AS Mitra Dagang Penting

Kamis, 10 November 2016 - 12:13 WIB
AS Mitra Dagang Penting
AS Mitra Dagang Penting
A A A
Di tengah gelombang euforia, Presiden Amerika Serikat (AS) terpilih Donald Trump menyampaikan pidato singkat yang jauh dari kesan sangar dan provokatif seperti saat musim kampanye pemilihan Presiden AS.

Tokoh kontroversial itu menyatakan ingin mengubur perpecahan, konflik, dan dendam selama 18 bulan masa kampanye. Trump balik merangkul para pemilih yang tidak mendukungnya dengan menyatakan siap menjangkau untuk mendapatkan bimbingan dan bantuan sehingga dapat bekerja sama.

”Saya berjanji kepada setiap warga di negeri ini bahwa saya akan menjadi presiden untuk semua orang AS.” Kontan tepuk tangan dari para pendukungnya membahana.

Trump juga mengaku telah menerima ucapan selamat dari pesaingnya Hillary Clinton sesaat setelah ”menaklukkan” negara bagian Pennsylvania yang selama ini menjadi lumbung suara Partai Demokrat sejak 1992 lalu.

Kemenangan Donald Trump betul-betul mengejutkan. Bagaimana tidak, berbagai hasil jajak pendapat dari lembaga survei yang sangat kredibel karena hasilnya tak pernah meleset, Trump selalu berada di belakang rivalnya Hillary Clinton meski angkanya cuma berbeda tipis.

Sejumlah kalangan dari tubuh Partai Republik yang menjadi ”kendaraan” pengusaha kaya itu juga tidak menyangka kemenangan akan berpihak kepada Trump yang selalu dijuluki si mulut besar.

Tokoh pebisnis sukses itu berhasil meraih 276 electoral vote,sementara Hillary Clinton hanya mengumpulkan 218 electoral vote. Angka perolehan electoral vote itu melampaui ketentuan sebanyak 270 untuk memenangi Pemilu Presiden AS.

Pertanyaan menarik, kebijakan Donald Trump akan diarahkan ke mana setelah menjadi nakhoda negeri adidaya itu? Dalam pidato sesaat setelah memenangi pertarungan Pemilu Presiden AS yang diwarnai sejumlah kontroversi, miliarder yang kini tercatat sebagai presiden AS ke-45 itu menegaskan bahwa pemerintahannya siap membangun kemitraan bukan konflik dengan negara lain.

Apa yang diungkapkan pengusaha properti itu jauh dari sikap yang selalu dipertontonkan pada masa kampanye. Sungguh berbalik dengan tema-tema kampanyenya yang selama ini ditujukan kepada sejumlah pihak, terutama kepada muslim dan kaum imigran ilegal yang dinilai telah mengacaukan AS. Pidato singkat itu terasa menyejukkan bagi siapa saja yang mendengarnya.

Memang, meski Donald Trump tampil dengan muka manis dan bersahabat di depan ribuan pendukungnya dan disiarkan oleh jaringan televisi internasional ke seluruh penjuru dunia, tetap saja pidatonya tidak memberi sentimen positif terhadap pasar saham di dunia. Termasuk pasar saham di Indonesia di mana indeks harga saham gabungan (IHSG) anjlok sekitar 1,03% pada penutupan perdagangan kemarin.

Mengawali perdagangan saham di zona hijau, indeks menguat 0,23% ke level 5.483, tetapi angka itu tidak bertahan lama seiring dengan perolehan suara Trump yang terus mengungguli rivalnya.

Pada penutupan perdagangan indeks terkoreksi 56,360 poin atau 1,03% ke level 5.414,321. Pelaku pasar memprediksi kebijakan Trump tidak mendukung kondusifnya ekonomi AS. Sementara nilai tukar rupiah juga ikut terkulai dan sempat menyentuh level Rp13.200 per USD.

Namun Bank Indonesia meyakini bahwa pelemahan rupiah hanya bersifat jangka pendek. Mengantisipasi dampak lebih jauh pengaruh terpilihnya Donald Trump terhadap perekonomian Indonesia sangatlah penting.

AS merupakan mitra dagang tradisional Indonesia yang selama ini menjadi salah satu pasar ekspor terbesar. Menteri Koordinator (Menko) Perekonomian Darmin Nasution tidak menampik munculnya sentimen negatif.

Namun dia meyakini kalaupun ada pengaruhnya, itu hanya berlangsung singkat, sebab Indonesia dan AS saling membutuhkan satu sama lain. Berdasarkan data US Bureau of Economic Analysis, total volume perdagangan Indonesia AS tercatat sebesar USD27,5 miliar pada 2014 dengan surplus di pihak Indonesia.

Data terbaru menunjukkan ekspor nonmigas ke AS periode Juni 2016 sebesar USD1,62 miliar, disusul ke Jepang USD1,24 miliar dan China USD1,21 miliar.

Karena itu, kita berharap hubungan Indonesia-AS sebagai mitra dagang tradisional akan lebih menguntungkan di bawah kendali Presiden Donald Trump. Presiden Joko Widodo (Jokowi) meyakini hubungan kedua negara akan tetap terjaga siapa pun presidennya.

Dan Ketua Umum Partai Persatuan Indonesia (Perindo) Hary Tanoesoedibjo (HT) lebih optimistis kualitas hubungan Indonesia-AS bakal lebih baik. Selamat datang presiden baru AS.
(dam)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5959 seconds (0.1#10.140)