Kicauan SBY Bikin Gerah Politikus Partai Pendukung Pemerintah
A
A
A
JAKARTA - Setelah politikus Partai Hanura Dadang Rusdiana, giliran politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Arteria Dahlan melancarkan kritik terhadap kicauan Presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di Twitter.
Arteria menilai cuitan SBY di Twitter tidak tepat di tengah upaya pemerintah mempersatukan seluruh elemen bangsa.
SBY melalui akun Twitter pribadinya @SB Yudhoyono menyatakan keprihatianannya terhadap negara saat ini. Menurut SBY, saat ini juru fitnah dan penyebar hoax berkuasa dan merajalela. "Kapan rakyat dan yang lemah menang," tulisnya, Jumat 20 Januari 2017. (Baca juga: SBY: Ya Allah Negara Kok Jadi Begini)
Arteria menyebut kicauan SBY membingungkan. Dia menilai tidak jelas maksud dan tujuannya, serta ditujukan kepada siapa. Dia mengingatkan, rakyat sudah lelah melihat akrobat politik yang cenderung tidak terkontrol.
"Lebih baik semua pihak menahan diri," kata Arteria melalui keterangan tertulis yang diterima SINDOnews, Minggu (22/1/2017).
Anggota Komisi II DPR itu mengimbau kepada semua pihak untuk merapatkan barisan. Bahu membahu menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Di mata Arteria, tensi politik yang terjadi saat ini bukan hanya efek dari kompetisi lokal untuk merebut kekuasaan secara konstitusional, tetapi ada ancaman besar terkait disintegrasi bangsa.
"Pada titik inilah, hendaknya semua pihak melihat dengan perspektif keindonesiaan, mengingat saat ini kebencian begitu mudahnya ditebar. Kita semua seolah lupa bahwa kita ini satu keluarga, keluarga besar Indonesia Raya," ujarnya.
Sebelumnya, politikus Partai Hanura Dadang Rusdiana juga mengkritik kicauan SBY. Menurut dia, setiap pemimpin memiliki kekurangan, baik era SBY maupun Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Dia mengingatkan, seharusnya dalam situasi sekarang Presiden keenam Indonesia itu mendukung Jokowi. "Harusnya kita dukung, kita hormati posisi Presiden jangan sampai dituduh lain-lain, apalagi penyebar hoax," ujar Dadang kepada SINDOnews melalu telepon, Jakarta, Sabtu 21 Januari 2017. (Baca juga: Politikus Hanura Peringatkan SBY Jangan Komentar yang Aneh-aneh)
Menurutnya, situasi nasional semakin memanas menjelang pemilihan Gubernur DKI Jakarta. Dia khawatir, situasi bertambah keruh jika ada komentar yang menimbulkan polemik.
Arteria menilai cuitan SBY di Twitter tidak tepat di tengah upaya pemerintah mempersatukan seluruh elemen bangsa.
SBY melalui akun Twitter pribadinya @SB Yudhoyono menyatakan keprihatianannya terhadap negara saat ini. Menurut SBY, saat ini juru fitnah dan penyebar hoax berkuasa dan merajalela. "Kapan rakyat dan yang lemah menang," tulisnya, Jumat 20 Januari 2017. (Baca juga: SBY: Ya Allah Negara Kok Jadi Begini)
Arteria menyebut kicauan SBY membingungkan. Dia menilai tidak jelas maksud dan tujuannya, serta ditujukan kepada siapa. Dia mengingatkan, rakyat sudah lelah melihat akrobat politik yang cenderung tidak terkontrol.
"Lebih baik semua pihak menahan diri," kata Arteria melalui keterangan tertulis yang diterima SINDOnews, Minggu (22/1/2017).
Anggota Komisi II DPR itu mengimbau kepada semua pihak untuk merapatkan barisan. Bahu membahu menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Di mata Arteria, tensi politik yang terjadi saat ini bukan hanya efek dari kompetisi lokal untuk merebut kekuasaan secara konstitusional, tetapi ada ancaman besar terkait disintegrasi bangsa.
"Pada titik inilah, hendaknya semua pihak melihat dengan perspektif keindonesiaan, mengingat saat ini kebencian begitu mudahnya ditebar. Kita semua seolah lupa bahwa kita ini satu keluarga, keluarga besar Indonesia Raya," ujarnya.
Sebelumnya, politikus Partai Hanura Dadang Rusdiana juga mengkritik kicauan SBY. Menurut dia, setiap pemimpin memiliki kekurangan, baik era SBY maupun Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Dia mengingatkan, seharusnya dalam situasi sekarang Presiden keenam Indonesia itu mendukung Jokowi. "Harusnya kita dukung, kita hormati posisi Presiden jangan sampai dituduh lain-lain, apalagi penyebar hoax," ujar Dadang kepada SINDOnews melalu telepon, Jakarta, Sabtu 21 Januari 2017. (Baca juga: Politikus Hanura Peringatkan SBY Jangan Komentar yang Aneh-aneh)
Menurutnya, situasi nasional semakin memanas menjelang pemilihan Gubernur DKI Jakarta. Dia khawatir, situasi bertambah keruh jika ada komentar yang menimbulkan polemik.
(dam)