokal. Di setiap desa lokasi bakti, peserta perkemahan diwajibkan untuk berbaur dengan masyarakat setempat.
"Potensi wisata pendidikan yang dikembangkan harus memperhatikan sosial-budaya msayarakat dan dikerjakan secara bersama-sama antara anggota Pramuka dengan masyarakat," pungkasnya.
"Kami berharap kegiatan perkemahan wirakarya ke-XIV ini mampu meningkatkan skill serta ukhuwah anggota pramuka dari perguruan tinggi keagamaan dari seluruh Indonesia," ujar Ketua Panitia Perkemahan Wirakarya Perguruan Tinggi Keagamaan ke-XIV Kamaruddin Amin, di Bumi Perkemahan UIN Sultan Syarif Kasim, Pekanbaru, Riau, Kamis (3/5/2018).
Dia menjelaskan peserta perkemahan wirkarya tahun ini lebih beragam. Jika sebelumnya hanya diikuti pramuka dari perguruaan keagamaan Islam saja, namun tahun ini juga diikuti pramuka perguruaan keagamaan nonmuslim juga perwakilan dari luar negeri.
"Total ada 56 perguruan tinggi keagamaan Islam juga ada delegasi dari perguruan tinggi nonmuslim serta delegasi pramuka mahasiswa dari Malaysia," jelasnya.
Pria yang juga menjabat Dirjen Pendidikan Islam Kemenag ini mengatakan kegiatan PW PTK XIV tahun ini akan digelar hingga 10 hari kedepan. Ribuan pramuka pandega akan mengikuti berbagai kegiatan seperti basecamp hingga bakti karya di empat wilayah di Riau.
Kegiatan basecamp dilaksanakan di Bumi Perkemahan Kampus UIN Suska Riau, sedangkan bakti karya dilakukan di Desa Alam Panjang Kecamatan Tambang Kabupaten Kampar; Desa Aur Sati, Kabupaten Kampar; Desa Okura, Kecamatan Rumbai Pesisir, Kota Pekanbaru; dan Desa Limau Manis, Kabupaten Kampar. "Saat basecamp para pandega bersama bertukar pengalaman dan mengikuti berbagai pelatihan seperti pengunaan media sosial yang produktif serta diskusi mengenai toleransi," ujarnya.
Terkait kegiatan bakti karya, lanjut Kamaruddin, pramuka akan dikirim ke lokasi karya bakti untuk melakukan kegiatan pengabdian masyarakat. Tahun ini kegiatan bakti karya diarahkan untuk mendorong kegiatan eco-wisata. Para peserta perkemahan wirakarya akan memfasilitasi pembangunan fasilitas wisata seperti anjungan, gazibu, sarana outbond, hingga spot selfie.
"Kami berharap pandega bisa memolopori pengelolaan objek wisata di desa-desa sehingga bisa memberi kontribusi ekonomi bagi warga," katanya.
Dia menegaskan, kepeloporan di bidang ecowisata yang dilakukan para pandega harus tetap memperharikan kearifan lokal. Di setiap desa lokasi bakti, peserta perkemahan diwajibkan untuk berbaur dengan masyarakat setempat.
"Potensi wisata pendidikan yang dikembangkan harus memperhatikan sosial-budaya msayarakat dan dikerjakan secara bersama-sama antara anggota Pramuka dengan masyarakat," pungkasnya.
(kri)