Disambut Positif, PDIP Perkuat Hubungan dengan NU

Minggu, 10 September 2017 - 00:17 WIB
Disambut Positif, PDIP...
Disambut Positif, PDIP Perkuat Hubungan dengan NU
A A A
MALANG - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) berupaya terus menguatkan hubungan dengan ulama Nahdlatul Ulama (NU) dan Nahdliyin.

Penguatan hubungan itu melanjutkan tradisi hubungan baik para tokoh pendiri bangsa yang selalu bersinergi dan beriringan antara tokoh kebangsaan dan tokoh agama, khususnya Islam dengan tokoh kebangsaan atau nasionalis.

Hal tersebut diungkapkan Wakil Sekretaris Jendera DPP PDIP Ahmad Basarah saat bertemu pengasuh Pondok Pesantren Sabilurrosyad, Gasek, Malang, KH Marzuki Mustamar, Sabtu (9/9/2017).

Upaya PDIP mendapat apresiasi dan sambutan positif dari para kiai NU yang hadir dalam pertemuan tersebut. Dalam pertemuan itu, hadir sejumlah kiai dan ulama dari Malang Raya.

Basarah didampingi Sekretaris Jenderal Baitul Muslimin Indonesia (Bamusi) Falah Amru, Ketua DPP Bamusi Nu'man Bashori dan Sekretaris DPD PDIP Jawa Timur, Sri Untari.

Di hadapan para kiai NU, Basarah mengaku diutus khusus oleh Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri bersilaturahmi dan sowan ke para ulama dan kiai untuk menyampaikan beberapa hal strategis dan penting.

"Ibu Megawati meminta saya untuk sampaikan, bahwa pada saat HUT Kemerdekaan tahun 1966, Pidato Bung Karno yang sangat terkenal judulnya Jas Merah, jangan sekali-kali melupakan sejarah. Di kalangan Nahdliyin sekarang ada tagline Jas Hijau, 'jangan sekali-kali hilangkan jasa ulama'," kata Basarah.

Basarah mengungkapkan kader PDIP selalu diingatkan untuk tidak melupakan sejarah perjuangan bangsa saat merebut kemerdekaan, NU dan PNI seperti adik kakak.

Basarah merujuk lahirnya NU pada tahun 1926. Satu tahun berikutnya, Bung Karno mendirikan PNI pada 1927. Satu tahun setelah itu, pada tahun 1928 lahir Sumpah Pemuda yang menjadi cikal bakal lahirnya Indonesia. "Jas Merah dan Jas Hijau harus jadi tagline untuk kebersamaan," ucapnya.

Melihat pentingnya sinergi nasionalis-Islam, khususnya PDIP dan Nahdliyin, lanjut Basarah, Megawati mengajak masyarakat, khususnya Nahdliyin untuk berpijak dan menguatkan sejarah yang diwariskan Bung Karno dan KH Hasyim As'ari, KH Wahid Hasyim, dan KH Wahab Chasbullah, KH Ahmad Dahlan, serta tokoh dan ulama lain yang selalu bergandengan dalam hal kebangsaan.

"Kalau sudah ormas besar di Republik ini, yaitu NU dan PDIP sebagai partai besar di republik ini, bersinergi, tidak hanya bisa mengusir segala ancaman, tetapi akan bisa melakukan hal baik yang luar biasa," katanya.

Kepada sejumlah kiai, Basarah mengajak agar sekiranya ada santri yang ingin bergabung dengan PDIP.

"NU dilahirkan untuk bangsa. Kami mengajak, monggo (silakan) warga NU yang mau menugaskan santrinya, menjaga dan mengawal PDIP. Kami ada Bamusi, kami bermimpi banyak kader kita di DPRD adalah kader-kader NU," ucapnya.

Terkait Pilkada Jatim, lanjut Basarah, Megawati menugaskannya untuk menanyakan kepada para kiai mengenai sosok yang mewakili perasaan dan cermin dari harapan warga Nahdliyin.

KH Marzuki Mustamar mengatakan, langkah Megawati menguatkan sinergi nasionalis-Islam sudah benar. "Sudah benar kalau Ibu Mega paring dawuh untuk melanjutkan tradisi Jas Merah dan Jas Hijau," katanya.

Kiai Marzuki mengatakan, kalau dari PDIP sudah mendekat, tentu dari Nahdliyin juga harus merangkul dan berjalan bersama-sama.

"Agar suasananya seperti dilakukan Bung Karno dan Mbah Hasyim, Ibu Mega dan Gus Dur, Kiai Said dan Mbak Puan. Tentu akan menjadi kekuatan luar biasa," ungkapnya.

Apa yang diperintahkan Megawati mempunyai rujukan sejarah. Saat itu Bung Karno selaku Presiden Indonesia juga selalu sowan kepada para kiai, khsususnya Mbah Hasyim dan Mbah Wahab ketika hendak mengambil keputusan penting.

"Nah sekarang, sekiranya ada hal sangat penting berskala besar. Kalau bisa PDIP juga sowan ke PWNU atau kiai NU. Kalau itu dilakukan, sangat luar biasa," ucapnya.

Sementara terkait dengan calon yang menjadi aspirasi kiai NU, KH Marzuki secara khusus menulis surat untuk Megawati yang ditulis dengan tulisan arab.

Dalam surat rahasia itu, para kiai menyampaikan aspirasi terkait sosok yang tepat untuk diusung di Pilkada Jatim 2018.
(dam)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.1780 seconds (0.1#10.140)