SBY Dorong Jokowi Tuntaskan Kasus Munir
SBY Dorong Jokowi Tuntaskan Kasus Munir
A
A
A
JAKARTA - Presiden RI keenam Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mendukung penuh jika Presiden Joko Widodo (Jokowi) berniat menuntaskan kasus pembunuhan aktivis HAM Munir Said Thalib.
Pasalnya, aktor intelektual kasus itu belum terang benderang hingga kini. Sejauh ini baru dua orang dihukum, yakni Pilot Garuda Indonesia Pollycarpus Budihari Priyanto dan Direktur Utama Garuda Indonesia Indra Setiawan.
Adapun Munir meninggal akibat racun arsenik ketika sedang menuju Amsterdam untuk melanjutkan kuliah pascasarjana, pada 7 September 2004, di atas pesawat Garuda dengan Nomor GA-974.
"Saya mendukung langkah-langkah Presiden Jokowi jika memang akan melanjutkan penegakan hukum ini, jika memang ada yang belum selesai," ujar SBY di Kediamannya, Puri Cikeas, Gunung Putri, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, hari Selasa (25/10/2016).
SBY pun siap memberikan penjelasan sesuai dengan konteksnya yang relevan dengan apa yang menjadi perhatian masyarakat.
"Saya sampaikan kepada rakyat Indonesia, berkaitan dengan tindaklanjut temuan dan rekomendasi tim pencari fakta (TPF) kasus pembunuhan Munir, saya sebagai presiden waktu itu bertanggung jawab," tutur Ketua Umum Partai Demokrat ini.
Dirinya pun mengaku bertanggung jawab atas langkah pemerintahannya saat itu dalam menindaklanjuti rekomendasi dan temuan TPF kasus pembunuhan Munir.
Dalam kesempatan jumpa pers itu, SBY didampingi sejumlah mantan pejabat di era pemerintahannya yakni, mantan Menteri Sekretaris Negara Sudi Silalahi, mantan Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan Djoko Suyanto.
Kemudian mantan Kapolri Jenderal (Purn) Bambang Hendarso Danuri, mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Syamsir Siregar dan mantan Ketua TPF kasus Munir Marsudi Hanafi.
Pasalnya, aktor intelektual kasus itu belum terang benderang hingga kini. Sejauh ini baru dua orang dihukum, yakni Pilot Garuda Indonesia Pollycarpus Budihari Priyanto dan Direktur Utama Garuda Indonesia Indra Setiawan.
Adapun Munir meninggal akibat racun arsenik ketika sedang menuju Amsterdam untuk melanjutkan kuliah pascasarjana, pada 7 September 2004, di atas pesawat Garuda dengan Nomor GA-974.
"Saya mendukung langkah-langkah Presiden Jokowi jika memang akan melanjutkan penegakan hukum ini, jika memang ada yang belum selesai," ujar SBY di Kediamannya, Puri Cikeas, Gunung Putri, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, hari Selasa (25/10/2016).
SBY pun siap memberikan penjelasan sesuai dengan konteksnya yang relevan dengan apa yang menjadi perhatian masyarakat.
"Saya sampaikan kepada rakyat Indonesia, berkaitan dengan tindaklanjut temuan dan rekomendasi tim pencari fakta (TPF) kasus pembunuhan Munir, saya sebagai presiden waktu itu bertanggung jawab," tutur Ketua Umum Partai Demokrat ini.
Dirinya pun mengaku bertanggung jawab atas langkah pemerintahannya saat itu dalam menindaklanjuti rekomendasi dan temuan TPF kasus pembunuhan Munir.
Dalam kesempatan jumpa pers itu, SBY didampingi sejumlah mantan pejabat di era pemerintahannya yakni, mantan Menteri Sekretaris Negara Sudi Silalahi, mantan Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan Djoko Suyanto.
Kemudian mantan Kapolri Jenderal (Purn) Bambang Hendarso Danuri, mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Syamsir Siregar dan mantan Ketua TPF kasus Munir Marsudi Hanafi.
(maf)
Explore More