Pesan Ketua MPR Agar Indonesia Jadi Bangsa yang Kuat
A
A
A
JAKARTA - Dewan Pimpinan Pusat (DPP) LDII melaksanakan Fokus Grup Diskusi (FGD). Hadir dalam acara itu Ketua MPR Zulkifli Hasan sekaligus sebagai keynote speech.
Pada kesempatan itu, Zulkifli Hasan mengatakan, Indonesia sebagai bangsa maritim yang dua pertiganya wilayah kelautan akan maju dan kuat jika mendapat kepercayaan dari masyarakatnya. Kepercayaan ini, kata dia jika semua potensi kekayaan alam yang dimiliki bangsa ini digunakan untuk kemakmuran masyarakat.
“Namun pada kenyataannya, yang menikmati hanya segelintir rakyat saja. Inilah bukti bahwa masyarakat hanya baru hafal Pancasila tetapi tidak dilaksanakan,” ujar Zulkifli, Jakarta, Selasa (11/10/2016).
Sementara peneliti Paradigma Institute, Prasetyo Sunaryo sebagai narasumber dalam acara itu memaparkan implikasi teknologi menuju negara maritim. Menurutnya, kondisi geopolitik dan geostrategi Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia berimplikasi pada perlunya kapasitas teknologi maritim yang memadai. (Baca: Ketua MPR Sosialisasikan Empat Pilar ke Warga Keturunan Tionghoa)
"Termasuk keperluan riset, pemantauan dan pengawasan pantaisepanjang 95.181 km, serta zona ekonomi ekslusif seluas 2.7 juta km2," ucap Prasetyo.
Pada kesempatan itu, Zulkifli Hasan mengatakan, Indonesia sebagai bangsa maritim yang dua pertiganya wilayah kelautan akan maju dan kuat jika mendapat kepercayaan dari masyarakatnya. Kepercayaan ini, kata dia jika semua potensi kekayaan alam yang dimiliki bangsa ini digunakan untuk kemakmuran masyarakat.
“Namun pada kenyataannya, yang menikmati hanya segelintir rakyat saja. Inilah bukti bahwa masyarakat hanya baru hafal Pancasila tetapi tidak dilaksanakan,” ujar Zulkifli, Jakarta, Selasa (11/10/2016).
Sementara peneliti Paradigma Institute, Prasetyo Sunaryo sebagai narasumber dalam acara itu memaparkan implikasi teknologi menuju negara maritim. Menurutnya, kondisi geopolitik dan geostrategi Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia berimplikasi pada perlunya kapasitas teknologi maritim yang memadai. (Baca: Ketua MPR Sosialisasikan Empat Pilar ke Warga Keturunan Tionghoa)
"Termasuk keperluan riset, pemantauan dan pengawasan pantaisepanjang 95.181 km, serta zona ekonomi ekslusif seluas 2.7 juta km2," ucap Prasetyo.
(kur)