Kampus Islam se-Jatim Larang Keras Paham Antipancasila
A
A
A
TULUNGAGUNG - Perguruan tinggi negeri Islam di Jawa Timur (Jatim) prihatin dengan fenomena maraknya paham antipancasila dan antiNKRI. Munculnya paham tersebut terbukti telah menimbulkan aksi radikalisme dan rawan memicu disintegrasi bangsa.
Atas kondisi ini perguruan tinggi negeri Islam se-Jatim sepakat untuk bersama-sama membendung ancaman ini. Kebulatan tekad tersebut mengemuka dalam Seminar dan Sarasehan Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) eks-Cabang IAIN Sunan Ampel yang digelar di IAIN Tulungagung, Sabtu (8/4/2017).
Seminar dan sarasehan yang langsung tiga hari ini dihadiri oleh sembilan rektor dan ketua PTKIN eks-Cabang IAIN Sunan Ampel.
"Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) memiliki tanggung jawab besar dalam upaya membendung berkembangnya beragam paham tersebut," tegas Rektor UIN Sunan Ampel Surabaya Abdul A’la dalam keterangan tertulisnya.
Hal serupa dikatakan Rektor IAIN Tulungagung Maftukhin. Dia Barbara PTKIN ke depan harus bisa memberikan wacana alternatif dan berposisi sebagai garda depan dalam mengampanyekan Islam yang rahmatan lil alamin.
Dalam kesempatan itu para rektor dan ketua PTKIN bersepakat untuk menegaskan sikap dan positioning PTKIN dalam menyikapi merebaknya paham radikalisme keagamaan yang antiPancasila dan antiNKRI. Penegasan sikap itu dituangkan dalam bentuk bernama Piagam Sunan Ampel. Dalam piagam itu, PTKIN Persemakmuran Sunan Ampel menyatakan sikap.
Pertama, melarang berbagai bentuk kegiatan yang berpaham antiPancasila dan antiNKRI di Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Persemakmuran Sunan Ampel.
Kedua, bertekad untuk membangun academic branding dengan penguatan Tridharma Perguruan Tingggi yang prima masing-masing perguruan tinggi keagamaan Islam Persemakmuran Sunan Ampel sebagai tawaran alternatif guna menjawab tuntutan dan ekspektasi masyarakat Indonesia dan dunia.
"Ketiga, melakukan sinergi antar-Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Persemakmuran Sunan Ampel dalam upaya pengembangan kelembagaan maupun mengkampanyekan Islam rahmatan lil alamin," ucapnya.
Piagam itu ditandatangani oleh Maftukhin Rektor IAIN Tulungagung, Abdul A'la Rektor UIN Sunan Ampel Surabaya, Mudjia Rahardjo Rektor UIN Maulana Malik Ibrahim Malang.
Kemudian Mutawalli Rektor UIN Mataram, Babun Suharto Rektor IAIN Jember, Maryam Yusuf Rektor IAIN Ponorogo, Mukhamad Ilyasin Rektor IAIN Samarinda, Mohammad Kosim Ketua STAIN Pamekasan, dan Nur Chamid Ketua STAIN Kediri.
Atas kondisi ini perguruan tinggi negeri Islam se-Jatim sepakat untuk bersama-sama membendung ancaman ini. Kebulatan tekad tersebut mengemuka dalam Seminar dan Sarasehan Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) eks-Cabang IAIN Sunan Ampel yang digelar di IAIN Tulungagung, Sabtu (8/4/2017).
Seminar dan sarasehan yang langsung tiga hari ini dihadiri oleh sembilan rektor dan ketua PTKIN eks-Cabang IAIN Sunan Ampel.
"Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) memiliki tanggung jawab besar dalam upaya membendung berkembangnya beragam paham tersebut," tegas Rektor UIN Sunan Ampel Surabaya Abdul A’la dalam keterangan tertulisnya.
Hal serupa dikatakan Rektor IAIN Tulungagung Maftukhin. Dia Barbara PTKIN ke depan harus bisa memberikan wacana alternatif dan berposisi sebagai garda depan dalam mengampanyekan Islam yang rahmatan lil alamin.
Dalam kesempatan itu para rektor dan ketua PTKIN bersepakat untuk menegaskan sikap dan positioning PTKIN dalam menyikapi merebaknya paham radikalisme keagamaan yang antiPancasila dan antiNKRI. Penegasan sikap itu dituangkan dalam bentuk bernama Piagam Sunan Ampel. Dalam piagam itu, PTKIN Persemakmuran Sunan Ampel menyatakan sikap.
Pertama, melarang berbagai bentuk kegiatan yang berpaham antiPancasila dan antiNKRI di Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Persemakmuran Sunan Ampel.
Kedua, bertekad untuk membangun academic branding dengan penguatan Tridharma Perguruan Tingggi yang prima masing-masing perguruan tinggi keagamaan Islam Persemakmuran Sunan Ampel sebagai tawaran alternatif guna menjawab tuntutan dan ekspektasi masyarakat Indonesia dan dunia.
"Ketiga, melakukan sinergi antar-Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Persemakmuran Sunan Ampel dalam upaya pengembangan kelembagaan maupun mengkampanyekan Islam rahmatan lil alamin," ucapnya.
Piagam itu ditandatangani oleh Maftukhin Rektor IAIN Tulungagung, Abdul A'la Rektor UIN Sunan Ampel Surabaya, Mudjia Rahardjo Rektor UIN Maulana Malik Ibrahim Malang.
Kemudian Mutawalli Rektor UIN Mataram, Babun Suharto Rektor IAIN Jember, Maryam Yusuf Rektor IAIN Ponorogo, Mukhamad Ilyasin Rektor IAIN Samarinda, Mohammad Kosim Ketua STAIN Pamekasan, dan Nur Chamid Ketua STAIN Kediri.
(maf)