Eks Staf Khusus SBY Sindir Jokowi Tak Mau Temui Pendemo Cor Kaki
A
A
A
JAKARTA - Salah satu pendemo di depan Istana Kepresidenan yang menolak pembangunan pabrik semen di Rembang, Jawa Tengah (Jateng) meninggal dunia. Namun Presiden Joko Widodo (Jokowi) belum juga menemui para pendemo yang melakukan aksinya dengan mengecor kaki.
Mantan Staf Khusus Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Andi Arief menyindir sikap Jokowi yang terkesan acuh dengan aspirasi para petani yang menolak pembangunan pabrik semen itu. Dia mempertanyakan apa alasan Jokowi enggan menemui para demonstran itu.
"Apa mesti Raisa yang mengecor kakinya pakai semen agar Presiden Jokowi mau keluar dari sarang?" ujar Andi dalam akun Twitter @andiariefaa, Rabu (22/3/2017).
Salah satu pendemo yang meninggal dunia bernama Patmi 48 tahun, petani Kendeng. Patmi merupakan salah satu pendemo yang ikut mengecor kakinya di depan Istana Kepresidenan sebagai wujud protes pembangunan pabrik semen di Rembang, Jateng. (Baca: Pendemo Meninggal, Istana Imbau Aksi Jangan Berisiko)
Perwakilan demonstran sempat diterima Kepala Staf Kepresidenan, Teten Masduki. Bahkan, Teten sempat mengimbau agar para petani jangan melakukan aksi yang berisiko bagi jiwa mereka.
Mantan Staf Khusus Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Andi Arief menyindir sikap Jokowi yang terkesan acuh dengan aspirasi para petani yang menolak pembangunan pabrik semen itu. Dia mempertanyakan apa alasan Jokowi enggan menemui para demonstran itu.
"Apa mesti Raisa yang mengecor kakinya pakai semen agar Presiden Jokowi mau keluar dari sarang?" ujar Andi dalam akun Twitter @andiariefaa, Rabu (22/3/2017).
Salah satu pendemo yang meninggal dunia bernama Patmi 48 tahun, petani Kendeng. Patmi merupakan salah satu pendemo yang ikut mengecor kakinya di depan Istana Kepresidenan sebagai wujud protes pembangunan pabrik semen di Rembang, Jateng. (Baca: Pendemo Meninggal, Istana Imbau Aksi Jangan Berisiko)
Perwakilan demonstran sempat diterima Kepala Staf Kepresidenan, Teten Masduki. Bahkan, Teten sempat mengimbau agar para petani jangan melakukan aksi yang berisiko bagi jiwa mereka.
(kur)