Bertemu Jokowi, PA 212 Klaim Sudah Direstui Habib Rizieq
A
A
A
JAKARTA - Persaudaraan Alumni (PA) 212 menegaskan pertemuan dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Kepresidenan Bogor tidak membahas soal politik. Pertemuan itu juga telah direstui pimpinan Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab.
Ketua Umum Persaudaraan Muslimin Indonesia (Parmusi), Usamah Hisyam mengatakan,
pertemuan PA 212 dengan Jokowi sudah lama direncanakan. Rencana itu tercetus saat rapat membahas prosedur kepulangan Rizieq Shihab ke Indonesia, Februari lalu.
"Kita sepakat perlu segera memberi penjelasan utuh kepada Bapak Presiden tentangmasalah kriminalisasi. Dan kita ulama mendapat persetujuan habib Rizieq di Mekkah untuk bisa menemui Bapak Presiden," kata Usamah dalam konferensi pers di bilangan Tebet, Jakarta Selatan, Rabu (25/4/2017).
Usamah mengaku saat itu ia diberi mandat oleh tim untuk menjalin komunikasi dengan Istana. Istana menyanggupi bertemu dengan PA 212, namun pertemuan tak kunjung terlaksana karena sejumlah kesibukan Presiden.
Komunikasi dengan Istana kembali terjalin pada 19 April 2018. Usamah diminta datang ke Istana bertemu dengan Jokowi. Dalam pertemuan itu, tutur Usamah, Jokowi bertanya topik yang akan dibahas dalam pertemuan dengan Tim 11.
"Saya bilang topiknya tunggal, selain silaturahmi, bagaimana agar kriminalisasi ulama dihentikan," kata Usamah.
Saat bertemu Jokowi, Usamah juga sampaikan urgensi pertemuan dengan ulama. Menurut Usamah, pertemuan ini bisa meluruskan miskomunikasi Presiden dengan ulama dan sebagai upaya menghentikan kriminalisasi ulama.
"Bagaimanapun penanggung jawab negara tertinggi Presiden RI," kata Usamah.
Usai berbincang dengan Usamah, Jokowi membahas rencana pertemuan dengan para ulama
dengan tim kecil. "Malam hari saya dapat kontak dari Istana, disiapkan waktu hari Minggu," ucapnya.
"Tadinya kita mengharapkan salat subuh berjamaah, tapi Presiden ada kesibukan lain, maka kita minta salat zuhur berjamaah. Tidak ada yang menghubungkan, tidak ada yang diundang. Karena ini kesepakatan saja," tambah Usamah.
Ketua Umum Persaudaraan Muslimin Indonesia (Parmusi), Usamah Hisyam mengatakan,
pertemuan PA 212 dengan Jokowi sudah lama direncanakan. Rencana itu tercetus saat rapat membahas prosedur kepulangan Rizieq Shihab ke Indonesia, Februari lalu.
"Kita sepakat perlu segera memberi penjelasan utuh kepada Bapak Presiden tentangmasalah kriminalisasi. Dan kita ulama mendapat persetujuan habib Rizieq di Mekkah untuk bisa menemui Bapak Presiden," kata Usamah dalam konferensi pers di bilangan Tebet, Jakarta Selatan, Rabu (25/4/2017).
Usamah mengaku saat itu ia diberi mandat oleh tim untuk menjalin komunikasi dengan Istana. Istana menyanggupi bertemu dengan PA 212, namun pertemuan tak kunjung terlaksana karena sejumlah kesibukan Presiden.
Komunikasi dengan Istana kembali terjalin pada 19 April 2018. Usamah diminta datang ke Istana bertemu dengan Jokowi. Dalam pertemuan itu, tutur Usamah, Jokowi bertanya topik yang akan dibahas dalam pertemuan dengan Tim 11.
"Saya bilang topiknya tunggal, selain silaturahmi, bagaimana agar kriminalisasi ulama dihentikan," kata Usamah.
Saat bertemu Jokowi, Usamah juga sampaikan urgensi pertemuan dengan ulama. Menurut Usamah, pertemuan ini bisa meluruskan miskomunikasi Presiden dengan ulama dan sebagai upaya menghentikan kriminalisasi ulama.
"Bagaimanapun penanggung jawab negara tertinggi Presiden RI," kata Usamah.
Usai berbincang dengan Usamah, Jokowi membahas rencana pertemuan dengan para ulama
dengan tim kecil. "Malam hari saya dapat kontak dari Istana, disiapkan waktu hari Minggu," ucapnya.
"Tadinya kita mengharapkan salat subuh berjamaah, tapi Presiden ada kesibukan lain, maka kita minta salat zuhur berjamaah. Tidak ada yang menghubungkan, tidak ada yang diundang. Karena ini kesepakatan saja," tambah Usamah.
(maf)