Banyak Jamaah Haji Tersesat, DPR Minta Petugas Proaktif
A
A
A
JAKARTA - Komisi VIII DPR meminta kasus jamaah haji yang tersesat di tanah suci diminimalisasi oleh pihak penyelenggara. Pasalnya, berdasarkan laporan, mulai banyak ditemukan jamaah haji yang mengalami hal itu.
Wakil Ketua Komisi VIII DPR Iskan Qolba Lubis mengatakan, kebanyakan kasus jamaah haji tersesat karena tertinggal dari rombongan atau lupa lokasi pemondokan.
"Ini harus diantisipasi apalagi sebagian besar yang tersesat adalah jamaah lansia," ujar Iskan dalam keterangan tertulisnya yang diterima SINDOnews, Rabu (2/8/2017). (Baca Juga: Banyak Jamaah Haji Tersesat di Masjid Nabawi)
Menurut dia, perlu tindakan proaktif dari petugas haji untuk memaksimalkan peran mukimin, warga negara Indonesia yang tinggal di Arab Saudi atau mahasiswa yang lebih mengetahui lokasi di Tanah Suci dalam meminimalisasi kasus jamaah haji tersesat.
"Kasus tersesatnya jamaah haji memang kerap terjadi. Maka keberadaan tanda penunjuk arah berbahasa Indonesia bisa terpasang di beberapa lokasi vital," kata politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini.
Dia berharap pihak rombongan jamaah haji juga proaktif mengantisipasi kasus tersesatnya jamaah haji, salah satunya melakukan survei lokasi terlebih dahulu bersama-sama rekan rombongan, serta memaksimalkan pendataan.
"Dengan melakukan survei maka rombongan jamaah haji akan lebih paham kondisi medan yang dilalui di Tanah Suci, terutama kawasan-kawasan vital seperti Masjidil Haram," paparnya.
Dia mengatakan, dibutuhkan minum yang banyak dan menghindari diri dari sengatan matahari langsung dengan memakai payung serta penutup kepala lainnya, karena musim panas di Tanah Suci hingga 45 derajat Celcius dan udara kering.
"Oleh karena itu para petugas haji harus mengantisipasi dampak musim panas terhadap jamaah," ucapnya.
Wakil Ketua Komisi VIII DPR Iskan Qolba Lubis mengatakan, kebanyakan kasus jamaah haji tersesat karena tertinggal dari rombongan atau lupa lokasi pemondokan.
"Ini harus diantisipasi apalagi sebagian besar yang tersesat adalah jamaah lansia," ujar Iskan dalam keterangan tertulisnya yang diterima SINDOnews, Rabu (2/8/2017). (Baca Juga: Banyak Jamaah Haji Tersesat di Masjid Nabawi)
Menurut dia, perlu tindakan proaktif dari petugas haji untuk memaksimalkan peran mukimin, warga negara Indonesia yang tinggal di Arab Saudi atau mahasiswa yang lebih mengetahui lokasi di Tanah Suci dalam meminimalisasi kasus jamaah haji tersesat.
"Kasus tersesatnya jamaah haji memang kerap terjadi. Maka keberadaan tanda penunjuk arah berbahasa Indonesia bisa terpasang di beberapa lokasi vital," kata politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini.
Dia berharap pihak rombongan jamaah haji juga proaktif mengantisipasi kasus tersesatnya jamaah haji, salah satunya melakukan survei lokasi terlebih dahulu bersama-sama rekan rombongan, serta memaksimalkan pendataan.
"Dengan melakukan survei maka rombongan jamaah haji akan lebih paham kondisi medan yang dilalui di Tanah Suci, terutama kawasan-kawasan vital seperti Masjidil Haram," paparnya.
Dia mengatakan, dibutuhkan minum yang banyak dan menghindari diri dari sengatan matahari langsung dengan memakai payung serta penutup kepala lainnya, karena musim panas di Tanah Suci hingga 45 derajat Celcius dan udara kering.
"Oleh karena itu para petugas haji harus mengantisipasi dampak musim panas terhadap jamaah," ucapnya.
(dam)