GIIAS 2017 dan Industri Automotif

Jum'at, 11 Agustus 2017 - 08:00 WIB
GIIAS 2017 dan Industri...
GIIAS 2017 dan Industri Automotif
A A A
AJANG Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2017 baru dibuka kemarin. Banyak harapan muncul atas ter­seleng­garanya pameran automotif internasional terbesar di Indonesia tersebut. Tak hanya dari pemerintah maupun pelaku industri, tapi juga dari masyarakat. Dari sisi pemerintah, tentu harapannya berkaitan dengan sumbangan sektor automotif bagi perekonomian nasional. Tak hanya dari sisi pajak, tapi juga dari sisi investasi. Pabrikan diharapkan menjadikan Indonesia sebagai basis produksi.

Sementara itu dari kalangan industri, pameran ini diharapkan mampu menjadi pemuas dahaga saat pasar dalam kondisi kurang baik. Serangkaian model baru yang diluncurkan diharapkan mampu menstimulasi pasar dan menggaet masyarakat untuk berbelanja mobil baru. Adapun dari sisi masyarakat, hadirnya pameran kali ini bisa dijadikan ajang untuk mempertimbangkan mobil apa yang akan dibeli sesuai dengan karakteristik yang diinginkannya.

Kondisi industri automotif tahun ini memang masih diliputi awan tebal. Hingga paruh pertama tahun ini, pasar belum menunjukkan sesuatu yang istimewa. Padahal pada 2016 lalu, pencapaian pasar automotif cukup positif dan menjadi momentum pertama pertumbuhan bagus setelah pada 2014 dan 2015 lalu mengalami perlambatan.

Hadirnya beragam model baru disertai program-program promosi yang digelar para Agen Pemegang Merek (APM) diharapkan mampu mendorong pertumbuhan pasar automotif Indonesia. Ketatnya perhatian pemerintah menjaga kondisi fiskal, sejumlah paket stimulus ekonomi serta suksesnya program pengampunan pajak pada tahun lalu tentu akan membantu mengembalikan kepercayaan pasar.

Namun yang terpenting bukan hanya masalah jualan atau pasar. Para produsen mobil di Tanah Air harus pula memperhatikan alih teknologi. Bagaimana menciptakan peluang-peluang baru agar mobil bisa diproduksi di Indonesia untuk memenuhi kebutuhan pasar domestik maupun global. Sebab Indonesia merupakan salah satu pasar terbesar untuk sektor automotif. Jangan sampai pasar yang besar ini dimanfaatkan negara lain seperti Thailand misalnya. Karena itu perlu ada sinergi antara pemerintah dan industri untuk membicarakan titik temu agar industrialisasi di Tanah Air untuk sektor automotif berjalan lancar.

Momentum menciptakan mobil ramah lingkungan bertenaga listrik bisa menjadi salah satu titik awal sinergi antara pemerintah dan industri. Apa saja yang dibutuhkan industri untuk mengembangkan mobil listrik, apa kendalanya, dan apa harapan industri terhadap pemerintah, hal itu perlu didengarkan pemerintah.

Di negara lain seperti Thailand, pemerintahnya memberikan perhatian serius terhadap industri automotif. Hal inilah yang menyebabkan industri automotif di Negeri Gajah Putih itu tumbuh positif. Masalah infrastruktur, perpajakan, kemudahan perizinan dalam hal investasi menjadikan Thailand sebagai kompetitor terkuat Indonesia untuk menarik minat investasi pabrikan automotif dunia. Jika ingin mengalahkan Thailand, tentu pemerintah harus mem­beri­kan sesuatu yang lebih baik daripada Thailand.

Dari sisi industri, setidaknya ada dua tren utama yang mau tidak mau harus diikuti industri automotif Indonesia. Pertama mengenai tren energi dan lingkungan, yang berkaitan erat dengan peng­guna­an, efisiensi serta gas buang dari bahan bakar mobil yang diproduksi di Indonesia. Kedua terkait dengan teknologi dan keamanan ken­dara­an yang standarnya semakin ketat dan tinggi baik di pasar global maupun Asia Tenggara yang notabene menjadi salah satu tujuan utama ekspor mobil produksi Indonesia.
Terkait dengan bahan bakar, Pemerintah Indonesia harus segera serius berbenah dan memperhatikan penerapan standar bahan bakar berkualitas tinggi dengan emisi yang kian rendah. Pemerintah harus berani mengambil langkah progresif, yakni penerapan penggunaan bahan bakar Euro 4 dengan tenggat waktu pelaksanaan dua tahun bagi mobil-mobil baru dan empat tahun bagi mobil-mobil yang sedang diproduksi.
(mhd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0991 seconds (0.1#10.140)