Dewan Pers Diundang UNESCO dalam Seminar Kebebasan Pers Dunia di Paris
A
A
A
JAKARTA - Dalam rangka menyambut pelaksanaan Hari Kebebasan Pers Dunia (World Press Freedom Day-WPFD) Tahun 2017 yang akan diselenggarakan di Jakarta tanggal 1-4 Mei 2017, UNESCO sebagai penyelenggara even tersebut, melaksanakan serial diskusi panel menjelang WPFD 2017.
Di antaranya adalah sebuah seminar bertemakan "Journalism Under Fire: Challenges of Our Time". Seminar ini dilaksanakan pada tanggal 23 Maret 2017 di Markas Besar UNESCO, Paris-Perancis, yang membahas tentang tantangan masa kini yang dihadapi oleh media akibat dari bertransformasinya teknologi, ekonomi dan politik.
Lewat rilis yang diterima SINDOnews, Jumat (24/3/2017), seminar ini diharapkan dapat berkontribusi dalam penguatan kebebasan berekspresi dan pemberitaan. Dimana komunitas modern saat ini tidak dapat berfungsi dan berkembang dengan baik tanpa jurnalisme yang bebas, independen dan profesional, dan harus didasarkan pada prinsip-prinsip pemeriksaan fakta, pluralitas opini-opini yang dikemukakan, kerahasiaan sumber-sumber media, dan keselamatan jurnalis.
Menarik, empat panel diskusi dari pagi hingga menghadirkan pembicara-pembicara ahli dari beberapa negara di antaranya, Amerika Serikat, Inggris, Austria, Tunisia, Finlandia, Brazil, El Salvador, Qatar, Rusia Perancis serta Filipina.
Dewan Pers Indonesia diundang berpartisipasi dalam kegiatan tersebut oleh DR Sinyo Harry Sarundajang yang hadir dan memberikan sambutan dalam jamuan makan malam yang disiapkan oleh Perwakilan Tetap RI untuk UNESCO bekerja sama dengan Perwakilan Tetap Finlandia untuk UNESCO, di mana Finlandia adalah tuan rumah WPFD 2016.
Bapak Sarundajang memaparkan secara singkat perkembangan Pers di Indonesia sekaligus persiapan Indonesia sebagai tuan rumah WPFD 2017 dan mengundang para peserta seminar untuk hadir di Jakarta berpartisipasi dalam kegiatan WPFD 2017. Duta besar Indonesia untuk Perancis dan UNESCO Bapak Hotmangaradja Pandjaitan, Duta Besar dan Delegasi Tetap Finlandia untuk UNESCO Mr Pekka Puustinen, Ketua Dewan Eksekutif UNESCO Mr Michael Worb dan Asisten Dirjen Komunikasi dan Informasi UNESCO turut hadir dalam acara ini.
Jamuan makan berlangsung penuh keakraban di antara kurang lebih 200 peserta seminar dengan sajian makanan khas Indonesia berupa sate ayam bumbu kacang dan kue tradisional Indonesia yang dibungkus daun pisang serta berbagai minuman mulai dari jus orange hingga wine dan di dukung oleh tampilan latar belakang indah cahaya lampu menara Eiffel, dari Lantai 7 Gedung Kantor Pusat UNESCO, Paris.
Di antaranya adalah sebuah seminar bertemakan "Journalism Under Fire: Challenges of Our Time". Seminar ini dilaksanakan pada tanggal 23 Maret 2017 di Markas Besar UNESCO, Paris-Perancis, yang membahas tentang tantangan masa kini yang dihadapi oleh media akibat dari bertransformasinya teknologi, ekonomi dan politik.
Lewat rilis yang diterima SINDOnews, Jumat (24/3/2017), seminar ini diharapkan dapat berkontribusi dalam penguatan kebebasan berekspresi dan pemberitaan. Dimana komunitas modern saat ini tidak dapat berfungsi dan berkembang dengan baik tanpa jurnalisme yang bebas, independen dan profesional, dan harus didasarkan pada prinsip-prinsip pemeriksaan fakta, pluralitas opini-opini yang dikemukakan, kerahasiaan sumber-sumber media, dan keselamatan jurnalis.
Menarik, empat panel diskusi dari pagi hingga menghadirkan pembicara-pembicara ahli dari beberapa negara di antaranya, Amerika Serikat, Inggris, Austria, Tunisia, Finlandia, Brazil, El Salvador, Qatar, Rusia Perancis serta Filipina.
Dewan Pers Indonesia diundang berpartisipasi dalam kegiatan tersebut oleh DR Sinyo Harry Sarundajang yang hadir dan memberikan sambutan dalam jamuan makan malam yang disiapkan oleh Perwakilan Tetap RI untuk UNESCO bekerja sama dengan Perwakilan Tetap Finlandia untuk UNESCO, di mana Finlandia adalah tuan rumah WPFD 2016.
Bapak Sarundajang memaparkan secara singkat perkembangan Pers di Indonesia sekaligus persiapan Indonesia sebagai tuan rumah WPFD 2017 dan mengundang para peserta seminar untuk hadir di Jakarta berpartisipasi dalam kegiatan WPFD 2017. Duta besar Indonesia untuk Perancis dan UNESCO Bapak Hotmangaradja Pandjaitan, Duta Besar dan Delegasi Tetap Finlandia untuk UNESCO Mr Pekka Puustinen, Ketua Dewan Eksekutif UNESCO Mr Michael Worb dan Asisten Dirjen Komunikasi dan Informasi UNESCO turut hadir dalam acara ini.
Jamuan makan berlangsung penuh keakraban di antara kurang lebih 200 peserta seminar dengan sajian makanan khas Indonesia berupa sate ayam bumbu kacang dan kue tradisional Indonesia yang dibungkus daun pisang serta berbagai minuman mulai dari jus orange hingga wine dan di dukung oleh tampilan latar belakang indah cahaya lampu menara Eiffel, dari Lantai 7 Gedung Kantor Pusat UNESCO, Paris.
(kri)