Danjen Kopassus: Jaga NKRI Jangan Saling Adu Domba
A
A
A
JAKARTA - Komandan Jenderal (Danjen) Kopassus Mayjen TNI Eko Margiyono meminta semua pihak untuk menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dengan tidak saling mengadu domba. "Mari kita bangsa ini jangan saling memperkeruh suasana, jangan saling mengadu domba di antara kita. Sebaiknya mari kita duduk bersama membangun negeri ini supaya NKRI tetap utuh," ujarnya saat menerima Satuan Komando Pasukan Khusus (Kopassus) dari Mayjen TNI Madsuni di Lapangan Mako Kopassus, Cijantung, Jakarta Timur, Jumat (23/3/2018).
Mengenai rencana pengesahan UU Terorisme dalam waktu dekat, Eko mengaku tidak mau terlibat dalam polemik. Menurutnya, Kopassus bekerja berdasarkan undang-undang. Untuk itu pihaknya akan bekerja secara profesional. "Undang-Undang TNI mengatakan salah satu tugas kami adalah menangani terorisme. Sekali lagi, kami bekerja secara profesional. Undang-undang mengatakan kami bisa terjun dan bisa melaksanakan tugas penanganan terorisme, itu akan kita laksanakan," tegasnya.
Alumni Akademi Militer (Akmil) 1989 itu menambahkan, menghadapi berbagai ancaman nyata terkait dengan perkembangan zaman, Kopassus harus terus melakukan adaptasi. "Kalau Kopassus tidak pernah mau beradaptasi dengan perubahan zaman maka suatu saat kita akan dilindas oleh zaman," ujarnya.
Terkait dengan pembentukan Satuan Cyber Kopassus, Eko menjelaskan bahwa ancaman sudah sedemikian nyata, oleh karenanya Kopassus harus mampu mengantisipasi itu. "Hoax itu baru satu bagian yang berkaitan dengan cyber. Ada banyak ancaman nyata saat ini," kata Eko.
Mantan Komandan Grup A Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) pada 2010 itu menganalogikan dengan kamera film. "Dulu kita mengenal kamera isi 24 isi 36. Tapi hari ini kita tidak akan lihat benda tu, karena apa? Karena sudah tergerus perubahan zaman. Sama dengan Kopassus, harus mampu beradaptasi," tandasnya.
Meski demikian, sebagai kesatuan khusus yang didesain kecil tetapi profesional, kata Eko, prajurit Kopassus harus memiliki akhlak dan moralitas yang baik. "Setiap prajurit Komandan Pasukan Khusus harus berakhlak dan bermoral karena itu adalah landasan mental kita untuk bekerja," sebutnya.
Sementara itu Mayjen TNI Madsuni meminta seluruh prajurit Kopassus untuk tetap menjaga jiwa korsa di mana pun berada. "Jadilah prajurit Kopassus yang punya jiwa korsa, loyalitas, dan setia kepada pimpinan karena hal itu merupakan kekuatan utama sebagai prajurit Kopassus," ujarnya.
Menurut dia, kebanggaan sebagai Korps Baret Merah tidak boleh luntur dan pudar karena akan merusak jiwa korsa, loyalitas dan kesetiaan kepada NKRI. "Ingatlah bahwa kita pernah dilatih, dididik serta digembleng bersama dalam kawah candradimuka di Pusdiklatpassus Batujajar selama menempuh pendidikan komando dalam waktu 7 bulan," tegasnya.
Jenderal bintang dua yang kini menjabat sebagai Pangdam Xlll/Merdeka, Sulawesi Utara, itu menegaskan, saat ini Kopassus sedang giat mengembangkan kembali kemampuan dan keterampilan prajurit dengan melakukan pendidikan dan pelatihan kemampuan dasar yang harus dimiliki.
Upacara penyerahan satuan Kopassus diwarnai sejumlah atraksi seperti penembakan dua boneka oleh sniper, terjun payung free fall, demo beladiri Yong Moodo, dan atraksi penaklukan king kobra oleh sejumlah personel Kopassus, termasuk defile pasukan dan kendaraan tempur.
Mengenai rencana pengesahan UU Terorisme dalam waktu dekat, Eko mengaku tidak mau terlibat dalam polemik. Menurutnya, Kopassus bekerja berdasarkan undang-undang. Untuk itu pihaknya akan bekerja secara profesional. "Undang-Undang TNI mengatakan salah satu tugas kami adalah menangani terorisme. Sekali lagi, kami bekerja secara profesional. Undang-undang mengatakan kami bisa terjun dan bisa melaksanakan tugas penanganan terorisme, itu akan kita laksanakan," tegasnya.
Alumni Akademi Militer (Akmil) 1989 itu menambahkan, menghadapi berbagai ancaman nyata terkait dengan perkembangan zaman, Kopassus harus terus melakukan adaptasi. "Kalau Kopassus tidak pernah mau beradaptasi dengan perubahan zaman maka suatu saat kita akan dilindas oleh zaman," ujarnya.
Terkait dengan pembentukan Satuan Cyber Kopassus, Eko menjelaskan bahwa ancaman sudah sedemikian nyata, oleh karenanya Kopassus harus mampu mengantisipasi itu. "Hoax itu baru satu bagian yang berkaitan dengan cyber. Ada banyak ancaman nyata saat ini," kata Eko.
Mantan Komandan Grup A Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) pada 2010 itu menganalogikan dengan kamera film. "Dulu kita mengenal kamera isi 24 isi 36. Tapi hari ini kita tidak akan lihat benda tu, karena apa? Karena sudah tergerus perubahan zaman. Sama dengan Kopassus, harus mampu beradaptasi," tandasnya.
Meski demikian, sebagai kesatuan khusus yang didesain kecil tetapi profesional, kata Eko, prajurit Kopassus harus memiliki akhlak dan moralitas yang baik. "Setiap prajurit Komandan Pasukan Khusus harus berakhlak dan bermoral karena itu adalah landasan mental kita untuk bekerja," sebutnya.
Sementara itu Mayjen TNI Madsuni meminta seluruh prajurit Kopassus untuk tetap menjaga jiwa korsa di mana pun berada. "Jadilah prajurit Kopassus yang punya jiwa korsa, loyalitas, dan setia kepada pimpinan karena hal itu merupakan kekuatan utama sebagai prajurit Kopassus," ujarnya.
Menurut dia, kebanggaan sebagai Korps Baret Merah tidak boleh luntur dan pudar karena akan merusak jiwa korsa, loyalitas dan kesetiaan kepada NKRI. "Ingatlah bahwa kita pernah dilatih, dididik serta digembleng bersama dalam kawah candradimuka di Pusdiklatpassus Batujajar selama menempuh pendidikan komando dalam waktu 7 bulan," tegasnya.
Jenderal bintang dua yang kini menjabat sebagai Pangdam Xlll/Merdeka, Sulawesi Utara, itu menegaskan, saat ini Kopassus sedang giat mengembangkan kembali kemampuan dan keterampilan prajurit dengan melakukan pendidikan dan pelatihan kemampuan dasar yang harus dimiliki.
Upacara penyerahan satuan Kopassus diwarnai sejumlah atraksi seperti penembakan dua boneka oleh sniper, terjun payung free fall, demo beladiri Yong Moodo, dan atraksi penaklukan king kobra oleh sejumlah personel Kopassus, termasuk defile pasukan dan kendaraan tempur.
(amm)