Antusiasme Suporter

Rabu, 14 Desember 2016 - 08:31 WIB
Antusiasme Suporter
Antusiasme Suporter
A A A
BETAPA sepak bola menjadi olahraga yang paling digandrungi masyarakat kita. Setiap kali tim nasional (timnas) kita bermain, puluhan ribu atau bahkan ratusan ribu orang berbondong-bondong ke stadion untuk menyaksikan timnas kita berjuang di lapangan hijau.

Siaran televisi pun akan mendulang share dan rating. Apalagi jika timnas kita memiliki harapan untuk bisa merengkuh sebuah prestasi yang sudah lama dinanti.

Selepas terkena hukuman bermain di ajang internasional oleh FIFA (federasi sepak bola dunia), timnas Indonesia justru menunjukkan tajinya dengan masuk ke babak final AFF Cup 2016 menghadapi Thailand.

Padahal sebelumnya banyak yang memprediksi, untuk lolos ke semifinal pun cukup berat, apalagi ke final. Sang pelatih Alfred Riedl pun hanya menargetkan lolos ke semifinal setelah melakukan analisis internal dan eksternal timnas.

Tak ayal ketika final leg pertama AFF Cup 2016 akan digelar di Stadion Pakansari, Cibinong, Kabupaten Bogor, antusiasme yang luar biasa dari suporter (pendukung) timnas pun mengemuka.

Sejak pagi mereka rela mengantre untuk mendapatkan tiket agar bisa menyaksikan langsung Boaz Solosa dkk bermain menghadapi Thailand.

Para pendukung fanatik timnas ini memang memilih membeli tiket secara offline yang hanya disediakan separo dari kapasitas Stadion Pakansari, yaitu sekitar 17.000, sedangkan sisanya dijual secara online.

Daya tampung yang hanya 30.000 memang tidak bisa mewadahi antusiasme masyarakat kita terhadap sepak bola. Bahkan jika timnas bermain di laga final seperti nanti malam, dua stadion sekelas SUGBK pun bisa terisi penuh.

Antusiasme suporter yang sangat besar ini adalah potensi sekaligus ancaman. Antusiasme suporter ini bisa menjadi hal yang positif, tetapi bisa juga negatif.

Satu hal yang menentukan itu sebagai potensi (positif) atau ancaman (negatif) adalah bagaimana kita mengelola antusiasme suporter tersebut. Jika dikelola dengan baik akan berdampak pada majunya sepak bola Indonesia baik dalam industri (bisnis) maupun prestasi.

Pengelolaan tiket bisa menjadi contoh. Harus diakui PSSI sebagai penyelenggara belum bisa mengelola dengan baik antusiasme suporter Indonesia. Antrean yang berdesakan, maraknya calo tiket hingga sistem pembelian online yang sulit diakses membuktikan PSSI mesti membenahi sistem pertiketan.

Masih banyak yang mengeluhkan pengelolaan tiket dan tidak sebanding dengan antusiasme suporter kita. PSSI mestinya bisa belajar terhadap pengelola konser musik atau event organizer yang bisa mengelola tiket dengan baik.

Apalagi kemajuan teknologi informasi saat ini bisa menunjang kemudahan dalam mengelola tiket. Tampaknya PSSI masih menggunakan cara-cara lama untuk mengelola tiket.

Bayangkan jika pengelolaan tiket itu bisa dilakukan dengan baik tentu akan memudahkan PSSI meraup rupiah. Bahkan, jika kapasitas stadion tidak bisa menampung penonton lagi, PSSI bisa menggelar fan festival (fanves) dengan menggelar layar super-raksasa dengan hiburan lainnya menjelang pertandingan.

Mengacu pada negara lain seperti negara-negara Eropa mungkin tidak apple to apple. Tapi setidaknya bisa juga untuk referensi dalam pengelolaan tiket. Ketika event besar terjadi, para negara tersebut melakukan penjualan online.

Lantas mereka juga menggelar fanfes dengan acara yang supermenarik untuk menampung antusiasme suporter yang tidak bisa masuk ke stadion. Sekali lagi, antusiasme suporter kita begitu luar biasa.

Dan ini jika dilihat sebagai potensi akan dapat mengembangkan industri sepak bola Tanah Air. Contoh sederhana adalah bagaimana setiap pertandingan liga Indonesia di daerah-daerah selalu dipadati penonton, begitu juga dengan siaran di televisi yang meningkatkan rating dan sharing.

Kita berharap, potensi suporter Indonesia yang luar biasa ini juga berimbas pada prestasi dan industri sepak bola di Tanah Air. Sekarang kembali ke PSSI sebagai pengelola, apakah bisa menggarap peluang luar biasa tersebut.
(maf)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0832 seconds (0.1#10.140)