Demi Demokrasi, Gerindra Perjuangkan Presidential Threshold 0%
A
A
A
JAKARTA - Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad mengatakan, partainya bakal terus memperjuangkan presidential threshold atau ambang batas pencapresan 0% demi menjaga nilai-nilai demokrasi.
"Iya demi demokrasi, sebenarnya kita enggak ada masalah. Masalahnya kita memikirkan partai baru yang harusnya punya kesempatan yang sama," kata Dasco saat dikonfirmasi Okezone, Minggu (28/5/2017).
Menurut dia, saat ini memang proses usulan presidential threshold masih dalam tahap pembahasan. Pansus baru akan mengambil keputusan revisi Undang-Undang (UU) Pemilu sekira satu hingga dua pekan ke depan. "Iya, untuk pengambilan keputusan yang krusial-krusial itu seminggu dua minggu lagi," ujar dia.
Saat ini, terdapat tiga partai yang kukuh mempertahankan presidential threshold 25%. Dengan begitu, nantinya bakal ada kompromi serta negosiasi untuk dilanjutkan ke tahap berikutnya.
"Memang sebagian besar punya pemikiran lain. Tapi kan masalahnya kalau tarik menarik terus nanti enggak diputus-putus, sementara tahapan pemilu harus terus berjalan, sehingga akan dicari titik kompromi, lobi-lobi," kata dia.
"Iya demi demokrasi, sebenarnya kita enggak ada masalah. Masalahnya kita memikirkan partai baru yang harusnya punya kesempatan yang sama," kata Dasco saat dikonfirmasi Okezone, Minggu (28/5/2017).
Menurut dia, saat ini memang proses usulan presidential threshold masih dalam tahap pembahasan. Pansus baru akan mengambil keputusan revisi Undang-Undang (UU) Pemilu sekira satu hingga dua pekan ke depan. "Iya, untuk pengambilan keputusan yang krusial-krusial itu seminggu dua minggu lagi," ujar dia.
Saat ini, terdapat tiga partai yang kukuh mempertahankan presidential threshold 25%. Dengan begitu, nantinya bakal ada kompromi serta negosiasi untuk dilanjutkan ke tahap berikutnya.
"Memang sebagian besar punya pemikiran lain. Tapi kan masalahnya kalau tarik menarik terus nanti enggak diputus-putus, sementara tahapan pemilu harus terus berjalan, sehingga akan dicari titik kompromi, lobi-lobi," kata dia.
(maf)