Bertemu Pimpinan PBNU, Menhan Bicara Kedaulatan Negara
A
A
A
JAKARTA - Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu menggelar pertemuan dengan jajaran pimpinan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) membahas sinergi dalam upaya memperkuat pertahanan dan kedaulatan bangsa.
Pertemuan ini digelar di Kantor PBNU, Jakarta Pusat, Rabu (13/9/2017). Dalam pertemuan itu, Ryamizard mengungkapkan Indonesia saat ini telah masuk pada era globalisasi yang terjadi sebagai konsekuensi logis dari gerak perubahan di dunia.
Era globalisasi kemudian berdampak terhadap perubahan sistem politik, hukum, mental dan budaya, serta penghayatan terhadap ideologi suatu bangsa.
Ryamizard menegaskan, Indonesia tak boleh kalah dan gagal dalam persaingan di era globalisasi. Kalah dalam bersaing dapat mengancam eksistensi dan keutuhan negara.
"Dalam persaingan global, yang kuat keluar sebagai pemenang dan menjadi pemimpin. Sementara yang lemah akan kalah dan menjadi pecundang dan akan terus terjajah," kata Ryamizard.
Oleh sebab itu, Kementerian Pertahanan mengganden PBNU untuk menjalin sinergi dalam upaya memperkuat pertahanan dan kedaulatan bangsa.
Sementara Wakil Sekretaris Jenderal PBNU Hery Haryanto Azumi, sepakat dengan gagasan Menhan. Sinergi antara Kementerian Pertahanan dan PBNU perlu dilakukan untuk bersama-sama memperkuat pertahanan dan kedaulatan bangsa.
Menurutnya, tugas menjaga pertahanan dan kedaulatan bangsa tidak bisa dipasrahkan kepada pemerintah maupun dilakukan oleh kelompok tertentu. Seluruh elemen masyarakat, kata Hery, harus bersinergi untuk menjaga kedaulatan bangsa.
"NU punya tanggung jawab itu. Tentu semua pihak harus mendukung upaya menjaga kedaulatan bangsa," ucap Hery.
Pertemuan ini digelar di Kantor PBNU, Jakarta Pusat, Rabu (13/9/2017). Dalam pertemuan itu, Ryamizard mengungkapkan Indonesia saat ini telah masuk pada era globalisasi yang terjadi sebagai konsekuensi logis dari gerak perubahan di dunia.
Era globalisasi kemudian berdampak terhadap perubahan sistem politik, hukum, mental dan budaya, serta penghayatan terhadap ideologi suatu bangsa.
Ryamizard menegaskan, Indonesia tak boleh kalah dan gagal dalam persaingan di era globalisasi. Kalah dalam bersaing dapat mengancam eksistensi dan keutuhan negara.
"Dalam persaingan global, yang kuat keluar sebagai pemenang dan menjadi pemimpin. Sementara yang lemah akan kalah dan menjadi pecundang dan akan terus terjajah," kata Ryamizard.
Oleh sebab itu, Kementerian Pertahanan mengganden PBNU untuk menjalin sinergi dalam upaya memperkuat pertahanan dan kedaulatan bangsa.
Sementara Wakil Sekretaris Jenderal PBNU Hery Haryanto Azumi, sepakat dengan gagasan Menhan. Sinergi antara Kementerian Pertahanan dan PBNU perlu dilakukan untuk bersama-sama memperkuat pertahanan dan kedaulatan bangsa.
Menurutnya, tugas menjaga pertahanan dan kedaulatan bangsa tidak bisa dipasrahkan kepada pemerintah maupun dilakukan oleh kelompok tertentu. Seluruh elemen masyarakat, kata Hery, harus bersinergi untuk menjaga kedaulatan bangsa.
"NU punya tanggung jawab itu. Tentu semua pihak harus mendukung upaya menjaga kedaulatan bangsa," ucap Hery.
(maf)