Mencermati Manuver Terkait Dugaan Penyadapan SBY-Ma'ruf Amin
A
A
A
JAKARTA - Polemik atas sikap terdakwa kasus dugaan penodaan agama Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok yang dinilai menghina Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Ma'ruf Amin dan menyeret juga Ketua Umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), terus mengundang reaksi sejumlah pihak.
Tokoh Nahdlatul Ulama (NU) sekaligus penulis biografi KH Ma’ruf Amin, Ahmad Baso menilai, ada yang ingin mempolitisir dari kegaduhan yang muncul beberapa hari ini.
"Padahal Ahok sudah minta maaf pada Kiai Ma’ruf dan Kiai Ma’ruf sendiri sudah memaafkan. Namun isu ini masih terus berlanjut," kata Ahmad Baso, Jumat (3/2/2017).
Mantan Komisioner Komnas HAM (2007-2012) ini mengatakan, isu penyadapan antara SBY dan KH Ma’ruf Amin ini terus berlanjut karena pihak-pihak yang melakukan politisasi.
"Orang-orang sekitar SBY sudah matang dalam politisasi agama," tegasnya.
Ahmad Baso mengungkapkan, sebelumnya Front Pembela Islam (FPI) yang dipakai, namun karena FPI sudah jadi kartu mati karena banyaknya kasus di Kepolisian saat ini.
"Kartu FPI sudah mati sejak banyak kasus numpuk di Kepolisian, tinggal mainkan kartu massa NU lewat setingan KH Makruf Amin," ucapnya.
Untuk itu dia mengimbau untuk agar publik berhati-hati dan tidak terprovokasi atasi isu ini. "Maka hati-hati sahabat," pungkas Ahmad Baso.
Tokoh Nahdlatul Ulama (NU) sekaligus penulis biografi KH Ma’ruf Amin, Ahmad Baso menilai, ada yang ingin mempolitisir dari kegaduhan yang muncul beberapa hari ini.
"Padahal Ahok sudah minta maaf pada Kiai Ma’ruf dan Kiai Ma’ruf sendiri sudah memaafkan. Namun isu ini masih terus berlanjut," kata Ahmad Baso, Jumat (3/2/2017).
Mantan Komisioner Komnas HAM (2007-2012) ini mengatakan, isu penyadapan antara SBY dan KH Ma’ruf Amin ini terus berlanjut karena pihak-pihak yang melakukan politisasi.
"Orang-orang sekitar SBY sudah matang dalam politisasi agama," tegasnya.
Ahmad Baso mengungkapkan, sebelumnya Front Pembela Islam (FPI) yang dipakai, namun karena FPI sudah jadi kartu mati karena banyaknya kasus di Kepolisian saat ini.
"Kartu FPI sudah mati sejak banyak kasus numpuk di Kepolisian, tinggal mainkan kartu massa NU lewat setingan KH Makruf Amin," ucapnya.
Untuk itu dia mengimbau untuk agar publik berhati-hati dan tidak terprovokasi atasi isu ini. "Maka hati-hati sahabat," pungkas Ahmad Baso.
(maf)