Menyongsong Mobil Listrik

Jum'at, 16 Maret 2018 - 08:00 WIB
Menyongsong Mobil Listrik
Menyongsong Mobil Listrik
A A A
ADALAH Tesla yang membuat dunia “terguncang” dengan kehadir­an mobil listriknya. Wacana mobil listrik semakin mengemuka pasca Tesla Motors Inc sukses mengembangkan gene­ra­si terbaru mobil dengan baterai itu. Selain ramah lingkungan, mo­bil listrik dinilai cocok di tengah menipisnya energi fosil.

Tonggak kesuksesan Tesla berawal pada 2003, saat Martin Eberhard dan Marc Tarpenning mendirikan perusahaan yang ­mempro­duk­si mobil listrik bermarkas di San Carlos, California, Amerika Se­ri­­kat (AS). Tiga tahun setelah didirikan, Tesla menghasilkan pur­wa­ru­pa mobil listrik Tesla Roadster yang dijual komersial akhir 2007. Ki­ni, pabrikan-pabrikan automotif dunia berlomba untuk meng­ha­dir­kan mobil listrik.

Bahkan, pemerintah di beberapa negara juga sedang melakukan ka­jian serius penggunaan mobil listrik bagi masyarakatnya, termasuk Indonesia. Pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) me­mi­liki keinginan kuat untuk menggarap kembali proyek mobil listrik kar­ya anak bangsa. Keseriusan pemerintah itu diimplementasikan da­lam bentuk dukungan berupa kemudahan perizinan hingga in­sen­tif pajak.

Sejatinya, pengembangan mobil listrik bukan barang baru di Indonesia. Bahkan, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) bisa di­bi­lang lebih dulu melakukan riset pengembangan mobil listrik. Se­jak 1997, LIPI mengembangkan mobil listrik untuk digunakan u­n­tuk kalangan terbatas.

Mungkin karena saat itu infrastrukturnya tidak mendukung sehingga produk hasil risetnya tidak berkembang. LIPI memang ber­ha­sil membuat purwarupa mobil nasional. Pada 2001, hasil pene­li­ti­an Ir Masrah mulai memperlihatkan hasilnya, dan dia berhasil mem­buat purwarupa mobil listrik dengan penggerak roda bel­a­kang. Pengembangan mobil listrik yang dijuluki Marlip (Marmut Lis­trik LIPI) itu dilakukan di Pusat Penelitian Tenaga Listrik dan Mekatronik (Telimek) LIPI.

Marlip adalah cikal bakal mobil listrik. Artinya, anak bangsa di LIPI sudah bisa membuatnya. Tinggal bagaimana supaya para stakeholder duduk bersama termasuk swasta agar program mobil listrik bisa tercapai.

LIPI memang menjadi salah satu lembaga yang memiliki per­ha­ti­an dan cukup aktif dalam melakukan pengembangan purwarupa mo­bil listrik nasional. Berbagai purwarupa telah dihasilkan mes­kipun belum sempat diproduksi secara massal.

Bahkan, tiga tahun si­lam, LIPI menggandeng Warwick University untuk melakukan ker­ja sama kemitraan sederajat dalam rangka pengembangan ba­te­rai mobil listrik. Pemerintah Indonesia sendiri tak mau ketinggalan start dengan ne­gara lain.

Bahkan, Presiden Jokowi sedang me­ne­gas­kan ke­se­rius­an pemerintah menyambut era kendaraan berbasis lis­trik. Dia be­lum lama mengeluarkan Peraturan Presiden (Perpres) No­mor 22 Ta­hun 2017 tentang Rencana Umum Energi Nasional. Atur­an itu mengamanatkan pada 2025 produksi mobil listrik/hi­bri­da se­ba­nyak 2.200 unit dan 2,1 juta untuk (mobil) dengan meng­gu­na­kan mo­tor listrik. Di masa depan, porsi produksi mobil listrik su­dah bisa men­capai 20%.

Kini, pemerintah sedang menyiapkan draf perpres tentang pemanfaat­an tenaga listrik untuk transportasi. Rancangan regulasi ter­se­but di­bahas serius oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mi­ne­ral (ESDM), Kementerian Keuangan dan Kementerian Per­in­dus­tri­an. Sa­lah satu hal yang dibahas termasuk masalah perpajakan, se­bab sistem ­pe­rpajakan yang berlaku saat ini membuat impor mo­bil lis­trik akan men­­jadi sangat mahal harganya bagi konsumen di Indonesia.

Saat ini Gaikindo bersama Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Ma­syarakat (LPEM) UI tengah menyelesaikan kajian terkait tarif pa­jak untuk kendaraan hibrida dan listrik, yang nantinya hasil kajian akan diberikan kepada Kementerian Keuangan dan Kementerian Per­industrian sebagai rekomendasi.

Nah, sekarang mobil listrik ini mulai dilirik banyak negara. Saat­nya LIPI untuk kembali menghasilkan inovasi-inovasinya. Swasta ju­g­­a diharapkan ikut berkompetisi dalam mendorong lahirnya mo­bil listrik.

Sinergi antara pemerintah, BUMN, dan swasta diperlukan un­tuk mewujudkan lahirnya mobil listrik nasional yang bisa berjaya di pasar domestik dan bersaing di tingkat global. Ingat, ke depan, mobil listrik akan menjadi sarana mobilitas yang paling ramah lingkungan dan efisien di seluruh belahan dunia.
(whb)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1183 seconds (0.1#10.140)