45.000 Penyuluh Agama Siap Bantu BNPT Cegah Radikalisme

Kamis, 11 Januari 2018 - 09:49 WIB
45.000 Penyuluh Agama...
45.000 Penyuluh Agama Siap Bantu BNPT Cegah Radikalisme
A A A
JAKARTA - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dan Kementerian Agama (Kemenag) akan bekerja sama dalam penanganan terorisme dan radikalisme di Indonesia. Pelibatan penghulu dan penyuluh agama dinilai perlu karena kedua profesi ini bersentuhan langsung dengan fungsi bimbingan dan pelayanan keagamaan kepada masyarakat.

"Diharapkan program pendampingan ini dapat memberikan pencerahan dari segi agama untuk menurunkan tingkat radikalisme," kata Deputi Bidang Pencegahan, Perlindungan, dan Deradikalisasi BNPT Abdul Rahman Kadir dalam siara persnya, Rabu (10/1/2018).

Dia menegaskan, terorisme dalam sejarah bangsa Indonesia bukanlah hal baru. Saat orde lama, orde baru, era reformasi, hingga kini terorisme terus menjadi ancaman bagi kedamaian bangsa. "Terorisme tidak hanya merusak fisik dan kerugian material, tapi yang lebih dikhawatirkan adalah serangan yang merusak ideologi dan pola pikir masyarakat," kata Abdul.

Potensi radikalisme di Indonesia juga tidak pernah padam dan surut. Maka, perlu selalu meningkatkan kewaspadaan terhadap ancaman radikalisme dan terorisme. Menurutnya, kunci memerangi terorisme tidak hanya terletak pada kesigapan aparat pemerintah dan kebijakan, melainkan perlu dukungan dari seluruh lapisan masyarakat.

Saat ini, diketahui Kemenag telah menyiapkan ribuan penyuluh agama untuk mencegah tindakan terorisme di Indonesia. "Saya sedang menjalin kerja sama dengan BNPT. Mereka kan ada program untuk penanganan terorisme. Nah, mereka dilibatkan sebagai pencegah yang paling terdepan di tingkat kecamatan," kata Direktur Penerangan Agama Islam Kemenag Khoirudin.

Dia mengatakan, saat ini ada 45.000 penyuluh agama di Indonesia. Mereka akan diberi honor sebesar Rp500.000 per bulan. Dengan adanya kerja sama BNPT-Kemenag, mereka akan mendapatkan honor tambahan. Menurut Khoirudin, penyuluh agama perlu dilibatkan dalam pencegahan terorisme karena kelompok teroris pasti tidak menampakkan diri.

"Terorisme itu tidak kelihatan ya di luar. Mereka bergeraknya kan biasanya di desa-desa terpencil yang tidak ketahuan oleh masyarakat. Nah, yang bisa dilakukan hingga ke tingkat kecamatan-kecamatan itu melalui penyuluh agama," tegasnya.

Dia menambahkan, penyuluh agama bisa mendeteksi dini adanya gerakan radikal atau paham-paham menyimpang di masyarakat, sehingga penyuluh agama bisa melaporkannya dengan informasi yang lebih valid. "Jadi, sangat strategis sekali, makanya BNPT mengharapkan kita, penyuluh, ini berperan aktif untuk pencegahan radikalisme dan munculnya aliran-aliran bermasalah," kata Khoirudin.

Dia mengatakan, kerja sama Kemenang-BNPT ini sebenarnya sudah digagas tahun lalu. Namun, tahun ini akan dikonsep secara lebih matang dan strategis lagi. Saat ini BNPT terus melakukan pembinaan juga terhadap para penyuluh agama. Menurutnya, tahun lalu setidaknya ada 200 penyuluh agama yang sudah dibina untuk mencegah radikalisme dan terorisme. Tahun ini, jumlahnya akan ditingkatkan secara lebih masif lagi.

"Baru ini akan rapat dengan BNTP. Yang jelas, ada penambahan. Harapannya sebanyak mungkin target kita paling tidak 3.000 sampai 5.000an orang khusus untuk wilayah-wilayah yang memang diindikasi BNPT rawan konflik," tegasnya.
(amm)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8119 seconds (0.1#10.140)