Ryamizard Terapkan Program Bela Negara di Lapas
A
A
A
JAKARTA - Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu dan Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly, meluncurkan buku Pedoman Pembinaan Kesadaran Bela Negara Bagi Warga Binaan Permasyaratkan. Launching dilakukan di Lembaga Permasyarakatan (Lapas) Kelas 1 Cipinang, Jakarta Timur.
Peluncuran Program Kesiapan Pembinaan Kesadaran Bela Negara bagi Warga Binaan ini merupakan bagian dari program revolusi mental dan Nawa Cita Pemerintaha Joko Widodo.
Dalam penerapan Program Bela Negara ini, sejumlah warga binaan Lapas Cipinang antusias mengikuti acara tersebut. Ryamizard mengungkapkan, esensi bela negara adalah untuk memiliki kesadaran sikap dan perilaku cinta Tanah Air, sadar berbangsa dan bernegara, setia kepada Pancasila, dan rela berkorban untuk bangsa dan negara.
Menurut dia, perang di masa depan bukan lagi dengan senjata dan fisik tapi merusak ideologi. Sebab, ideologi adalah pemersatu bangsa sehingga kesaktian Pancasila perlu ditanamkan.
Ancaman nyata lainnya, kata Ryamizard, adalah adanya keberadaan teroris, pencurian sumber daya alam, perdagangan narkoba, manusia, cyber, dan penyakit. Namun, kata dia, terorisme tidak bisa dihadapi dengan senjata. "Harus dihadapi dengan pertahanan sipil. Maka penting bela negara," kata Ryamizard di Jakarta, Kamis (29/3/2018).
Purnawirawan jenderal bintang empat ini juga menegaskan bahwa orang yang tidak mau menerima Pancasila, sebaiknya keluar dari Indonesia. Sebab, kata Ryamizard, berbahaya bila ada orang yang membelot dari Pancasila.
"Bela negara kalau tidak membela negara ini, keluar saja ke negara lain. Kalau masih mau tetap di negara ini dan tidak ingin negara ini hancur, itu tergantung kita semua. Kalau bangsa ini kuat, kita yang menjadikan bangsa ini kuat. Kalau bangsa ini lemah, kita juga yang membuat bangsa ini lemah," tegasnya.
Untuk menguatkan bangsa ini, diperlukan rasa cinta Tanah Air sebagai pengikat kebhinekaan di Indonesia. Maka itu, Ryamizard menargetkan program bela negara ini bisa mencakup 100 juta rakyat Indonesia, sehingga menjadi efek gentar bagi negara lain agar tidak mengusik Indonesia.
Peluncuran Program Kesiapan Pembinaan Kesadaran Bela Negara bagi Warga Binaan ini merupakan bagian dari program revolusi mental dan Nawa Cita Pemerintaha Joko Widodo.
Dalam penerapan Program Bela Negara ini, sejumlah warga binaan Lapas Cipinang antusias mengikuti acara tersebut. Ryamizard mengungkapkan, esensi bela negara adalah untuk memiliki kesadaran sikap dan perilaku cinta Tanah Air, sadar berbangsa dan bernegara, setia kepada Pancasila, dan rela berkorban untuk bangsa dan negara.
Menurut dia, perang di masa depan bukan lagi dengan senjata dan fisik tapi merusak ideologi. Sebab, ideologi adalah pemersatu bangsa sehingga kesaktian Pancasila perlu ditanamkan.
Ancaman nyata lainnya, kata Ryamizard, adalah adanya keberadaan teroris, pencurian sumber daya alam, perdagangan narkoba, manusia, cyber, dan penyakit. Namun, kata dia, terorisme tidak bisa dihadapi dengan senjata. "Harus dihadapi dengan pertahanan sipil. Maka penting bela negara," kata Ryamizard di Jakarta, Kamis (29/3/2018).
Purnawirawan jenderal bintang empat ini juga menegaskan bahwa orang yang tidak mau menerima Pancasila, sebaiknya keluar dari Indonesia. Sebab, kata Ryamizard, berbahaya bila ada orang yang membelot dari Pancasila.
"Bela negara kalau tidak membela negara ini, keluar saja ke negara lain. Kalau masih mau tetap di negara ini dan tidak ingin negara ini hancur, itu tergantung kita semua. Kalau bangsa ini kuat, kita yang menjadikan bangsa ini kuat. Kalau bangsa ini lemah, kita juga yang membuat bangsa ini lemah," tegasnya.
Untuk menguatkan bangsa ini, diperlukan rasa cinta Tanah Air sebagai pengikat kebhinekaan di Indonesia. Maka itu, Ryamizard menargetkan program bela negara ini bisa mencakup 100 juta rakyat Indonesia, sehingga menjadi efek gentar bagi negara lain agar tidak mengusik Indonesia.
(pur)