PDIP Perkuat Rekrutmen dan Kaderisasi
A
A
A
YOGYAKARTA - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) memperkuat disain rekrutmen dan kaderisasi. Langkah tersebut untuk menanamkan ideologi kepada kader agar memahami persoalan masyarakat dan ikatan emosional dengan Bung Karno.
Hal itu diungkapkan Sekretaris Jenderal DPP PDIP Hasto Kristiyanto saat memberikan pengarahan pada acara pendidikan kader pratama DPC PDIP Kabupaten Gunung Kidul, Wonosari, Gunung Kidul, Yogyakarta, Sabtu (22/10). Hadir dalam acara itu calon Bupati Kulonprogo Hasto Wardoyo.
"PDIP tidak menutup mata masih ada kekurangan. Masih ada kendala sumber daya manusia. Tapi PDIP bergerak dengan penuh keyakinan melakukan perbaikan internal agar PDIP tampil dengan wajah ideal partai," tuturnya.
Hasto mengatakan, misalnya kader PDIP di Gunung Kidul tidak akan berdiri sendiri namun menjadi kekuatan partai dari Sabang sampai Merauke.
"Kader ini akan ditugaskan ke daerah lain, termasuk ke Aceh, dan Papua. Sehingga membangun keindonesiaan yang satu bisa dijalankan. PDIP tidak mengenal seseorang dari unsur agama atau ras, semua sama. Indonesia bukan untuk agama tertentu, bukan untuk suku tertentu tapi Indonesia untuk semua," paparnya.
Oleh karena itu, kata Hasto, kader PDIP akan mendapat penugasan untuk tinggal di luar wilayahnya guna memperkokoh keindonesiaan kader partai.
Hasto juga mengimbau kader untuk mendekati dan merekrut kaum muda, khususnya kalangan SMA dan memberi penjelasan mengenai kepeloporan dan kepemimpinan Bung Karno.
Sejarah mencatat Bung Karno sangat memberi perhatian kepada kaum muda. "Anak SMA tunas bangsa yang harus ditumbuhkembangkan. Partai harus bisa menumbukan semangat ke anak muda," ucapnya.
Sementara itu Hasto Wardoyo menjelaskan berbagai hal yang bisa dilakukan untuk memperkuat kemandirian ekonomi.
Dia juga menceritakan berbagai program kerakyatan yang dilaksanakan sewaktu menjabat jadi Bupati Kulonprogo. Salah satunya memanfaatkan sumber daya alam untuk menopang kemandirian di bidang ekonomi.
Pada bagian lain sambutannya, Hasto Wardoyo mengatakan, Indonesia membutuhkan inovator bukan provokator. Dia meminta kader PDIP untuk melakukan inovasi meskipun itu dimulai dari hal-hal kecil.
"Saat ini sudah banyak motivator, tapi Indonesia butuh inovator. Indonesia memerlukan mentor, bukan provokator," ucap Hasto Wardayo.
Hal itu diungkapkan Sekretaris Jenderal DPP PDIP Hasto Kristiyanto saat memberikan pengarahan pada acara pendidikan kader pratama DPC PDIP Kabupaten Gunung Kidul, Wonosari, Gunung Kidul, Yogyakarta, Sabtu (22/10). Hadir dalam acara itu calon Bupati Kulonprogo Hasto Wardoyo.
"PDIP tidak menutup mata masih ada kekurangan. Masih ada kendala sumber daya manusia. Tapi PDIP bergerak dengan penuh keyakinan melakukan perbaikan internal agar PDIP tampil dengan wajah ideal partai," tuturnya.
Hasto mengatakan, misalnya kader PDIP di Gunung Kidul tidak akan berdiri sendiri namun menjadi kekuatan partai dari Sabang sampai Merauke.
"Kader ini akan ditugaskan ke daerah lain, termasuk ke Aceh, dan Papua. Sehingga membangun keindonesiaan yang satu bisa dijalankan. PDIP tidak mengenal seseorang dari unsur agama atau ras, semua sama. Indonesia bukan untuk agama tertentu, bukan untuk suku tertentu tapi Indonesia untuk semua," paparnya.
Oleh karena itu, kata Hasto, kader PDIP akan mendapat penugasan untuk tinggal di luar wilayahnya guna memperkokoh keindonesiaan kader partai.
Hasto juga mengimbau kader untuk mendekati dan merekrut kaum muda, khususnya kalangan SMA dan memberi penjelasan mengenai kepeloporan dan kepemimpinan Bung Karno.
Sejarah mencatat Bung Karno sangat memberi perhatian kepada kaum muda. "Anak SMA tunas bangsa yang harus ditumbuhkembangkan. Partai harus bisa menumbukan semangat ke anak muda," ucapnya.
Sementara itu Hasto Wardoyo menjelaskan berbagai hal yang bisa dilakukan untuk memperkuat kemandirian ekonomi.
Dia juga menceritakan berbagai program kerakyatan yang dilaksanakan sewaktu menjabat jadi Bupati Kulonprogo. Salah satunya memanfaatkan sumber daya alam untuk menopang kemandirian di bidang ekonomi.
Pada bagian lain sambutannya, Hasto Wardoyo mengatakan, Indonesia membutuhkan inovator bukan provokator. Dia meminta kader PDIP untuk melakukan inovasi meskipun itu dimulai dari hal-hal kecil.
"Saat ini sudah banyak motivator, tapi Indonesia butuh inovator. Indonesia memerlukan mentor, bukan provokator," ucap Hasto Wardayo.
(dam)