Pilpres 2019, Maruarar Sirait Sebut Jangan Anggap Remeh Lawan

Jum'at, 20 April 2018 - 12:11 WIB
Pilpres 2019, Maruarar Sirait Sebut Jangan Anggap Remeh Lawan
Pilpres 2019, Maruarar Sirait Sebut Jangan Anggap Remeh Lawan
A A A
JAKARTA - Realita politik hari ini ada dua nama yang memiliki tingkat elektabilitas tinggi sebagai calon presiden pada Pilpres 2019 nanti. Kedua nama tersebut adalah Presiden Jokowi dan Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto.

Hal ini disampaikan Politisi Muda PDI Perjuangan Maruarar Sirait saat menjadi narasumber pada Pemaparan dan Diskusi Hasil Survei Nasional bertajuk ‘Peta Persepsi Publik Jelang Pemilihan Legislatif dan Pemilihan Presiden 2019’ yang digelar oleh Cyrus Network di Menteng, Jakarta Pusat, Kamis 19 April 2018.

Selain Maruarar, hadir pula Politisi Partai Golkar Muhammad Misbakhun, Politisi Partai Keadilian Sejahtera (PKS) Mardani Ali Sera dan CEO Cyrus Network Hasan Nasbi Batupahat.

"Hampir seluruh lembaga survei menyatakan Jokowi dan Prabowo merupakan sosok yang memiliki elektabilitas tinggi menjadi calon presiden," kata Maruarar dalam siaran pers, Jumat (20/4/2018).

Kendati tingkat elektabilitas Jokowi jauh menggungguli calon-calon yang lainnya, seperti Prabowo. Ketua DPP Taruna Merah Putih (TMP) ini mengingatkan agar tidak memandang remeh lawan. Sebab, jika rasa itu menghinggap pada kubu Jokowi akan sangat berbahaya. Sehingga akan membuat kita tidak menjadi waspada.

"Kita tidak boleh memandang remeh siapapun lawan kita. Prabowo termasuk sosok yang luar biasa. Konsisten menonjol secara elektabilitas kurang lebih 5 tahun, dari tahun 2013 sampai sekarang. Padahal dia tidak memiliki jabatan publik seperti menteri dll. Dia hanya sebagai Ketua Umum Partai Gerindra," jelasnya.

Lebih lanjut pria yang karib disapa Bang Ara ini mengingatkan segala kemungkinan bisa terjadi. Maka itu dia meminta agar tim pendukung Jokowi terus waspada dan bekerja keras untuk meraih simpati dan merebut hati rakyat.

Dengan kerja keras dan mampu menebar simpati masyarakat, maka Gerakan #GantiPresiden2019 tidak akan terwujud. Dengan kata lain, tahun 2019 Jokowi kembali menjadi presiden untuk meneruskan kerja-kerja dia yang belum selesai di kepemimpinan sebelumnya.

"Tentunya kita harus mengedepankan dan menjujung tinggi etika dan tak melanggar aturan," tegasnya.

Sementara itu, politikus Partai Keadilian Sejahtera (PKS) Mardani Ali Sera berterima kasih atas hasil survei yang dirilis oleh Cyrus Network. Baginya hasil ini akan dijadikan bahan evaluasi untuk straregi kampaye ke depan.

"Saya sangat berterima kasih dengan survei ini. Ini akan kami jadikan bahan untuk strategi kampaye nanti," ucapnya.

Mardani menegaskan, dalam pertarungan tidak ada kata menyerah. Semakin terjal perjuangan ini akan semakin indah. Dan dia sangat optimis pada 2019 akan ada presiden baru.

"Segala kemungkinan bisa terjadi. Seperti 2019 ganti presiden juga bisa saja terjadi. Yang terpenting kita harus berjuang sekuat tenaga," ujarnya.

Perlu diketahui berdasarkan hasil survei nasional yang digelar Cyrus Network menyatakan nama Jokowi dan Prabowo masih menempati urutan tertinggi. Di benak publik, top of mind Prabowo masih menjadi satu-satunya penantang terkuat Jokowi.

Dalam simulasi dengan memunculkan banyak nama alternative calon presiden, tapi angka mereka tidak lebih dari 3%. Pada simulasi 22 nama, Jokowi mendapatkan dukungan 56% pemilih, dan Prabowo 22% pemilih. Di peringkat ketiga ada nama Mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo yang mendapat dukungan 3% pemilih.

Survei Nasional ini digelar sejak 27 Maret-3 April 2018. Survei ini dilakukan dengan mengambil responden sebanyak 1230 orang, berasal dari 123 desa/kelurahan di 34 provinsi di Indonesia. Survei ini dilakukan dengan tatap muka dengan tingkat keyakinan 95% dan margin of error sebesar 3%.
(maf)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3605 seconds (0.1#10.140)