Penghargaan Bhinneka Tunggal Ika Awards OSO Ditolak Advokat
A
A
A
JAKARTA - Aliansi Advokat Muda Indonesia (AAMI) menolak dengan tegas pemberian penghargaan Bhinneka Tunggal Ika kepada Ketua DPD kubu Osman Sapta Odang atau dikenal OSO. AAMI meminta Lembaga Pemilih Indonesia (LPI) dan Lembaga Kantor Berita Nasional (LKBN) Antara selaku penyelenggara untuk membatalkan rencana pemberian penghargaan tersebut.
Ketua AAMI Rizky Sianipar mengatakan, sebuah penghargaan seharusnya menjadi pengakuan atas kinerja, jasa, perjuangan, pengabdian, dan ditambah ketekunan seseorang atau tokoh yang akan menerimanya dalam sebuah bidang. Artinya kata dia, penghargaan janganlah diberikan kepada seseorang yang justru melakukan tindakan tidak beretika dan menciptakan perpecahan di dalam sebuah lembaga tinggi negara.
"Tentunya sangat beralasan bagi kami, sebab Oesman Sapta sesungguhnya telah mencederai jiwa Pancasila yang menjadi landasan kebangkitan nasional," ujar Rizky di Taman Ismail Marzuki (TIM) Jakarta Pusat, Minggu, 21 Mei 2017.
Menurutnya, sila keempat Pancasila, Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan Perwakilan dengan terang telah menyebutkan dan mengajarkan kepada kita tentang beberapa hal. Pertama, lanjut dia bagaimana sebuah keputusan diambil.
"Tentang bagaimana mencari jalan terbaik yang mana tidak boleh bertentangan dengan hukum dan terlebih melanggar etik bangsa kita," ucapnya.
Dari informasi yang diperoleh kalangan wartawan, para tokoh yang akan diberikan penghargaan Bhinneka Tunggal Ika Award di antaranya, Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri, Kapolri Jenderal M Tito Karnavian, dan Kepala BIN Jenderal Polisi Budi Gunawan. Berikutnya, Ketua Umum PBNU Said Aqil Siradj, Ketua GP Ansor Yaqut Cholil Quomas, Sinta Wahid, Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi, Buya Ahmad Syafii Maarif, dan Romo Franz Magnis Suseno.
Ketua AAMI Rizky Sianipar mengatakan, sebuah penghargaan seharusnya menjadi pengakuan atas kinerja, jasa, perjuangan, pengabdian, dan ditambah ketekunan seseorang atau tokoh yang akan menerimanya dalam sebuah bidang. Artinya kata dia, penghargaan janganlah diberikan kepada seseorang yang justru melakukan tindakan tidak beretika dan menciptakan perpecahan di dalam sebuah lembaga tinggi negara.
"Tentunya sangat beralasan bagi kami, sebab Oesman Sapta sesungguhnya telah mencederai jiwa Pancasila yang menjadi landasan kebangkitan nasional," ujar Rizky di Taman Ismail Marzuki (TIM) Jakarta Pusat, Minggu, 21 Mei 2017.
Menurutnya, sila keempat Pancasila, Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan Perwakilan dengan terang telah menyebutkan dan mengajarkan kepada kita tentang beberapa hal. Pertama, lanjut dia bagaimana sebuah keputusan diambil.
"Tentang bagaimana mencari jalan terbaik yang mana tidak boleh bertentangan dengan hukum dan terlebih melanggar etik bangsa kita," ucapnya.
Dari informasi yang diperoleh kalangan wartawan, para tokoh yang akan diberikan penghargaan Bhinneka Tunggal Ika Award di antaranya, Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri, Kapolri Jenderal M Tito Karnavian, dan Kepala BIN Jenderal Polisi Budi Gunawan. Berikutnya, Ketua Umum PBNU Said Aqil Siradj, Ketua GP Ansor Yaqut Cholil Quomas, Sinta Wahid, Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi, Buya Ahmad Syafii Maarif, dan Romo Franz Magnis Suseno.
(kur)