Soal Keakraban Jokowi-Cak Imin, Pengamat: Bisa Dimaknai Macam-macam

Rabu, 03 Januari 2018 - 09:59 WIB
Soal Keakraban Jokowi-Cak...
Soal Keakraban Jokowi-Cak Imin, Pengamat: Bisa Dimaknai Macam-macam
A A A
JAKARTA - Keakraban Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar saat acara peresmian kereta bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Selasa 2 Januari 2018 dinilai bisa dimaknai bermacam-macam.

"Ini bisa dimaknai macam-macam. Bisa dimaknai juga karena memang untuk maju pilpres yang mana Pak Jokowi belum ada pendampingnya. Karena enggak mungkin sama Pak Jusuf Kalla lagi. Dari segi usia sudah tidak memungkinkan," ujar pengamat politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Lili Romli, Selasa 2 Januari 2018.

Dia mengatakan, setiap agenda Jokowi bisa dianggap sebagai peristiwa politik menjelang Pilpres 2019.

Dengan demikian, kata dia, keakraban yang ditunjukkan Jokowi dan Cak Imin bisa juga dimaknai dalam rangka untuk penjajakan.

"Itu wajar saja dilakukan karena harus mendekati semua tokoh. Apalagi Pak Muhaimin salah satu tokoh partai berbasis Islam yang selama ini berkoalisi dengan pemerintah," ucapnya.

Sementara, menurut dia, dua partai berbasis Islam, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Amanat Nasional (PAN) sudah jelas akan memberikan dukungannya kepada Prabowo Subianto.

Sedangkan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dikatakannya masih dihadapkan dengan masalah internalnya. Alhasil satu-satunya partai berbasis Islam yang paling memungkinkan untuk dirangkul Jokowi adalah Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang saat ini masih solid.

"Daripada kekhawatiran dia (Cak Imin-red) menyebrang ke tempat lain, maka Jokowi merangkul supaya dia tidak ke tempat lain. Bisa dalam rangka penjajakan ke Pilpres 2019 itu, bisa dalam konteks merangkul, bisa untuk mempromosikan," katanya.

Apalagi, lanjut dia, Cak Imin sudah jauh-jauh hari banyak mendapat dukungan sebagai cawapres 2019 dari para pendukungnya.

Dengan demikian, kata dia, bisa saja Jokowi sangat mungkin mempromosikan Cak Imin dan menunjukkan kedekatan antarkeduanya.

"Kemudian dia (Cak Imin) juga representasi dari kekuatan Islam. Satunya-satunya yang bisa didekati adalah Cak Imin," ujarnya.

Lili menilai Cak Imin cukup pantas untuk mendampingi Jokowi. Cak Imin dinilainya mempunyai pengalaman politik panjang. Bahkan pernah menjadi pimpinan DPR termuda dan menteri di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Cak Imin juga merupakan ketua salah satu partai termasuk lima besar di Indonesia. Cak Imin juga dinilainya akan lebih banyak diterima dari semua kalangan umat Islam dan non-Islam.

"Dia juga bisa jadi tokoh yang lebih banyak diterima mungkin dari semua kekuatan Islam. Tidak ada resistensi dari non-Islam juga karena dianggap pluralis. Basis dukungan Islam ini penting untuk mengurangi tensi politik identitas dan SARA," tuturnya.
(dam)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8584 seconds (0.1#10.140)