Saling Lapor Polisi Berpotensi Meruntuhkan Persatuan Bangsa
A
A
A
JAKARTA - Bangsa Indonesia harus sadar bahwa teknologi informasi yang digunakan untuk berinteraksi dan komunikasi mudah nemancing emosi dan rasa ketersinggungan. Maka itu Bangsa Indonesia perlu membangun komunikasi melalui dialog, tatap muka dan silaturahmi dengan komunikasi dua arah.
Pengamat kebijakan publik dari Universitas Prof Dr Moestopo (Beragama), Paiman Raharjo mengatakan, sangat beda berinteraksi melalui media dengan tatap muka atau komunikasi langsung. Menurutnya tatap muka langsung lebih memiliki rasa ikatan emosional dan lebih memiliki ikatan batin.
"Kita bangsa Indonesia kembali sebagai bangsa yang berbudi luhur dan bermartabat, seperti sifat sifat luhur yang diwariskan oleh pendahulu kita," ujar Paiman, Jakarta, Kamis (2/2/2017).
Dia merasa prihatin atas berbagai peristiwa yang membawa bangsa Indonesia ke arah perpecahan. Dia khawatir kondisi ini berdampak pada runtuhnya rasa persatuan dan kesatuan bangsa. (Baca: Aa Gym Tak Rela Ma'ruf Amin Direndahkan dan Diancam)
"Bangsa Indonesia saat ini saling menghujat ,memaki, memfitnah dan saling melaporkan ke polisi," ucapnya.
Pengamat kebijakan publik dari Universitas Prof Dr Moestopo (Beragama), Paiman Raharjo mengatakan, sangat beda berinteraksi melalui media dengan tatap muka atau komunikasi langsung. Menurutnya tatap muka langsung lebih memiliki rasa ikatan emosional dan lebih memiliki ikatan batin.
"Kita bangsa Indonesia kembali sebagai bangsa yang berbudi luhur dan bermartabat, seperti sifat sifat luhur yang diwariskan oleh pendahulu kita," ujar Paiman, Jakarta, Kamis (2/2/2017).
Dia merasa prihatin atas berbagai peristiwa yang membawa bangsa Indonesia ke arah perpecahan. Dia khawatir kondisi ini berdampak pada runtuhnya rasa persatuan dan kesatuan bangsa. (Baca: Aa Gym Tak Rela Ma'ruf Amin Direndahkan dan Diancam)
"Bangsa Indonesia saat ini saling menghujat ,memaki, memfitnah dan saling melaporkan ke polisi," ucapnya.
(kur)