Menag Minta Amien Rais Jelaskan Soal Pengajian Disusupi Politik
A
A
A
BOGOR - Menteri Agama Lukman Hakim Syaifuddin meminta Ketua Dewan Kehormatan Partai Amanat Nasional (PAN) Amien Rais memperjelas pernyataannya tentang pengajian atas rumah ibadah yang disusupi politik.
Lukman mengatakan, sebaiknya Amien menjelaskan apa yang dia maksud sebagai politik. Bila yang dimaksud Amien adalah ceramah tentang politik substantif, Lukman mengatakan, hal itu justru diwajibkan.
Politik substantif yang dimaksud Lukman adalah membicarakan perkara kebangsaan. Sementara politik praktis di rumah ibadah, Lukman melarangnya.
"Politik harus dimaknai dua. Yang diwajibkan, politik substantif. Misalnya menegakkan keadilan, mencegah tindakan koruptif, menegakkan kejujuran, memenuhi hak-hak dasar, itu esensi ajaran agama," kata Lukman di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Kamis (26/4/2018).
Lukman memaknai politik praktis sebagai ajang kampanye. Lukman melarang hal tersebut dilakukan di forum keagamaan ataupun di rumah ibadah.
"Yang dihindari itu politik praktis pragmatis. Misal pilih A, jangan si B. Pilih partai A, jangan B. Pilih presiden A, jangan capres lain, itu politik praktis. Itu akan membelah umat," kata Lukman.
Lukman mengatakan, sebaiknya Amien menjelaskan apa yang dia maksud sebagai politik. Bila yang dimaksud Amien adalah ceramah tentang politik substantif, Lukman mengatakan, hal itu justru diwajibkan.
Politik substantif yang dimaksud Lukman adalah membicarakan perkara kebangsaan. Sementara politik praktis di rumah ibadah, Lukman melarangnya.
"Politik harus dimaknai dua. Yang diwajibkan, politik substantif. Misalnya menegakkan keadilan, mencegah tindakan koruptif, menegakkan kejujuran, memenuhi hak-hak dasar, itu esensi ajaran agama," kata Lukman di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Kamis (26/4/2018).
Lukman memaknai politik praktis sebagai ajang kampanye. Lukman melarang hal tersebut dilakukan di forum keagamaan ataupun di rumah ibadah.
"Yang dihindari itu politik praktis pragmatis. Misal pilih A, jangan si B. Pilih partai A, jangan B. Pilih presiden A, jangan capres lain, itu politik praktis. Itu akan membelah umat," kata Lukman.
(maf)