Pengamat: Negara Tidak Berdaya Hadapi Ahok

Kamis, 23 Februari 2017 - 09:05 WIB
Pengamat: Negara Tidak...
Pengamat: Negara Tidak Berdaya Hadapi Ahok
A A A
JAKARTA - Belum dinonaktifkannya Basuki Tjahaja Purnama dari jabatan Gubernur DKI Jakarta yang sudah berstatus terdakwa perkara penistaan agama dinilai sebagai preseden buruk.

Keputusan pemerintah yang justru mengaktifkan kembali Ahok menjadi gubernur setelah cuti kampanye menunjukkan keberpihakan pemerintah kepada mantan Bupati Bangka Belitung itu.

Pengamat politik dari Universitas Padjajaran, Idil Akbar menilai secara empiris, pemerintah telah menunjukkan keberpihakan kepada Ahok yang seharusnya diberhentikan sementara dari jabatan Gubernur DKI Jakarta karena sudah berstatus terdakwa.

"Saya kira secara empiris terbukti memang itu preseden buruk dalam arti negara menjadi alat bagi kekuasaan satu pihak kemudian menguntungkan pihak lain. Negara tidak berdaya (menghadapi) kuasa politik Ahok," tutur Idil saat dihubungi, Rabu 22 Januari 2017.

Idil juga mengatakan, persoalan ini berpotensi menurunkan kepercayaan masyarakat terhadap penegakan hukum.

Wakil Ketua Komisi II DPR Ahmad Riza Patria menilai desakan kalangan anggota DPR agar pemerintah menonaktifkan Ahok ternyata tidak berpengaruh.

Hal tersebut memicu anggota DPR menggunakan hak angket untuk menyelidiki kebijakan pemerintah mengaktifkan kembali Ahok. "Makanya ada empat fraksi mengajukan hak angket," ucapnya saat dihubungi. (Baca Juga: Mendagri: Saya Bemperi Pak Jokowi, Bukan Ahok )

Menurut dia, langkah MA yang tidak mengeluarkan fatwa yang diminta Mendagri sudah benar.Sebab, kata dia, keputusan pemerintah tidak menonaktifkan Ahok mengada-ada.

"Para Hakim Agung tidak kalah pintar. Masalah ini dikembalikan kepada pemerintah. Sekarang pemerintah bingung menyikapinya, minta fatwa MA tetapi MA mengembalikan kepada pemerintah untuk memutuskan. Masalah ini masuk ranah politik. Karena dianggap rawan, MA tidak mau terlibat. Berkali-kali MA tidak mau seperti itu, seperti pilkada, MA maunya di MK," ungkapnya.

Dia juga mengatakan peristiwa ini merupakan preseden buruk bagi Indonesia karena dengan mudahnya aparatur negara atau pemerintah melanggar undang-undan hanya demi kepentingan seseorang.

"Tentunya akan timbul ketidakpercayaan terhadap penegakan hukum kita," ucapnya.
(dam)
Berita Terkait
Kemenag Sebut 16 Kekerasan...
Kemenag Sebut 16 Kekerasan Seksual yang Bisa Dipidana sebagai
Trump Dituduh Melakukan...
Trump Dituduh Melakukan Pelecehan Seksual Terhadap Mantan Model
Kronologi Pelecehan...
Kronologi Pelecehan terhadap Jurnalis Perempuan di KRL
Menag Imbau Panitia...
Menag Imbau Panitia Pengajian Ikut Jaga Keamanan Ulama
Pelecehan Seksual terhadap...
Pelecehan Seksual terhadap Wanita Terjadi di Toilet SPBU
Duh, Masih Banyak Saja...
Duh, Masih Banyak Saja Pelecehan Terhadap Pekerja Perempuan
Berita Terkini
Kemenag Target Indeks...
Kemenag Target Indeks Kepuasan Jemaah Haji 2025 Naik, Plt. Irjen: Layani Seperti Orang Tua Sendiri
28 menit yang lalu
Ikatan Wartawan Hukum...
Ikatan Wartawan Hukum Desak Hakim Tak Batasi Peliputan Sidang Hasto Kristiyanto
6 jam yang lalu
Kemhan: Pembelian Pesawat...
Kemhan: Pembelian Pesawat Tempur Canggih F-15EX Tunggu Kemenkeu
6 jam yang lalu
Hasto Tertawa Usai Jalani...
Hasto Tertawa Usai Jalani Sidang Perdana: Masih Belajar sebagai Terdakwa
7 jam yang lalu
Pesan Mardiono saat...
Pesan Mardiono saat Hadiri Pelantikan Gubernur Papua Pegunungan dan Bangka Belitung
7 jam yang lalu
Kejagung: Djuyamto Sempat...
Kejagung: Djuyamto Sempat Titip Tas Berisi HP dan Uang Dolar ke Satpam Pengadilan
8 jam yang lalu
Infografis
9 Negara Asia Lolos...
9 Negara Asia Lolos Piala Dunia U-17 2025, Indonesia Wakil ASEAN
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved