Pancasila Milik Semua

Jum'at, 02 Juni 2017 - 08:14 WIB
Pancasila Milik Semua
Pancasila Milik Semua
A A A
KEMARIN 1 Juni seluruh bangsa Indonesia memperingati Hari Lahir Pancasila. Momentum ini hendaknya dijadikan introspeksi diri bangsa untuk lebih bisa memahami dan mengamalkan setiap butir nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.

Pancasila merupakan dasar dan falsafah bangsa yang sudah terbukti kesaktiannya dalam mempersatukan seluruh komponen bangsa dari Sabang sampai Merauke. Dalam perjalanan bangsa sejak kemerdekaan, Pancasila terbukti ampuh menjadi ideologi kunci dalam menjalankan roda kehidupan masyarakat Indonesia sampai saat ini.

Tanpa Pancasila, bukan hal yang mustahil bangsa ini tidak bisa utuh seperti sekarang ini. Tanpa Pancasila, mungkin kita sudah tercerai-berai. Karena keragaman Indonesia yang terdiri atas berbagai suku bangsa, agama, hingga bahasa, sangat rentan pecah bila tidak ada pemersatu yang diyakini secara bersama.

Belum lagi negara kita yang berbentuk kepulauan, tentu memiliki potensi yang tinggi untuk terpisah satu sama lain. Pada 1987, Pusat Survei dan Pemetaan ABRI merilis ada 17.508 pulau di Indonesia yang terbentang dari Sabang sampai Merauke.

Di sinilah pentingnya Pancasila sebagai dasar negara yang mampu menjadi perekat beragam perbedaan tersebut. Dengan Pancasila, berbagai perbedaan-perbedaan tersebut bukan lagi menjadi kelemahan.

Kemajemukan bangsa ini menjadi sebuah kekayaan Indonesia yang jarang sekali dimiliki oleh negara lain. Masing-masing suku bangsa memiliki adat istiadat, bahasa hingga kesenian khusus yang menjadi identitasnya.

Ada tari Pendet dari Bali yang sangat mendunia. Ada tari Saman dari Aceh yang juga sangat terkenal. Dan, itu semua menjadi kebanggaan nasional Indonesia. Semuanya masih ada dan menjadi identitas nasional karena peran Pancasila sebagai pemersatu bangsa.

Artinya, Indonesia adalah Pancasila. Keduanya tidak bisa dilepaskan, karena Pancasila lahir dari kemajemukan bangsa dengan latar belakang sosial-budaya, geografis, dan kesamaan sejarah masyarakat Indonesia.

Sebaliknya, pandangan hidup, ideologi, falsafah bangsa Indonesia itu semuanya telah tecermin dari nilai-nilai yang ada dalam Pancasila. Karena itu, Pancasila tidak akan bisa dipisahkan dalam kehidupan masyarakat Indonesia.

Indonesia saat ini memang menjadi negara demokrasi terbesar keempat di dunia. Namun, yang perlu diingat adalah Indonesia memiliki kekhasan yang berbeda dengan demokrasi yang ada di negara-negara lain, bahkan dengan demokrasi di Eropa maupun Amerika sekalipun. Atau kita lazim menyebutnya Demokrasi Pancasila. Kesuksesan Indonesia dalam berdemokrasi tidak bisa dilepaskan dari nilai-nilai Pancasila yang mengalir di seluruh urat nadi dan darah manusia Indonesia.

Karena itu, kita sepakat bahwa setiap upaya untuk mengganti ideologi negara, wajib kita tolak. Sejarah telah mencatat bahwa adanya upaya-upaya untuk mengganti Pancasila telah kandas di tengah jalan. Pancasila sudah menjadi harga mati yang harus dipertahankan sampai titik darah penghabisan demi persatuan dan tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Kita juga harus sepakat bahwa siapa pun yang berupaya untuk mengganti dasar negara kita, wajib kita perangi sampai ke akar-akarnya. Ancaman terhadap Pancasila tidak akan pernah surut baik dari dalam maupun luar negeri hingga saat ini. Serangan globalisasi yang begitu deras kalau tidak diantisipasi secara baik akan menjadi ancaman serius bagi keberadaan Pancasila.

Bukan tidak mungkin nilai-nilai Pancasila akan tergerus seiring dengan kemajuan teknologi dan informasi. Maka itu, para generasi penerus bangsa wajib dibekali dengan nilai-nilai Pancasila sejak dini. Sekolah-sekolah perlu lagi memberikan pelajaran yang cukup tentang Pancasila.

Yang tak kalah penting adalah jangan sampai Pancasila hanya menjadi jargon belaka. Jangan sampai Pancasila dijadikan komoditas politik untuk kepentingan sesaat kelompok tertentu. Jangan sampai Pancasila hanya diakui milik golongan tertentu.

Kampanye soal Pancasila juga jangan sampai digunakan untuk menyerang atau mendiskreditkan kelompok-kelompok yang kritis, karena cara-cara seperti itu justru akan memecah belah bangsa dan akan membahayakan kesatuan dan kemajemukan masyarakat yang selama ini hidup rukun. Ingat, Pancasila adalah milik seluruh komponen bangsa, bukan milik golongan tertentu.

Dan Pancasila bukan untuk diperdebatkan, namun untuk diamalkan dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia. Pancasilais sejati bukan yang paling keras berteriak soal Pancasila, tapi yang mampu menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupannya sehari-hari.
(dam)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3895 seconds (0.1#10.140)