Bamsoet Dorong Indonesia-Georgia Berbagi Pengalaman Pemberantasan Korupsi
A
A
A
JAKARTA - Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Bambang Soesatyo berharap Georgia dan Indonesia dapat saling berbagi pengalaman praktik-praktik terbaik dalam pemberantasan korupsi, terutama yang berkaitan dengan upaya repatriasi.
Hal ini diutarakan Bambang Soesatyo saat pertemuan bilateral dengan Ketua Parlemen Georgia termuda 38 tahun, Khobakhidze Iraklli di sela-sela acara Inter Parliementary Union (IPU) di Jenewa, Swiss, Minggu, (25/3/2018). Ketua DPR dengan panggilan akrab Bamsoet ini mengaku kagum dengan keberhasilan Georgia dalam memerangi korupsi.
Index Transparency International mencatat bahwa hanya dalam waktu 11 tahun, peringkat Georgia naik sebanyak 74 poin. Peringkat Georgia bahkan lebih baik dibandingkan dengan beberapa negara Eropa seperti Republik Ceko, Latvia, Slovakia, Rumania, dan Bulgaria.
"Kami berharap bahwa Georgia dan Indonesia dapat saling berbagi pengalaman dan praktik-praktik terbaik dalam pemberantasan korupsi, terutama yang berkaitan dengan upaya repatriasi," terang Bamsoet dalam siaran tertulis yang diterima SINDPnews.
Dalam kesempatan yang sama Bamsoet berharap hubungan bilateral antara Indonesia dan Georgia bisa terus ditingkatkan. Dia menyampaikan, hubungan bilateral kedua negara saat ini telah terjalin baik di berbagai bidang, khususnya, dalam hal perdagangan, pariwisata, investasi, infrastruktur dan sektor publik.
"Memasuki hubungan diplomatik 25 tahun, kita bersama sedang menyaksikan perkembangan positif hubungan bilateral RI dan Georgia dalam beberapa tahun terakhir. Segalanya berjalan baik, tanpa ganjalan politis apapun yang mengganggu," ujarnya Bamsoet.
Politisi Golkar yang pernah menjabat Ketua Komisi III ini menilai Indonesia dan Georgia memiliki potensi besar yang harus digali untuk mempererat kerjasama di berbagai bidang. Nilai perdagangan antara dua negara ini terus meningkat dan hubungan antar masyarakat mulai tumbuh.
Volume perdagangan antara Indonesia dengan Georgia terus meningkat. Pada tahun 2016 perdagangan kedua negara mencapai USD 57,6 juta, dan terus meningkat menjadi USD 58 juta."Saya berharap agar tren tersebut terus meningkat demi pertumbuhan ekonomi kedua negara. Indonesia dan Georgia harus terus mengeksplorasi sektor-sektor kerja sama yang dapat dikembangkan. Pihak swasta juga harus terlibat di dalamnya," pesan Bamsoet.
Bamsoet melanjutkan, kunjungan pejabat tinggi antar-dua negara juga terus meningkat dari tahun ke tahun. Menurutnya banyak kemajuan menggembirakan dan manfaat serta pelajaran dari kunjungan-kunjungan tersebut.
“Pertukaran pandangan dan pengalaman terkait reformasi dalam negeri merupakan salah satu bentuk kerjasama yang harus kita pelihara," urainya. Lebih jauh Bamsoet memandang keamanan, perdamaian, serta pertumbuhan Georgia merupakan bagian penting untuk mengembangkan hubungan yang lebih erat dengan Indonesia.
Karenanya, Dia meyakinkan Indonesia akan mendukung langkah Pemerintah Georgia untuk selalu mengutamakan cara-cara damai dalam mengelola persoalan dan menjaga keutuhan wilayahnya.
"Bagi kami, Georgia merupakan negara sahabat penting yang menghubungkan kawasan Eropa dan Asia. Sementara Indonesia juga memiliki arti penting di kawasan Asia Tenggara,” tegas Bamsoet.
“Dengan posisi strategis ini, kami percaya bahwa bangsa kita saling membutuhkan dan dapat saling memberikan dukungan di berbagai forum kerjasama regional maupun internasional," imbuhnya.
Hal ini diutarakan Bambang Soesatyo saat pertemuan bilateral dengan Ketua Parlemen Georgia termuda 38 tahun, Khobakhidze Iraklli di sela-sela acara Inter Parliementary Union (IPU) di Jenewa, Swiss, Minggu, (25/3/2018). Ketua DPR dengan panggilan akrab Bamsoet ini mengaku kagum dengan keberhasilan Georgia dalam memerangi korupsi.
Index Transparency International mencatat bahwa hanya dalam waktu 11 tahun, peringkat Georgia naik sebanyak 74 poin. Peringkat Georgia bahkan lebih baik dibandingkan dengan beberapa negara Eropa seperti Republik Ceko, Latvia, Slovakia, Rumania, dan Bulgaria.
"Kami berharap bahwa Georgia dan Indonesia dapat saling berbagi pengalaman dan praktik-praktik terbaik dalam pemberantasan korupsi, terutama yang berkaitan dengan upaya repatriasi," terang Bamsoet dalam siaran tertulis yang diterima SINDPnews.
Dalam kesempatan yang sama Bamsoet berharap hubungan bilateral antara Indonesia dan Georgia bisa terus ditingkatkan. Dia menyampaikan, hubungan bilateral kedua negara saat ini telah terjalin baik di berbagai bidang, khususnya, dalam hal perdagangan, pariwisata, investasi, infrastruktur dan sektor publik.
"Memasuki hubungan diplomatik 25 tahun, kita bersama sedang menyaksikan perkembangan positif hubungan bilateral RI dan Georgia dalam beberapa tahun terakhir. Segalanya berjalan baik, tanpa ganjalan politis apapun yang mengganggu," ujarnya Bamsoet.
Politisi Golkar yang pernah menjabat Ketua Komisi III ini menilai Indonesia dan Georgia memiliki potensi besar yang harus digali untuk mempererat kerjasama di berbagai bidang. Nilai perdagangan antara dua negara ini terus meningkat dan hubungan antar masyarakat mulai tumbuh.
Volume perdagangan antara Indonesia dengan Georgia terus meningkat. Pada tahun 2016 perdagangan kedua negara mencapai USD 57,6 juta, dan terus meningkat menjadi USD 58 juta."Saya berharap agar tren tersebut terus meningkat demi pertumbuhan ekonomi kedua negara. Indonesia dan Georgia harus terus mengeksplorasi sektor-sektor kerja sama yang dapat dikembangkan. Pihak swasta juga harus terlibat di dalamnya," pesan Bamsoet.
Bamsoet melanjutkan, kunjungan pejabat tinggi antar-dua negara juga terus meningkat dari tahun ke tahun. Menurutnya banyak kemajuan menggembirakan dan manfaat serta pelajaran dari kunjungan-kunjungan tersebut.
“Pertukaran pandangan dan pengalaman terkait reformasi dalam negeri merupakan salah satu bentuk kerjasama yang harus kita pelihara," urainya. Lebih jauh Bamsoet memandang keamanan, perdamaian, serta pertumbuhan Georgia merupakan bagian penting untuk mengembangkan hubungan yang lebih erat dengan Indonesia.
Karenanya, Dia meyakinkan Indonesia akan mendukung langkah Pemerintah Georgia untuk selalu mengutamakan cara-cara damai dalam mengelola persoalan dan menjaga keutuhan wilayahnya.
"Bagi kami, Georgia merupakan negara sahabat penting yang menghubungkan kawasan Eropa dan Asia. Sementara Indonesia juga memiliki arti penting di kawasan Asia Tenggara,” tegas Bamsoet.
“Dengan posisi strategis ini, kami percaya bahwa bangsa kita saling membutuhkan dan dapat saling memberikan dukungan di berbagai forum kerjasama regional maupun internasional," imbuhnya.
(whb)