Pendidikan dan Kenakalan Siswa

Jum'at, 28 Juli 2017 - 08:50 WIB
Pendidikan dan Kenakalan...
Pendidikan dan Kenakalan Siswa
A A A
MASYARAKAT dikejutkan dengan munculnya foto sejumlah siswa SMK PGRI 38 DKI Jakarta yang merokok di dalam kelas. Foto perbuatan tak terpuji para siswa yang menjadi viral di media sosial tersebut harus benar-benar mendapatkan perhatian semua pihak.

Fenomena ini bisa menjadi salah satu indikator kegagalan pendidikan kita dalam upaya membentuk anak-anak bangsa menjadi generasi penerus bangsa yang berakhlak baik, tangguh, dan berkarakter.

Munculnya fenomena anak tepergok merokok memang bukan hanya kali ini. Namun tetap saja kejadian tersebut harus ditangani secara serius agar tidak menular dan berulang di masa mendatang. Bagi siswa yang melanggar harus diberi sanksi yang sesuai dan mendidik. Tentu hukumannya tidak sama dengan untuk orang dewasa.

Aksi merokok siswa seperti di atas seperti gunung es. Sebab belakangan ini kita juga disuguhi berbagai aksi yang tak pantas dilakukan oleh para siswa kita. Belum genap seminggu berlalu, ramai juga di jagat maya tersebar foto para siswa yang berpakaian pramuka sedang menonton film porno di dalam kelas meng­guna­kan proyektor. Kemudian berbagai kasus perisakan (bullying) juga marak diposkan di media sosial.

Kenakalan siswa atau remaja tak hanya itu. Belum lagi kita sering juga mendengar aksi tawuran antarsiswa yang hingga saat ini masih kerap terjadi baik di DKI maupun luar wilayah Jakarta. Bahkan tak sedikit siswa SMP atau SMA yang terlibat dalam aksi kejahatan curanmor atau pembegalan. Tidak sedikit juga yang terjerumus dalam lembah hitam seperti narkoba dan prostitusi anak.

Kalau dicermati, berbagai kenakalan siswa yang akhir-akhir ini kian memprihatinkan tersebut bukan muncul begitu saja. Ada sejumlah faktor yang sangat kompleks sehingga menyebabkan para siswa saat ini cenderung makin meninggalkan nilai-nilai keluhuran bangsa maupun agama tersebut.

Pertama, pengaruh lingkungan baik internal maupun eksternal. Lingkungan baik di keluarga, lingkungan pergaulan maupun sekolah merupakan hal yang sangat penting dalam membentuk karakter seorang anak.

Kita tahu kesibukan orang tua menyebabkan anak mencari jati diri sendiri. Apalagi tidak sedikit keluarga yang bermasalah, kemudian anak menjadi korban kekerasan di rumah sehingga tidak sedikit anak mencari jati dirinya di lingkungan sekitar yang belum tentu baik. Latar belakang keluarga dan lingkungan buruk itulah yang membentuk karakter anak menjadi liar dan tak terkendali.

Kedua, kurangnya pendidikan agama, akhlak, serta sosok teladan. Pendidikan agama merupakan hal yang sangat mendasar untuk membentuk pribadi seorang siswa. Begitu juga keteladanan seseorang bagi anak, terutama di keluarga, juga sangat mempengaruhi perkembangannya. Pergaulan yang salah akhirnya membentuk anak menjadi nakal.

Ketiga, kemajuan teknologi. Perkembangan teknologi yang se­makin pesat memberikan pengaruh yang buruk bagi perkembangan anak jika tidak dibarengi dengan pendidikan karakter yang kuat. Misalnya saat ini bebasnya masyarakat termasuk anak yang belum cukup umur dalam mengonsumsi konten di berbagai media sosial maupun di televisi sedikit banyak telah membentuk karakter anak.

Konten-konten negatif yang berbau pornografi maupun kekerasan itulah yang ikut membentuk karakter anak menjadi brutal dan susah diatur. Merujuk berbagai faktor di atas, sudah selayaknya mulai sekarang peng­awasan terhadap anak harus diperketat baik itu di lingkungan keluarga maupun sekolah.

Para orang tua harus sadar bahwa keluarga merupakan pembentuk karakter anak yang paling penting. Anak tak cukup hanya diberi bekal materi, bekal pendidikan agama dan akhlak juga sangat penting diberikan. Di sisi lain pemerintah harus merumuskan kembali kurikulum pendidikan yang lebih menekankan pembentukan karakter agar siswa bisa tumbuh seimbang baik secara prestasi maupun moralnya.

Dan sekolah melalui para guru harus juga serius dalam mengawasi dan mendidik siswa-siswa mereka agar kejadian seperti di atas tidak terulang. Pendidikan anak sangat penting karena masa depan bangsa ada di tangan mereka. Salah mendidik anak, taruhannya adalah kehancuran bangsa ini.
(dam)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0771 seconds (0.1#10.140)