Seluruh Pemda Didorong Bangun Kebun Raya
A
A
A
JAKARTA - Kebun raya bisa menjadi solusi bagi banyak masalah di Tanah Air. Mulai dari masalah lingkungan hingga kesehatan. Hal ini melatarbelakangi Yayasan Kebun Raya Indonesia (YKRI) untuk menggalakkan pembangunan kebun raya di setiap daerah, setidaknya di tingkat provinsi.
"Kami mendorong setiap pemerintah daerah untuk memiliki kebun raya. Karena keberadaannya memiliki banyak manfaat bagi warganya," kata Wakil Ketua II Yayasan Kebun Raya Indonesia Alexander Sonny Keraf saat media gathering kegiatan Jaga Bumi 2018 di Jakarta, Kamis (15/3/2018).
Mantan Menteri Negara Lingkungan Hidup itu mengatakan, kebun raya penting lantaran bermanfaat banyak bagi masyarakat. "Mulai dari kesehatan, lingkungan hidup sampai dengan sosial," ucap Sonny Keraf.
Dia menilai, banyak pemerintah daerah saat ini yang sudah sadar akan pentingnya keberadaan kebun raya. Sehingga mereka berlomba-lomba mengajukan pembangunan kebun raya di daerahnya.
"Dulu hanya ada empat atau lima kebun raya dan sekarang sudah ada lebih dari 40 kebun raya di Nusantara. Kabar terakhir, masih banyak yang antre di LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia)," klaimnya.
Michael Sumarijanto selaku Wakil Ketua I Yayasan Kebun Raya Indonesia menyampaikan, ada lima fungsi kebun raya yang selalu didengungkan oleh Ketua Umum Yayasan Kebun Raya Indonesia, Megawati Soekarnoputri.
Kelima fungsi ini yaitu fungsi konservasi, penelitian, pendidikan, wisata, dan jasa lingkungan. "Semuanya ini menjadi tantangan bagi kebun raya. Atas saran Ibu Mega, kami ingin menggerakkan masyarakat untuk mendukung kebun raya," kata Michael.
Pada kesempatan yang sama, aktivis lingkungan hidup, Karen Tambayong mengungkapkan, kebun raya sebagai ruang terbuka hijau memiliki fungsi kesehatan. Antara lain, meningkatkan relaksasi dan mengurangi stress, meningkatkan imunitas tubuh, meningkatkan fungsi kognitif dan interaksi sosial, mengurangi risiko penyakit jantung dan tekanan darah, mengurangi obesitas dan penyakit obesitas, serta mendorong perilaku prolingkungan.
"Sementara bagi anak-anak, membuat mereka memiliki nilai yang lebih baik di sekolah, memiliki rasa empati dan sosial yang tinggi, mengurangi ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder), membantu anak-anak mengatasi stres, mengembangkan keterampilan psikomotorik (kegiatan otot dan fisik)," paparnya.
Terkait gerakan Jaga Bhumi 2018, Sonny Keraf mengatakan, pihaknya menyosialisasikan Aku Jaga Bumi sebagai bagian dari kampanye untuk menyadarkan masyarakat agar peduli lingkungan.
"Dari kegiatan Jaga Bhumi 2018, sisa pendanaan dari donatur atau sponsor rencananya akan digunakan untuk membangun hutan mangrove di Kota Surabaya, Jawa Timur yang sudah dipelopori oleh pemerintah setempat," bebernya.
Yayasan Kebun Raya Indonesia berharap dapat membangun kebun raya khusus mangrove seluas 200 hektare (ha). Saat ini Pemkot Surabaya sudah menyediakan lahan seluas 50 ha.
"Kami mendorong setiap pemerintah daerah untuk memiliki kebun raya. Karena keberadaannya memiliki banyak manfaat bagi warganya," kata Wakil Ketua II Yayasan Kebun Raya Indonesia Alexander Sonny Keraf saat media gathering kegiatan Jaga Bumi 2018 di Jakarta, Kamis (15/3/2018).
Mantan Menteri Negara Lingkungan Hidup itu mengatakan, kebun raya penting lantaran bermanfaat banyak bagi masyarakat. "Mulai dari kesehatan, lingkungan hidup sampai dengan sosial," ucap Sonny Keraf.
Dia menilai, banyak pemerintah daerah saat ini yang sudah sadar akan pentingnya keberadaan kebun raya. Sehingga mereka berlomba-lomba mengajukan pembangunan kebun raya di daerahnya.
"Dulu hanya ada empat atau lima kebun raya dan sekarang sudah ada lebih dari 40 kebun raya di Nusantara. Kabar terakhir, masih banyak yang antre di LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia)," klaimnya.
Michael Sumarijanto selaku Wakil Ketua I Yayasan Kebun Raya Indonesia menyampaikan, ada lima fungsi kebun raya yang selalu didengungkan oleh Ketua Umum Yayasan Kebun Raya Indonesia, Megawati Soekarnoputri.
Kelima fungsi ini yaitu fungsi konservasi, penelitian, pendidikan, wisata, dan jasa lingkungan. "Semuanya ini menjadi tantangan bagi kebun raya. Atas saran Ibu Mega, kami ingin menggerakkan masyarakat untuk mendukung kebun raya," kata Michael.
Pada kesempatan yang sama, aktivis lingkungan hidup, Karen Tambayong mengungkapkan, kebun raya sebagai ruang terbuka hijau memiliki fungsi kesehatan. Antara lain, meningkatkan relaksasi dan mengurangi stress, meningkatkan imunitas tubuh, meningkatkan fungsi kognitif dan interaksi sosial, mengurangi risiko penyakit jantung dan tekanan darah, mengurangi obesitas dan penyakit obesitas, serta mendorong perilaku prolingkungan.
"Sementara bagi anak-anak, membuat mereka memiliki nilai yang lebih baik di sekolah, memiliki rasa empati dan sosial yang tinggi, mengurangi ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder), membantu anak-anak mengatasi stres, mengembangkan keterampilan psikomotorik (kegiatan otot dan fisik)," paparnya.
Terkait gerakan Jaga Bhumi 2018, Sonny Keraf mengatakan, pihaknya menyosialisasikan Aku Jaga Bumi sebagai bagian dari kampanye untuk menyadarkan masyarakat agar peduli lingkungan.
"Dari kegiatan Jaga Bhumi 2018, sisa pendanaan dari donatur atau sponsor rencananya akan digunakan untuk membangun hutan mangrove di Kota Surabaya, Jawa Timur yang sudah dipelopori oleh pemerintah setempat," bebernya.
Yayasan Kebun Raya Indonesia berharap dapat membangun kebun raya khusus mangrove seluas 200 hektare (ha). Saat ini Pemkot Surabaya sudah menyediakan lahan seluas 50 ha.
(maf)