Pertemuan Jokowi dengan Anies-Sandi
A
A
A
Pertemuan Gubernur-Wakil Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Sandiaga Uno dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Merdeka kemarin (25/10) menjadi aktivitas politik yang menarik perhatian.
Pertemuan yang berlangsung sepuluh hari setelah pelantikan di Istana Negara ini menjadi spesial, terutama karena adanya berbagai macam tafsiran publik mengenai hubungan Presiden Jokowi dengan pasangan gubernur dan wakil gubernur tersebut.
Banyak yang menilai hubungannya tak mulus. Bahkan foto saat pelantikan tanggal 16 Oktober saja dijadikan bahan analisis hubungan yang berjarak tersebut.
Namun pertemuan kemarin seperti menunjukkan hal yang sebaliknya. Anies dan Sandi pada kesempatan kemarin menghadap ke Presiden Jokowi untuk membicarakan beberapa hal mengenai DKI Jakarta yang terkait juga dengan politik nasional.
Dalam foto yang beredar di publik bisa kita lihat dengan jelas ketiga figur politik yang sedang menjadi sorotan utama ini tertawa lepas. Tidak terlihat ada beban hubungan di antara mereka. Gestur badan saat pelantikan yang oleh beberapa pakar dikatakan agak berjarak tidak muncul dalam pertemuan kemarin.
Bahkan kehangatan ditunjukkan oleh ketiga tokoh nasional tersebut. Beberapa pejabat lain yang hadir, yaitu Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi serta Menteri Pekerjaan Umum dan perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, juga menunjukkan kehangatan serupa.
Awalnya pertemuan berjalan terbuka. Lalu pertemuan dilanjutkan dengan tertutup. Beberapa hal dibicarakan dalam pertemuan tersebut, salah satu yang mendapatkan perhatian adalah Asian Games 2018. DKI Jakarta akan menjadi salah satu tuan rumah gelaran olahraga akbar benua Asia ini.
Anies-Sandi juga melaporkan perkembangan beberapa proyek utama di Jakarta seperti mass rapid transit (MRT), light rail transit (LRT), penanggulangan banjir hingga proyek sodetan Kali Ciliwung.
Ada beberapa output positif yang dihasilkan dari pertemuan tersebut. Pertama, sudah barang tentu pertemuan tersebut akan meredakan tensi politik. Seberapa besar pengaruhnya pada tensi politik belum bisa ditentukan, namun jelas menjadi tren positif.
Selama ini banyak masyarakat yang menganggap hubungan antara Presiden Jokowi dan pasangan Anies-Sandi relatif dingin sebagai ekses Pilkada DKI Jakarta tahun ini. Pertemuan ini memberikan keuntungan politik bagi kedua belah pihak.
Presiden Jokowi jika bisa menjaga ritme ini akan bisa makin dekat dengan para pendukung Anies-Sandi yang kalau merujuk pada berbagai macam survei mayoritas tidak memilih Jokowi.
Sementara Anies-Sandi pun diuntungkan jika bisa menjaga ritme yang sama, serangan frontal yang cenderung berlebihan terhadap pasangan ini akan berkurang.
Kedua, pertemuan ini memastikan dukungan pemerintah pusat terhadap pasangan pemimpin DKI Jakarta. Seperti namanya, Daerah Khusus Ibukota Jakarta merupakan wilayah yang berbeda dengan daerah-daerah otonom lain.
Segala macam pembangunan yang ada di kota ini akan beririsan langsung dengan pemerintah pusat. Dengan mengamankan restu dari Presiden Jokowi, Anies-Sandi akan bisa menghemat energi dalam hubungan dengan pemerintah pusat dan bisa fokus menunaikan janji-janjinya.
Ketiga, pertemuan ini akan memupuk kepercayaan publik terhadap pasangan Anies-Sandi dan Presiden Jokowi yang membangun citra merangkul dan tidak mendendam. Pendekatan yang dilakukan kedua pihak memberikan contoh sangat baik kepada masyarakat bahwa membangun negara ini adalah ujung dari semua pertarungan politik.
Ketika pada saatnya negara memanggil, segala ego politik harus dikalahkan. Semoga semangat positif ini bisa terus mewarnai politik Indonesia.
Pertemuan yang berlangsung sepuluh hari setelah pelantikan di Istana Negara ini menjadi spesial, terutama karena adanya berbagai macam tafsiran publik mengenai hubungan Presiden Jokowi dengan pasangan gubernur dan wakil gubernur tersebut.
Banyak yang menilai hubungannya tak mulus. Bahkan foto saat pelantikan tanggal 16 Oktober saja dijadikan bahan analisis hubungan yang berjarak tersebut.
Namun pertemuan kemarin seperti menunjukkan hal yang sebaliknya. Anies dan Sandi pada kesempatan kemarin menghadap ke Presiden Jokowi untuk membicarakan beberapa hal mengenai DKI Jakarta yang terkait juga dengan politik nasional.
Dalam foto yang beredar di publik bisa kita lihat dengan jelas ketiga figur politik yang sedang menjadi sorotan utama ini tertawa lepas. Tidak terlihat ada beban hubungan di antara mereka. Gestur badan saat pelantikan yang oleh beberapa pakar dikatakan agak berjarak tidak muncul dalam pertemuan kemarin.
Bahkan kehangatan ditunjukkan oleh ketiga tokoh nasional tersebut. Beberapa pejabat lain yang hadir, yaitu Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi serta Menteri Pekerjaan Umum dan perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, juga menunjukkan kehangatan serupa.
Awalnya pertemuan berjalan terbuka. Lalu pertemuan dilanjutkan dengan tertutup. Beberapa hal dibicarakan dalam pertemuan tersebut, salah satu yang mendapatkan perhatian adalah Asian Games 2018. DKI Jakarta akan menjadi salah satu tuan rumah gelaran olahraga akbar benua Asia ini.
Anies-Sandi juga melaporkan perkembangan beberapa proyek utama di Jakarta seperti mass rapid transit (MRT), light rail transit (LRT), penanggulangan banjir hingga proyek sodetan Kali Ciliwung.
Ada beberapa output positif yang dihasilkan dari pertemuan tersebut. Pertama, sudah barang tentu pertemuan tersebut akan meredakan tensi politik. Seberapa besar pengaruhnya pada tensi politik belum bisa ditentukan, namun jelas menjadi tren positif.
Selama ini banyak masyarakat yang menganggap hubungan antara Presiden Jokowi dan pasangan Anies-Sandi relatif dingin sebagai ekses Pilkada DKI Jakarta tahun ini. Pertemuan ini memberikan keuntungan politik bagi kedua belah pihak.
Presiden Jokowi jika bisa menjaga ritme ini akan bisa makin dekat dengan para pendukung Anies-Sandi yang kalau merujuk pada berbagai macam survei mayoritas tidak memilih Jokowi.
Sementara Anies-Sandi pun diuntungkan jika bisa menjaga ritme yang sama, serangan frontal yang cenderung berlebihan terhadap pasangan ini akan berkurang.
Kedua, pertemuan ini memastikan dukungan pemerintah pusat terhadap pasangan pemimpin DKI Jakarta. Seperti namanya, Daerah Khusus Ibukota Jakarta merupakan wilayah yang berbeda dengan daerah-daerah otonom lain.
Segala macam pembangunan yang ada di kota ini akan beririsan langsung dengan pemerintah pusat. Dengan mengamankan restu dari Presiden Jokowi, Anies-Sandi akan bisa menghemat energi dalam hubungan dengan pemerintah pusat dan bisa fokus menunaikan janji-janjinya.
Ketiga, pertemuan ini akan memupuk kepercayaan publik terhadap pasangan Anies-Sandi dan Presiden Jokowi yang membangun citra merangkul dan tidak mendendam. Pendekatan yang dilakukan kedua pihak memberikan contoh sangat baik kepada masyarakat bahwa membangun negara ini adalah ujung dari semua pertarungan politik.
Ketika pada saatnya negara memanggil, segala ego politik harus dikalahkan. Semoga semangat positif ini bisa terus mewarnai politik Indonesia.
(maf)