Pembayaran Perbankan & Dualisme Perekonomian

Jum'at, 09 Juni 2017 - 09:00 WIB
Pembayaran Perbankan & Dualisme Perekonomian
Pembayaran Perbankan & Dualisme Perekonomian
A A A
Achmad Deni Daruri
President Director Center for Banking Crisis

Donald Trump bisa menjadi presiden karena dukungan sistem pembayaran yang menciptakan dualisme perekonomian di Amerika Serikat. Semuanya saling terkait. Pembentukan sistem pembayaran menjadi sangat penting dalam pembangunan perekonomian. Pembangunan perekonomian dengan sistem pembayaran tertentu akan menghasilkan dualisme dalam perekonomian. Dualisme ini seperti yang dikatakan oleh JH Boeke ataupun seperti satu negara dengan dua sistem yang terjadi di China dan Hong Kong.

Tujuan pembangunan sistem pembayaran pada galibnya hanya menuju kepada satu sasaran, yaitu merupakan proses perubahan yang terus menerus menuju perbaikan termasuk usaha meningkatkan produk per kapita. Padahal, pembangunan ekonomi tak dapat lepas dari pertumbuhan ekonomi dan sebaliknya, pertumbuhan ekonomi memperlancar proses pembangunan ekonomi.

Yang dimaksud dengan pertumbuhan ekonomi adalah proses kenaikan kapasitas produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional. Suatu negara dikatakan mengalami pertumbuhan ekonomi apabila terjadi peningkatan GNP riil di negara tersebut.

Adanya pertumbuhan eko­no­mi merupakan indikasi keberhasilan pembangunan ekonomi. Perbedaan antara keduanya adalah pertumbuhan ekonomi keberhasilannya lebih bersifat kuantitatif, yaitu adanya kenaikan dalam standar pendapatan dan tingkat output produksi yang dihasilkan, sedangkan pembangunan ekonomi lebih bersifat kualitatif.

***
Faktor ekonomi yang memengaruhi pertumbuhan dan pembangunan ekonomi di antaranya adalah sumber daya alam, sumber daya manusia, sumber daya modal, dan keahlian atau kewirausahaan. Sumber daya alam, yang meliputi tanah dan kekayaan alam seperti kesuburan tanah, keadaan iklim/cuaca, hasil hutan, tambang, dan hasil laut, sangat memengaruhi pertumbuhan industri suatu negara, terutama dalam hal penyediaan bahan baku produksi.

Sementara itu, keahlian dan kewirausahaan dibutuhkan untuk mengolah bahan mentah dari alam menjadi sesuatu yang memiliki nilai lebih tinggi (disebut juga sebagai proses produksi). Sumber daya manusia juga menentukan keberhasilan pembangunan nasional melalui jumlah dan kualitas penduduk. Sementara itu, sumber daya modal dibutuhkan manusia untuk mengolah bahan mentah tersebut. Pembentukan modal dan investasi ditujukan untuk menggali dan mengolah kekayaan. Sumber daya modal berupa barang-barang modal sangat penting bagi perkembangan dan kelancaran pembangunan ekonomi karena barang-barang modal juga dapat meningkatkan produktivitas.

Dalam konteks di atas, pem­angunan sistem pembayaran harus juga berfokus kepada upaya pemerataan pendapatan. Termasuk juga di dalamnya pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya dan meningkatkan taraf hidup masyarakat agar sistem pembayaran tidak menghasilkan dualisme perekonomian. Dengan demikian, perekonomian tradisional dan perekonomian modern me­miliki kompatibel satu sama lainnya dengan adanya sistem pembayaran yang berorientasi pada lebih dari satu tujuan.

***
Filosofi tentang dualisme berawal dari dualisme jiwa dan raga. Konsep ini berasal setidaknya sejak zaman Plato dan Aristoteles dan berhubungan dengan spekulasi tantang eksistensi jiwa yang terkait dengan kecerdasan dan kebijakan. Keduanya berpendapat bahwa “kecerdasan” seseorang tidak bisa diidentifikasi atau dijelaskan dengan fisik.

Versi dari dualisme yang dikenal secara umum diperkenalkan oleh Rene Descartes yang berpendapat bahwa budi adalah substansi nonfisik. Descartes membedakan antara budi dengan kesadaran dan membedakannya dengan otak, sebagai tempat kecerdasan. Bisa dikatakan dia yang pionir perumus konsep jiwaraga dalam bentuknya yang ada sekarang.

Sekalipun berakar dari konsep filosofis yang sama, ada perbedaan konsep dualisme dalam ekonomi. Teori dualisme pertama kalinya dikemukakan oleh seorang ekonom Belanda, JH Boeke. Teorinya berasal dari pandangan atas suatu fenomena di mana konsep ekonomi modern yang dibawa dan diterapkan oleh para penjajah ternyata tidak mampu untuk menyejahterakan rakyat jajahannya. Negara jajahan memiliki pola dan sistem sosial yang berbeda dengan negara modern.

Pada awalnya pola dan sistem sosial modern memiliki daya penetrasi yang cukup kuat untuk masuk ke sistem sosial negara jajahannya. Namun, kemudian gagal.

Banyak konsep yang bisa menjelaskan kegagalan penetrasi tersebut. Namun, akan sangat mudah jika kita melihatnya dari sisi sistem pembayaran yang sering kali tidak kompatibel. Hal ini terjadi karena sistem pembayaran tidak menyentuh sistem perekonomian tradisional secara sistematis akibatnya sistem tradisional tertinggal pembangunannya.

Tentunya dunia modern di masa JH Boeke yang hidup antara tahun 1884 hingga 1956 sangat berbeda dengan dunia modern saat ini. Sistem pembayaran pada masa itu akan dianggap sangat kuno jika dibandingkan dengan sistem pembayaran saat ini yang serba digital. Oleh karena itu, sudah sewajarnya sistem pembayaran ini dimutakhirkan untuk mencapai kompatibilitas pasar yang pada ujungnya akan menopang pembangunan dan pertumbuhan ekonomi.

Diperlukan investasi sistem pembayaran yang harus meme­nuhi syarat sebagai berikut. Pertama, dibutuhkan pendirian industri yang saling berkaitan secara serentak di negara-negara yang terbelakang dari segi ekonomi yang syarat mutlak minimal sesuai level permintaan atau setidaknya saling melengkapi permintaan terhadap level permintaan atas sistem pem­bayaran. Keserentakan ini penting karena jika proyek investasi secara sendiri-sendiri mempunyai risiko tinggi sebagai akibat dari ketidakpastian mengenai apakah produknya akan mendapatkan pasar maka investasi sistem pembayaran ini harus bersifat saling berkaitan.

Kedua, suatu jumlah minimum investasi membutuhkan suatu jumlah tertentu tabungan. Jumlah tabungan ini tidak mudah dicapai oleh negara terbelakang yang miskin karena sangat rendahnya tingkat pendapatan. Untuk mengatasi hal ini, ketika pendapatan meningkat sebagai akibat peningkatan investasi, tingkat tabungan marginal diusahakan agar lebih tinggi daripada tingkat rata-rata tabungan. Dengan cara ini maka pembangunan sistem pembayaran tidak akan menciptakan dualisme dalam sistem perekonomian.
(mhd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8552 seconds (0.1#10.140)